Dunia Asing

8.1K 401 24
                                    

Sesosok gadis terbaring di rerumputan nan hijau. Sebuah pohon besar berdaun merah kecoklatan menaungi semua tubuh gadis itu. Menghambat pancaran sinar matahari dan menyisakan sedikit kehangatan yang menembus daun itu. Semilir angin membelai wajah sang gadis yang masih menutup kedua kelopak matanya. Rambutnya yang berwarna merah muda terlalu kontras dengan segarnya rumput hijau.

Seorang laki – laki berpakaian sederhana berwarna biru muda berjalan mendekat. Ia memangku beberapa kayu kering yang akan digunakan untuk berjualan di pasar nanti. "Ah apa itu?" laki – laki itu berlari dan menghampiri sang gadis yang damai dalam tidurnya. "Ma... Manusia?" teriaknya setelah mendekat.

Laki – laki itu berjongkok dan mengguncang bahu sang gadis. "Hei, nona! Nona! Bangunlah! Kenapa anda disini?" panggil laki – laki itu.

Setelah beberapa guncangan, perlahan Ghita membuka mata. Matanya berkedip menahan cahaya terang yang masuk ke dalam matanya. Bayang laki – laki yang terus membangunkannya semakin jelas. Ia terkejut. Dan langsung mengubah posisinya. Duduk dan menatap laki – laki asing yang baru saja ia temui. "Kamu siapa?" Tanya Ghita bingung.

"Justru aku yang bertanya demikian nona. Kenapa nona tidur di sini? Dan lagi, nona dari mana? Melihat pakaian dan rambut nona, nona bukanlah orang klan Tao kan?" jabar laki – laki itu.

Ghita bingung. Laki – laki ini berbicara menggunakan bahasa asing dan anehnya ia mengerti itu. Bahkan ia sedang berbicara menggunakan bahasa asing itu. "Aku? Aku juga tidak tahu."

"Lalu mengapa nona bias berada di sini?" tanya laki – laki itu lanjut.

Ghita berpikir, mengingat kembali kepingan ingatannya sebelum membuka mata. Yang ia tahu, ia baru saja tidur di kamarnya. Ia melihat baju yang tengah ia gunakan. Masih sama dengan baju ketika ia tidur. Sebuah piyama putih dengan hiasan bunga kecil di seluruh bagiannya. Aku baru saja tertidur. Tapi mengapa aku bisa berada di sini? Di tempat asing ini? Kepalanya terasa pusing. Sulit untuk menganalisa apa yang sebenarnya terjadi.

"Nona?" panggil laki – laki itu lagi.

"Aku tidak tahu. Maaf!" balas Ghita tertunduk.

"Kalau begitu bagaimana kalau ikut bersama kami? Kebetulan kami hanya berdua. Aku dan ibuku. Dan panggil saja aku Zhao. Siapa namamu?" ucap laki – laki itu sambil mengulurkan tangan, membantu Ghita berdiri.

"Aku boleh ke tempat mu?" tanya Ghita sambil menyambut uluran tangan itu. Mungkin dia bukan orang jahat. Setidaknya aku tidak terlantar di negeri antah berantah ini. Ia menepuk pelan bajunya kemudian tersenyum. "Namaku Ghita, salam kenal Zhao!"

"Ghita? Nama yang unik. Kamu pasti bukan berasal dari sini. Oh ya, pakai ini. Tutupi rambutmu." Zhao melemparkan sebuah kain putih pada Ghita. Ia kembali memangku kayu bakar yang sempat diletakkannya di tanah ketika membangunkan Ghita.

"Mengapa aku harus memakainya?" tanya Ghita sambil menutupi rambutnya dengan kain itu sehingga hanya wajah putihnya yang terlihat.

"Kamu lihat rambutku? Semua orang disini berwarna seperti ini. Dan lihat rambutmu. Sangat berbeda dengan kami." jelas laki – laki itu.

Mereka menelusuri hutan menuju desa terdekat. Desa Da Li. Ghita terus mengikuti Zhao dari belakang. Sesekali ia tersandung karena tersangkut akar pohon yang mencuat ke permukaan tanah.

"Lalu, boleh aku bertanya kita ada dimana? Dan bisakah kamu memberikanku informasi umum tentang daerah ini?" tanya Ghita.

"Oke. Kita akan menuju desa Da Li. Wilayah ini adalah wilayah bangsa Tao. Tentu saja wilayah ini dipimpin oleh bangsawan klan Tao. Dan saat ini pemimpinnya adalah Lord Liu Fang. Dan seperti yang kamu lihat kami memiliki rambut berwarna biru." Zhao menjelaskan sambil terus melangkah menuju cahaya yang terlihat di ujung sana.

The White Lotus (Telah Diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang