Chapter 10

651 34 2
                                    

Ia masuk ke kamarnya, menyambar handuk dan membantu Kyuhyun mengeringkan rambutnya, sedangkan suaminya sedang memakai pakaian. Jinhee memeluk Kyuhyun, punggung Kyuhyun terasa hangat dan nyaman. Tangan Kyuhyun berhenti, menatap dekapan isterinya dari pantulan di kaca. Menyadari sesuatu. Ia melepaskannya. Jinhee tahu. Tahu lebih dari yang Kyuhyun tahu, merasakan lebih dari yang Kyuhyun rasakan. Kyuhyun terpejam, memegang pelipisnya yang sedikit pening. Ia berbalik dan langsung membawa Jinhee ke pelukannya. Jinhee menerimanya. Barangkali ini pelukan terakhir Kyuhyun, mungkin hanya ia yang merasa pelukan Kyuhyun lebih erat dari yang sudah-sudah. Kyuhyun menyerah, tunduk pada perasaannya. Yang memang selalu begitu. Ia menyayangi gadis ini, Jung Jinhee. Tapi juga mencintai gadis lain, yang kini mengandung anaknya. Kim Haneul.

Hari ke-5, Jinhee menghitungnya...

"Apa yang kau pikirkan ?" Tanya Kyuhyun, mereka berada di tepi pantai. Berpelukan.

"Obseo," Jawabnya, wajahnya bersinar diterpa sinar matahari terbit. Pantai tak begitu bagus dikunjungi di musim dingin, Kyuhyun sudah menjelaskannya berkali - kali. Tapi Jinhee memaksanya puluhan kali,

"Kau suka melihat sunrise ?" Tanya Kyuhyun,

"Kita dulu sering melihatnya dari flat kita," jawab Jinhee. Ia memejamkan matanya, merasakan detak jantung Kyuhyun dan hangat dekapannya. Bisakah ia disini selamanya, bersama Kyuhyun selamanya. Tangan Kyuhyun mengelus rambutnya, selembut sutra, sehitam eboni.

"Saranghae.." Lirih Kyuhyun, seolah kalimatnya salah. Apa salah mencintai isterinya sendiri ?

"Arra," Jinhee mengerti, ia tahu. Kyuhyun tidak begitu, ada wanita lain yang ia cintai. Kalimat itu hanya untuk menyenangkannya saja. Tingkahnya itu hanya untuk menyenangkannya saja. Pelukan itu hanya untuk menyenangkannya saja.

"Bagaimana jika aku meninggalkanmu ?" Tanyanya, Kyuhyun tertawa

"Mau pergi sejauh apa dirimu tanpaku ?" Guraunya. Aku tak tahu mau pergi kemana, Kyu.

"Jika aku bilang sudah tidak mencintaimu lagi, dan memintamu melepaskanku. Kau akan melakukannya ?" Tanyanya lagi, tangan Kyuhyun berhenti. Pelukan mereka terlepas.

"Apa maksudmu ?" Kyuhyun terlihat tak senang, terlihat mencintainya. Tiba-tiba saja ia ingin bertahan bersamanya.

"Aku tahu, kau tak akan membiarkanku pergi kan ?" Jinhee tersenyum lebar, cantik. Kyuhyun meraihnya lagi.

"Keutji, aku tak akan membiarkanmu pergi kemanapun." Biarkan begini, sebentar saja. Ia ingin bertindak egois.

"Jika suatu saat Tuhan memisahkan kita, kau harus rela," Pinta Jinhee, menepuk punggung jaket Kyuhyun. Biarkan aku. Aku tahu kau tak mencintaiku, biarkan saja aku. Kyuhyun diam, sepertinya setuju. Jika Tuhan memisahkan, atau jika anaknya memisahkan. Itu sama kan.

"Lepaskan aku !" Seru Jinhee, ia menjauhi Kyuhyun. Melepaskan pelukannya, mimpi indahnya.

"Ya ! Kau mencampakkanku eo !" Seru Kyuhyun,

"Tentu saja, siapa yang mau dengan pria sepertimu," Acuhnya. Peselingkuh. Katakan saja terus terang.

"Ya ! Kau orang yang sangat menyenangkan Jung Jinhee !" Jinhee berjalan, mengacuhkan suara Kyuhyun. Yang selalu berdengung di telinganya. Jung Jinhee. Dulu kau memanggilku Cho Jinhee.

Puk, punggungnya terbentur sesuatu. Ia berbalik.

Puk, gumpalan itu pecah mengenai wajahnya. Dingin, tapi ia tahan. Tak tahan jika dinginnya berasal dari hati Kyuhyun.

"Ya !" Ia mengejarnya, Kyuhyun berlari. Tangan Jinhee memadatkan salju di genggaman. Kemudian melemparkannya. Tepat di kepala Kyuhyun. Giliran Jinhee yang menghindar, berlarian seperti anak kecil. Membiarkan angin dingin menerpa mereka. Menerbangkan hal buruk di kepalanya lewat rambutnya. Kyuhyun gembira, kenapa ia tak melakukan ini sebelum melakukan itu. Kenapa ia tak berusaha mencintainya sebelum berpaling. Hatinya berseru, berdoa. Tak mengira ia terlambat terlalu lama, tak tertoleransi.

TBC

One More TearsUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum