Chapter - 3

481 16 1
                                    

MENCINTAIMU (I Love My Little Sister!)
Part 3

(FIKSI DEWASA)

Author : Wahda Paridhi Sharma Akdhaparijatlovers

Ketemu lg sama Kakak & Aaya hehe...
Cekidott ahh! Happy Reading!
(Bacanya rileks yaa.. Santaiiii!!! Jgn tegang mele hanya krn mereka kakak-adik, ntar cepet tuwir lho wkwkwk)

"K..kalian?" Bharmal dan Meena buru-buru menghapus jejak air mata di wajah mereka.

"Mama kenapa?" Jodha datang memeluk sang Mama.

Jalal menatap orangtuanya satu-persatu, seolah bertanya sekaligus memberikan tatapan penuh curiga.

"Tidak, Sayang. Mama baik-baik saja," Meena tersenyum semanis mungkin, yang juga diikuti Bharmal.

"Tapi..,"

Meena meinterupsi, "Sudahlah! Ayo, kita makan. Jalal, kau juga duduklah!"
Jalal bisa melihat pandangan tak biasa yang Mamanya tujukan kepadanya. Ia menunduk, tak berani bertemu mata dengan wanita berhati lembut itu.

Jodha melangkah menuju kursi makannya di seberang Meena, yang berarti di sebelah Jalal, sang Kakak, setelah yakin dan dibuat percaya bahwa orangtuanya itu baik-baik saja.

"Jodha!"

"Ya, Ma." Jodha berhenti. Tangannya di pegang oleh Meena.

Jalal mengangkat pandangannya sekilas. Sedangkan Bharmal menyiratkan ekspresi gelisah melihat tingkah Istrinya.

"Duduk disini saja, Sayang. Mama ingin dekat dengan Jodha,"

Jodha tampak bingung. Dahinya berkerut. Di tatapnya Kakaknya dengan isyarat bertanya. Tidak biasanya Mamanya bersikap sampai seperti itu, meski pada keseharian mereka memang sangatlah mesra sebagai Ibu dan anak.

Jalal menghela nafas panjang. Hatinya seperti mengirimkan sinyal yang langsung terkoneksi dengan otaknya. Ia seketika berpikir bahwa salah satu dari orangtuanya memergoki kebersamaannya dan Aaya-nya di ruang keluarga tadi.

Jodha menggigit bibirnya sambil melirik sang Kakak, lantas duduk di sebelah Mamanya sesuai permintaan beliau.

Acara makan malam keluarga itu pun berjalan hening tanpa suara. Hanya dentingan peralatan makan yang beradu satu sama lain. Bharmal, Meena dan Jalal tegang, sembari larut dalam pikiran masing-masing. Sedangkan Jodha yang tak memahami situasi sebenarnya justru menjadi penyelamat suasana menegangkan tersebut.

"Hei, kenapa semua diam?" Jodha menopang dagu dengan tangannya yang bertumpu pada tepi meja. Mata besarnya memutari keluarganya. Di mulai dari Mama, Papa dan berakhir pada Jalal, Kakaknya.

Meena tersenyum. Di lanjutkan dengan Bharmal yang berdehem untuk membuka percakapan.

"Ehmm, Jalal"

"Ya, Pa." Jalal menyahut seketika seraya mengangkat wajahnya. Rupanya pria itu tengah terbawa arus lamunan dan khayalnya, sehingga membuat pikirannya terbang berkelana.

"Ada yang ingin Papa sampaikan kepadamu. Kau malam ini sibuk? Kalau tidak, setelah selesai makan malam ini, temui Papa di ruang kerja Papa, ya." Bharmal berdiri dan memundurkan kursi makannya lantas berlalu.

Jalal tiba-tiba merasakan kerongkongannya kering. Seolah alarm peringatan kembali menyala. Ada kecemasan yang menjalari hatinya.

Di tatapnya Aaya-nya. Jodha mengendikkan bahu. Sejurus kemudian, wajahnya tampak serius karena penasaran.

"Kakak mau bicara apa dengan Papa?"

"Kakak tidak tahu, Aaya," Jalal tersenyum, berusaha tenang. Kendati deguban jantungnya mungkin sudah sekencang tabuhan drum.
"Kan, Papa yang ingin bicara padaku," tambahnya.

MENCINTAIMU (I Love My Little Sister!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang