-Chapter 4 (Curiousity & Jealousy)-

12K 1.8K 231
                                    

"Kemarin Sehun berulang tahun?"

Shinbi menatap penasaran pada Taeyong yang sedang membaca buku di depannya. Saat di toilet tadi, Shinbi mendengar beberapa siswi membicarakannya. Taeyong meletakkan jari telunjuknya di bibir, mengisyaratkan Shinbi untuk tidak bicara terlalu keras karena mereka sedang berada di perpustakaan. Shinbi mengulum bibirnya. Taeyong pun mengangguk mengiyakan pertanyaan Shinbi.

Shinbi mengerutkan dahinya tajam. Kalau kemarin benar ultah Sehun, kenapa ia justru tampak begitu terluka? Apa yang membuatnya seperti itu? Bukankah seharusnya ia tampak senang dan lain sebagainya?

"Setiap Sehun berulang tahun, ia hanya akan menyendiri di ruang musik dan tidak ada yang boleh merayakannya dengan memberinya ucapan selamat ataupun kado. Ia tidak menyukainya" Taeyong menjawab rasa penasaran Shinbi. "Tapi kurasa, ia benci pada ulang tahunnya sendiri" Taeyong menambahkan.

"Kenapa?"

Taeyong mengangkat bahu cuek. Shinbi kembali memikirkan perkataan Taeyong. Sial, ia semakin dibuat penasaran oleh Sehun. Kenapa Sehun membenci hari ulang tahunnya? Apa yang terjadi pada hari ulang tahun atau hari lahirnya itu? Kenapa kehidupan pemuda menyebalkan itu begitu misterius?

Shinbi paham sekarang. Gadis itu mengerti kenapa Sehun bersikap dingin padanya kemarin. Itu karena Shinbi telah mengganggunya. Bahkan, hari ini Sehun masih saja bersikap dingin padanya. Saat ketiga temannya mati-matian menggodanya saat mereka berpapasan tadi pagi, Sehun hanya menatapnya dingin kemudian buru-buru pergi.

Huft. Padahal, Baekhyun sudah mewanti-wantinya. Tapi pada dasarnya Shinbi yang memang keras kepala dan tidak mau mendengarkan pemuda itu. Alhasil, Shinbi harus menerima 'pelajaran' dari Sehun-ciuman kasar itu- dan mengetahui tentang apa yang Sehun rasakan pada dirinya.

"Shinbi?"

Shinbi tergagap mendengar panggilan Taeyong. "Ya?" jawabnya gugup.

Taeyong mengernyit heran. "Kau kenapa? Setelah mendengarkan penjelasanku tadi kau seperti memikirkan sesuatu"

"Oh, tidak apa-apa. Aku hanya sedang...em, aku memikirkan tugas kelompok kita" akunya. Shinbi tersenyum tipis. Senyum yang sedikit dipaksakan olehnya.

Taeyong menjentikkan jarinya. "Ah, tepat sekali kau membicarakannya. Bagaimana kalau kita mengerjakannya di kafe tempatku bekerja paruh waktu?"

Shinbi terkejut. "Apakah tidak apa-apa-maksudku, memang bosmu mengizinkan?"

"Donghae Hyung sudah mengizinkanku. Kau tenang saja, dia orang yang sangat baik. Jadi, dia tidak akan memarahiku ataupun memecatku hanya karena hal itu" Taeyong tersenyum lebar. Shinbi menimang-nimang kemudian ikut tersenyum lebar.

"Oke, nanti sore aku kesana"

*****

Shinbi duduk menopang dagu sambil menatap bosan kemacetan yang terjadi di luar kafe tempatnya berada. Gadis itu sedang menunggu Taeyong yang sedang sibuk melayani pelanggan. Hari ini kafe sangat ramai, sementara pelayan yang datang bekerja hanya beberapa orang saja karena shift yang berbeda dan ada juga yang cuti. Jadi, wajar saja kalau Taeyong dan pelayan lainnya agak kerepotan.

"Maaf, menunggu lama" desah Taeyong sambil menghempaskan pantatnya di kursi di seberang Shinbi duduk. Wajahnya tampak sedikit kepayahan. Titik-titik peluh membasahi kening mulusnya. "As you can see, pelanggan yang datang hari ini sangat banyak. Jadi..." Taeyong mengangkat bahunya.

Shinbi tersenyum lalu mengangguk paham. "I know. It doesn't matter, anyway"

Haine (I Hate You, Monster) [Telah Terbit]Where stories live. Discover now