Chapter 1 : Penawaran

195K 11.9K 358
                                    

"Berisik banget sih, ini udah bangun kok. Hm,...iya. Nggak bakal telat, tenang aja. Ini gue denger, nggak usah diulang-ulang mulu. Hm, iya." Tit!

Sebuah umpatan lolos dari bibirku setelah panggilan dari Romeo terputus. Aku melirik layar hape-ku. Jam empat lewat lima belas dan Romeo dengan lancangnya membangunkanku agar aku tidak kelupaan membuat bekal nasi goreng untuknya?!

Cowok gila! Bahkan adzan subuh pun belum berkumandang. Aku menggeram menahan amarah. Sifat Romeo yang bossy ini membuatku tidak bisa menahan diri untuk berteriak. Alhasil aku berteriak keras dengan bantal yang menutupi mukaku, dan sebisa mungkin kakiku menendang apapun yang bisa di jangkau, bantal dan selimut-selimut langsung berserakan di lantai.

Aku mengangkat tubuhku hingga terduduk. Demi Tuhan, aku ingin mencekik Romeo sekarang juga.
Perasaan kesal langsung mengerogotiku. Aku tak tahu siapa yang harus kusalahkan karena terciptanya ikatan bak majikan dan babu antara aku dan Romeo ini. Mungkinkah aku harus mengutuk diriku sendiri? Atau Romeo? atau Kania? Aku benar-benar tidak tahu.

Terjebak dengan kondisi begini dengan Romeo tentu ada alasannya. Dan alasannya benar-benar akan membuatku tampak seperti malaikat baik hati sekaligus berotak dungu. Aku rela jadi asisten pribadi garis miring babu Romeo karena Kania cinta mati sama Romeo. Hell yeah, Kania itu adikku.

Hari itu aku mendengar langsung dari mulut Kania bahwa dia terpesona pada salah satu murid kelas dua belas yang namanya Romeo. Rasanya aku terkena mini heart attack mendengar pengakuannya tersebut. Hari itu adalah hari-hari pertamanya dia menjejakkan kaki di SMA Pelita di tahun pertamanya sekolah disana, makanya dia bisa langsung jatuh hati pada Romeo. Berbeda diriku yang sudah kenal Romeo sejak dua tahun lebih karena memang kami satu angkatan, jadi aku tahu betul keburukkan Romeo itu.

Kukira Kania cuma main-main dengan pengakuannya, kukira perasaannya cuma sebatas rasa kagum karena harus kuakui Romeo punya tampang cakep dan dia punya segala ingridients yang bisa membuat dia diidolakan adik kelas yang masih unyu-unyu nya. Tapi ternyata dugaanku salah, Kania ternyata cinta mati sama Romeo. Dia bahkan mengirimi Romeo surat cinta yang diletakkannya secara sembunyi-sembunyi di loker cowok itu, menuangkan rasa cintanya lewat diary yang diam-diam kubaca saat dia mandi. Isi diary itu benar-benar gila.

Saat itu sifat protektifku muncul. Aku sangat menyayangi Kania, lebih dari apapun. Dan aku tahu betul sebrengsek apa Romeo itu. Kania bukan jenis cewek yang bisa dilirik oleh Romeo, bukan karena Kania punya tampang jelek, hanya saja Romeo itu yang terlalu unreachable. Oleh sebab itu, aku memperingatkan Kania agar berhenti dengan perasaan konyolnya ini. Tapi apa yang terjadi selanjutnya? Dia malah membentakku dan mendiamkanku selama lima hari.
Aku menelan ego-ku dengan meminta maaf duluan, namun tanpa kuduga dia mengajukan sebuah syarat jika aku ingin dia memaafkanku. Dia meminta bantuanku agar dia bisa lebih dekat dengan Romeo. Gila, kan? Tentu. Aku nyaris mati karena gila.

Entahlah karena diriku yang terlalu baik atau karena aku yang selalu menginginkan kebahagiaan Kania di atas segalanya, maka aku yang memang satu kelas dengan Romeo menemui cowok itu sambil menebalkan muka keesokkan harinya. Aku mengatakan to the point kepadanya bahwa ada adik kelas yang naksir dia dan ingin bisa lebih mengenalnya. Dan kau tahu apa reaksinya? Dia menjawab dengan sebelah alis terangkat; "lo kinara yang benci sama gue itu, kan? Kenapa sekarang repot-repot nyebar informasi nggak penting begini?" Dan aku langsung kagok, mati kutu, mati gaya, dan mati dalam artian sesungguhnya. Jantungku saat itu terasa berhenti dan kepalaku tiba-tiba berputar, lalu semuanya gelap. Aku pingsan di hadapan Romeo karena menahan malu. Benar-benar tak terlupakan.

Dan semuanya terjadi begitu saja ketika aku tiba-tiba berada di UKS. Aku tersadar dan menemukan Romeo juga berada disana. Aku menjelaskan semuanya tentang Kania dan statusnya yang merupakan adikku. Romeo seolah paham dan dia memberiku penawaran.

Resist Your CharmsWhere stories live. Discover now