***

"Kau bisa melakukannya?"

Wanita itu mengangguk dan menurunkan pistolnya, "cukup menyenangkan jika pelurunya bersarang di tempat yang tepat." Lalu berputar untuk menatap pria di belakangnya, "tapi kenapa kita harus melakukan ini?"

Pria itu mengendik tak acuh, "tentu saja untuk kebaikan kita berdua. Kita akan punya banyak sekali uang untuk memulai hidup baru," dan menyeringai, "kau suka hidup baru?"

Wanita itu mengangguk dan tersenyum manis, "aku suka melakukan apapun jika bersamamu."

"Yeah. Kau akan menyukainya juga kali ini." Bisik pria itu dengan mendekat dan mengambil pistol dari tangan wanita itu untuk meletakkannya di atas meja, sebelum memeluk wanita itu dengan mesra, dari belakang untuk menjilat telinga wanita itu. Wanita itu menggeliat di tubuhnya dengan liar saat getaran gairah membutakan matanya.

"Aku mohon..." Rengek wanita itu saat pria itu menangkup payudaranya dan meremas pelan.

"Kau suka?"

"Oh, yeah... kau tahu aku suka." Desah wanita itu dan membuat tubuh pria itu mengeras saat menekan bokong wanita itu.

Pria itu terkekeh saat wanita itu meraba tubuhnya yang berdenyut, "dasar, Wanita Jalang." Hina pria itu, dan tahu wanita itu suka saat dirinya mencemooh saat mereka bercinta, yang justru membuat wanita itu semakin bergairah. Pria itu mengangkat rok mini yang dikenakan wanita itu dan memukul bokong kenyalnya dengan keras, membuat wanita itu memekik sebelum mengerang senang.

Pria itu mendorong wanita itu untuk menelungkup di atas sofa, sebelum menyatukan tubuh mereka dengan keras dan kasar, membuat mereka mengerang bersamaan.

Pria itu tahu apa yang harus di lakukan untuk memanfaatkan wanita yang kini ditidurinya ini, dan menidurinya termasuk langkah yang harus di lakukan, selain menguntungkan dirinya sendiri juga akan menjadi bagian dari kebohongan yang coba ditampilkannya agar wanita itu percaya bahwa pria itu menginginkan wanita itu.

Mereka bergelung di atas sofa setelah mencapi pelepasan yang memuaskan kedua belah pihak, sebelum wanita itu beranjak dari sofa dengan kembali merapikan gaunnya.

"Aku harus pulang."

Pria itu mengangguk dan mengedip, "jadi kita sudah sepakat untuk semua ini?"

"Akan aku pikirkan."

***

Savage menelepon kembali ponsel Gabby dan mendengus kesal saat panggilannya dialihkan ke kotak suara. Lalu mencoba menghubungi ponsel Clarysta, namun mendapatkan hal serupa pada ponsel Clarysta.

"Aku tidak bisa tersambung pada ponsel Gabby atau Clarysta. Sebenarnya mereka kemana?" Keluhnya Savage menatap pada Hank.

Hank berpaling menatap Savage dan memasang wajah datar, "Gabby bilang akan pulang sebentar dan Clarysta sedang berbelanja bahan makanan. Kenapa kau ingin sekali tahu dimana mereka?"

Savage mengendik tak acuh, "hanya kebiasaan. Kau tahu. Aku selalu memiliki jiwa itu."

"Apa?"

"Melindungi para wanita." membuat Hank serta Yves dan Noah tergelak keras hingga Yves hampir saja membuat kursinya sendiri terjengkang.

"Kenapa kau tidak jujur saja?" Olok Noah pada Savage dan membuat Savage memelototi Noah saat Noah menatap pada Hank.

"Jujur soal apa?" Tanya suara feminin dari pintu perpustakaan, membuat para pria berpaling dan melongo saat melihat Clarysta dengan rok mini hitamnya melangkah masuk untuk kemudian mengenyakkan bokong seksinya di kursi samping Savage yang tersedak saat menelan ludanya sendiri.

"Kau dari mana saja? Tidak biasanya kau berpakaian seperti itu." Tanya Hank, membuat Clarysta memuntir rambutnya dengan gaya manja.

"Apa aku terlihat meyakinkan? Aku berencana akan pergi dengan Gabby ke kelab tempat Benyamin."

"Dan rencana siapa itu? Kenapa kami tidak ada yang tahu?" Tanya Savage setelah pulih dari rasa syoknya.

"Aku." Jawab Gabby. Masuk kedalam perpustakaan dengan gaun hitam mininya dan membuat Yves serta Noah kini yang tersedak.

Hank mendengus melihat penampilan mereka berdua, "dan tidak ada yang memberitahu kami soal ini. Ada apa dengan kalian berdua?" Lalu menunjuk pada baju mini mereka, "kalian terlihat seperti..."

"Wanita jalang." Jawab Clarysta dan Gabby bersamaan.

"Aku mau bilang, wanita yang menyerahkan diri untuk diculik dan dijadikan wanita penghibur." Koreksi Hank membuat mereka berdua memutar mata mereka seolah tidak percaya.

Clarysta berdiri dari duduknya dan menggandeng lengan Gabby, sebelum mereka melambaikan tangan pada para pria, "kami pergi dulu. Mungkin kami akan pulang sangat larut karena kami akan bersenang-senang."

"Dan kenapa tidak ada alat pelacak di tubuh kalian?" Protes Noah.

"Oh, ayolah. Kalian lebih dari tahu dimana kami berada. Lagipula kami akan pergi bersenang-senang dan bukan kesana untuk melakukan sesuatu yang berbahaya." Jelas Gabby sebelum mereka meninggalkan perpuatakaan dan memeriksa senjata yang sudah terekat kuat di bawah jok mobil mereka.

Para pria berpandangan dengan tegang, "kenapa aku punya firasat tidak enak?" Kata Savage.

"Itu karena kau punya jiwa itu." Jawab Yves.

"Melindungi para wanita." Sambung Hank dan membuat mereka tergelak walaupun mereka semua tahu ada yang akan mengacaukan rencana pembebasan mereka. Perasaan itu terlalu kuat untuk diabaikan, tapi menjadi panik tidak akan ada gunanya.

Akan ada seorang pengkhianat.

Hank (D)over Jr (Seri Dover Family 2)Where stories live. Discover now