Part 1

80.5K 2.8K 208
                                    

"Kapan Nikah?"

Hadeeehh!

Pertanyaan seperti ini yang membuat Vidya Satyananda yang biasa dipanggil Vid malas ke acara-acara keluarga. Apalagi acara resepsi pernikahan sepupu dekatnya Andyarini, kalau bukan sepupu dekat tidak akan Vidya mau menjadi penerima tamu, mengenakan kebaya dan berdandan seperti ondel-ondel.

"Doain aja ya, Tante." Vidya tersenyum manis.

"Iya, Tante doain. Tapi kamu harus gigih dong nyari pasangannya. Ini aja ga keliatan pacarnya."

Aseemmm... ini tante ngomongnya nyelekit banget.

Vidya hanya bisa menggerutu di dalam hati. Lalu ia nyengir kecut menghadapi kebawelan tantenya dan gadis itu menghindari pembicaraan yang makin basi dengan alasan mau menemui sepupu-sepupunya yang lain.

Tetapi perhatian gadis itu teralihkan dengan sesuatu yang sangat ia sukai.. Stal zuppa soup!

Wah, masih ada... tumben. Biasanya ini makanan paling cepet abisnya.

Vidya dengan cepat mengambil makanan favoritnya  dan menikmatinya di sudut ruangan. Sambil menikmati supnya, Vidya mengamati dan mengagumi interior pesta pernikahan Andya. Dia juga mengamati pasangan-pasangan muda yang datang ke pesta itu, dari mungkin yang cuma pacaran hingga yang sudah membawa anak-anak. Vidya adalah tipikal gadis pecinta anak-anak apalagi bayi dan berniat ingin segera memiliki makhluk lucu itu segera  tapi bagaimana mau punya anak, punya suami juga belum. Jangankan suami, pacar pun tidak ada.

"Eh... ngelamun aja. Aduh, lu makan apa sih? Zuppa Soup lagi...itu kalorinya tinggi banget. " Laura sepupunya yang lain lagi menepuk dan langsung mengomelinya. Laura, si puteri cantik yang aduhai sekali penampilannya yang membuat Vidya sangat minder apabila disejajarkan dengan makhluk seksi ini. Laura, berwajah seperti  model iklan kosmetik pemutih wajah dan tubuh tinggi semampai bak supermodel sedangkan dirinya hanya memiliki tinggi tubuh 145 senti dan berat badan yang tidak ideal, bisa dikatakan sedikit obesitas menurut versi Vidya pribadi.

"Udah makan berapa mangkok?" Laura merebut mangkup sup Vidya dan meletakannya di tempat piring kotor.

"3 Mangkok. Tapi suerrr, gue cuma makan sup aja. Ga makan yang lain-lain." Vidya berkata memelas sambil menatap sedih mangkuk supnya yang sudah dibawa petugas katering.

"Ga ngaruh tauuuu. Tuh kalo laper makan buah, gih. Jangan makan yang  beginian. Bukan masalah gendut atau apa, Vid Sayaang, tapi tuh kesehatan harus dijaga. Umur lu udah kepala 3 kan? Kalo udah kepala 3 harus nyadar diri dong, jaga pola makan. Tau-tau nanti asam urat tinggi, kena serangan jantung de-el-el dah."  Laura mengomel panjang lebar dan Vidya hanya tersenyum geli. Sungguh, ia sangat menyayangi sepupunya yang satu ini. Gadis cantik yang mempunyai rasa percaya diri super tinggi namun tetap rendah hati. Laura juga bekerja di tempat yang sama dengan Vidya, di salah satu Instansi pemerintahan yang menangani masalah industri di Jakarta. 

"Udah ah, ga usah nyebut-nyebut umur.  Elu sama gue cuma mudaan 2 tahun" Vidya menuju stal buah segar, perutnya masih lapar. Laura mengikutinya sambil terkikik geli.

"Gitu dong... makan buah, biar langsingan dikit,"timpal Laura jahil.

Laura juga ikut mengambil potongan buah, kemudian kedua gadis itu asyik mengobrol. Ruangan pesta mulai sepi, hanya tertinggal keluarga dekat saja yang masih bertahan.

"Baydewey... gimana Mr. Mekdonal? Masih sering ngasih tugas aneh-aneh ga ke elu?"  Laura mencomot melon dari piring Vidya.

"Masih, cuy... ini aja gue kebagian disuruh ngeriset tentang LCGC sama anak-anak direktorat lain. Terus kabarnya nanti ada orang luar yang ikut dalam tim kita, katanya sih expert gitu."

Vidya's Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang