Four

4.7K 420 8
                                    


.
.
.

Hampir jam 7. Dengan segera aku menuju ruang tengah, (y/n) pasti sudah menungguku. Kami berjanji untuk makan malam bersama hari ini.
Berbagai makanan sudah ditatanya dimeja makan kami. Tapi sebuah kepala menyembul begitu saja dari pinggir meja.

Yaampun, istri mungilku ini tertidur saat menungguku rupanya. Kedua tangannya ia jadikan bantalan dengan wajahnya yang sedikit dimiringkan. Pemandangan yang sangat manis. Agak tidak tega membangunkannya, tapi kalau tak dibangunkan besok aku akan diceramahi pasti. Aku meletakkan tas kerjaku di sofa, menuju meja makan dan mengusap punggungnya perlahan.

"Sayang...."

Apa ini? Kenapa rasanya suhu badannya sedikit hangat?

Langsung saja kuperiksa dahinya dengan salah satu tanganku. Benar saja, dia panas. Tanpa peduli makan malam kami, aku langsung menggendongnya ke kamar dan mengistirahatkannya.

"Tae... sudah.. pulang?"

Terdengar suara manisnya yang lirih. Aku tersenyum dan mendorongnya agar kembali berbaring.

"Uh.. Tae, aku.. pusing. Maafkan aku.."

Rasanya sangat menyedihkan melihat istriku lemah dan pucat seperti ini. Aku mengusap peelahan dahinya lalu mengecupnya pelan.

"Sudah, sudah tidak apa. Istirahatlah. Aku akan selalu menemanimu"

"Tapi.. makan malamnya.."

Ah iya bagaimana bisa aku melupakan sesuatu yang sangat penting.
Aku keluar, mengambil meja kecil dan meletakkannya disamping kasur. Semua makanan kami ku bawa kedalam. Tak lupa penurun demam untuk istriku.

"Ini. Aku akan makan disini bersamamu. Makan yang banyak lalu minum obat ya, (y/n) sayang"

(Y/n) mengangguk lemah dan mulai mangambil makanannya.

"Apa perlu kusuap?"

Istriku menggeleng pelan. Mukanya merona karena demam. Imut sekali.

Aku mengambil mangkuk nasinya, lalu mulai menyuapinya.

"Ah.."

"Aku bisa sendiri...."

"Buka mulut. Ahh...."

Akhirnya dia mau kusuap. Wajah kecilnya yang sedang mengunyah terlihat menggemaskan...

"Kenapa menatapku seperti itu?"

Aku tersadarkan dari lamunanku. Yaampun sudah berapa lama aku menatapnya tadi?

"Eum.. tidak. Hanya saja kau terlihat sangat manis"

Dan ini adalah suapan terakhir..

"Pintar. Kau menghabiskan semuanya"

Aku tersenyum puas kemudian mengelus kepalanya, dan mengecek temperaturnya sekali lagi.

"Huh? Kau bertambah panas? Ada apa"

Tapi tanpa berkata apapun istri mungilku ini langsung berbaring lagi dan menyembunyikan wajahnya dibalik selimut tebal berwarna violet itu.

".....gara-gara kau, Tae bodoh"

Yah, bukan berarti gumaman tak jelasnya itu tak bisa tertangkap pendengaranku.

Aku tersenyum dan mengecupnya lagi dari atas selimut. Sepertinya (y/n) akan lebih senang bila lebih sering kumanja seperti tadi ya?

Taehyung X Reader (DRABBLE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang