Chapter 1

317 17 21
                                    

Hhhhhh....

Kuhembuskan napas dengan keras. Kutatap pointer di layar laptop yang berkedip berkali-kali.

Dadaku sesak, mataku lelah menahan air yang perlahan mulai berjatuhan.

Otakku masih berpikir dengan kerasnya.
Memikirkan apa yang sebaiknya ku lakukan sekarang.

Tanganku dengan cepatnya mengambil bungkusan tissue di ujung meja belajar yang mulai berdebu. Kuseka air yang tiba-tiba mengalir di kedua belah pipiku.

Kenapa rasanya sakit sekali. Menahan semuanya sendiri sampai rasanya aku akan meledak.

Telah kucoba untuk bertahan denganmu. Kucoba mengerti dirimu.

Tapi kenapa hanya tekanan yang kau berikan? Pernahkah kau mencintaiku? Bahkan kukira sekalipun kau tak pernah mencoba untuk mencintaiku. Seburuk apa aku di matamu? Mungkin aku terlalu rendah untuk bisa berada di sampingmu. Tapi, kenapa aku masih saja mencintaimu? Kenapa perasaanku bahkan tak berubah meski sudah kucoba untuk melupakanmu. Apa aku terlalu bodoh? Apakah kebodohan ini yang membuatmu sangat membenciku?

Aku lelah...

Tapi kenapa aku selalu merindukanmu. Ku mohon padamu.. Pergilah dari hatiku, MIN YOON GI!!!

Pertanyaan bertubi-tubi itu tertanam di kepalaku. Aku ingin mencari jawabannya, tapi aku tak tahu kemana aku harus mencarinya.

Berkali-kali aku memintanya untuk pergi, tapi hatiku tak pernah benar-benar meninginkannya. Aku terlalu menyayangi Yoongi-oppa. Meskipun aku tak pernah merasa dianggap olehnya.

Ddddrrrrrttttt.....

Aku dikagetkan dengan getaran notifikasi di handphone putihku. [1 Pesan Diterima] tertulis jelas di sana.

Haruskah aku membukanya? Aku sangat berharap pesan ini datang dari Yoongi-oppa. Kita belum putus. Aku yakin itu.

Ku dekatkan ibu jari kiriku dengan layar ponselku. Tap. Kutekan tanpa membuka mata. Ah, apa yang kulakukan.. Aku harus melihatnya. Kubuka kelopak mata kananku perlahan, lalu disusul dengan mata kiriku. Kulihat nama pengirimnya dan..... Kulemparkan ponselku ke bantal, disusul dengan tubuhku yang seolah melompat ke kasur. Hanya pesan dari Namjoon-oppa.

Aku meraih bantal guling yang sebagiannya terasa dingin karna menempel di tembok. Kucoba pejamkan mataku. Hanya Yoongi-oppa yang kulihat. Kubuka mata lagi dan masih saja bayangan Yoongi-oppa yang jelas kulihat di langit-langit kamarku. Yoongi-oppa kau kejam. Bahkan tak satupun pesan kau kirimkan.

~~~

DDDDDRRRTTTTT.....

Lagi-lagi aku dikagetkan dengan getaran ponselku. Alarm sialan. Baru jam 9 pagi.

Aku masih harus tidur.

Kutekan dengan keras tanda [stop]. Tapi, malah muncul pesan yang belum kubaca semalam. Ah iya, aku belum membaca pesannya. Aku mulai membaca barisan kata yang tersusun di sana. Namun, isi pesan itu sungguh mengagetkanku.

[Hanna, ada masalah serius. Hyung masuk rumah sakit, sekarang dia masih belum sadar. Cepatlah datang kesini. Nanti kuberitahu semuanya.]

Mataku terbelalak. Aku benar-benar kaget. Apa yang telah kulakukan? Harusnya aku membaca pesan dari Namjoon-oppa semalam. Meskipun tidak disebut dengan jelas, tapi aku tahu Hyung yang dia maksud adalah Yoongi-oppa.

Aku berlari ke kamar mandi sambil menangis. Kuselesaikan mandiku dengan cepat kali ini. Aku bahkan pergi tanpa memakai make up dan sarapan. Segera aku berlari keluar kamar sambil mengambil tas selempang kesayanganku.

Let Me KnowМесто, где живут истории. Откройте их для себя