Min Yoongi

92 5 0
                                    

Dear My ex. Boyfriend
By: Maria Levita Laudatea Ana. RK
Min Yoon Gi x Yoon Hyuna(you) || Sad Romance || 18 || One Scene.

■□■□
Daegu, Januari 2010

* SUGA POV *

"Aku pergi untuk kembali sayang. Aku janji akan kembali. Aku tidak akan lupa walau aku sudah sukses nanti." Kuusap pipinya pelan dan membelai rambutnya pelan.
Kami memang tidak memiliki hubungan khusus. Tapi entah mengapa perasaan saling memiliki diantara kami begitu kuat. Tapi perasaan untuk tidak memiliki lebih kuat daripada rasa memiliki kami.
"Janji yaah oppa!! Jangan lupa kabari aku saat kau sudah sampai Seoul untuk audisi." Katanya menggemaskan sambil mengangkat jari kelingkingnya.
Kami berpelukan dihalte bus. Logika kami berkata "sampai jumpa" tapi hati kami berkata "semangat sayang." Disinilah cerita kami berakhir. Tapi cerita individu kami baru saja dimulai.

* AUTHOR POV *
Daegu, Agustus 2014

Kini, Hyuna sudah sukses. Ia memiliki sebuah kafe besar dan terkenal di Daegu. Yoongi pun terkadang sering main ke kafenya yang berdiri sejak 2012 itu.
Belakangan ini sejak awal tahun. Yoongi sudah jarang mampir ke kafe bercorak hijau mint ini. Kadang, jika rindu Hyuna hanya menatap Yoongi lewat TV. Berharap janjinya ditepati. Berharap ia kembali untuk menjumpainya. Tapi ternyata angan-angannya hanya sekedar mimpi. Sempat terpikir olehnya untuk pergi ke sebuah fan-meeting hanya untuk melihat Yoongi lagi. Rasa rindu yang selama ini ia tahan hampir 8bulan ini menyiksa batin Hyuna.
Saat Hyuna sedang melamun disofa besarnya, ia sedang melihat sebuah acara TV. MCountdown BTS backstage War of Hormone. Rapper berjaket hitam itu .

* HYUNA POV *

"Kau menikmati lagunya, atau salah satu dari mereka? Hahahaha" Suara berat itu datang disaat Yoongi sedang dalam posisi memegang mic dan berkata cepat, secepat detak jantungku melaju saat melihatnya.
"Oppa? Andwae ahh oppa." Aku menjawab kakak laki-laki ku dengan gugup.
"Dia memakai nama panggung sesuai dengan kau memanggilnya dulu. SUGA"
"Ahh tapi mereka mengatakan kalau nama itu pemberian dari agensi mereka."
"Bagaimanapun juga kau yang pertama memanggilnya SUGA, Hyuna!"
"Ahh. Baiklah oppa." Jawabku sambil pergi mematikan TV.
"Kau hendak kemana?" Tanyanya cemas
"Entahlah, mungkin aku akan pergi agak jauh dan lama."
"Baiklah hati-hati. Hyuna"

* SUGA POV *
Daegu, Maret 2016

Hari ini. Aku bersemangat sekali kembali ke Daegu. Akhirnya, aku pergi dari Daegu dan kembali ke Daegu lagi.
Aku sangat merindukan Hyuna. Ahh- apa kabar calon kekasih ku ini. Setangkai bunga sudah kusiapkan untuknya. Aku akan mengatakan betapa bahagianya aku saat ini dapat bertemu dengannya lagi.
Aku pergi ke kafenya dan, tutup. Aku masih ingat rumahnya. Karena begitu semangat aku tak putus asa menuju rumahnya yang berjarak 1km dari kafenya.
Saat ku ketuk pintu kayu nya .. Seorang pria, berbadan besar dan kekar membuka pintu dan berkata

"Hai Suga! Lama tak berjumpa!"
"Nee annyeong hyung, bisa aku bertemu dengan Hyuna?" Ujarku bersemangat masih sambil memegangi setangkai mawar merah.
"Baiklah, akan ku antar kau bertemu Hyuna."
"Tapi kafe tutup bukan?"
"Nee. Kafe tutup 2hari ini. Cepat kita naik mobilmu saja."

Masih dengan perasaan yang sama. Kamu menaiki mobil menuju tempat Hyuna berada sekarang. Kakaknya sedang menyupir dengan serius. Mataku melihat keluar jendela dengan perasaan bahagia yang tak bisa ku tutupi lagi. Semua terlihat begitu indah, Daegu hampir tak berubah. Bersih, rapi, keren dan SWAG. Aku sempat melihat gedung TK-ku yang sekarang berwarna mentereng seperti permen. Dan akhirnya kami berhenti disebuah gerbang. Tulisan dipapan itu besar sekali aku hanya mengamati tuliaan itu sambil lalu. Mata dan kepalaku berputar mencari sosok yeoja itu.

"Mari buat kesepakatan. Aku akan menutup matamu dan menuntunmu menuju ke adikku. Ia pasti juga ikut bahagia disana melihatmu datang."
"Baik hyung! Cepat lakukan saja!"

Ia menutup mataku dengan jaketnya. Ia membuatnya tertutup rapi hingga ku tak bisa melihat apa-apa. Mawar ini masih saja dalam genggamanku. Bayangan Hyuna mampir dipikiranku saat kakaknya mulai menggandengku melangkah. Aku bisa melihatnya tersenyum dan tertawa. Saat aku merasa langkahku sudah agak jauh. Aku merasa tersandung sesuatu panjang besar dan keras. Yang seketika membuat Hyuna hilang dipikiranku dan munculah papan didepan gerbang tadi dan tulisan itu. PU.

"Kita sudah sampai. Silahkan kau jongkok, Suga. Sekarang Hyuna lebih rendah daripadamu." Ia membuka penutup mataku dan
"YA TUHAAANNN!! HYUNA KAU KEMANA AKU KEMBALI SAYANG AKU DISINI BISAKAH KAU!!! HYUNG APA INI JELASKAN PADAKU!!!"
"Kau terlambat satu bulan Suga. Ia sudah pergi."
"TAPI ADA APA!!!? KENAPAAAA!! HYUNA MAAFKAN AKUUU!!"

Aku tak percaya. Aku kembali ke Daegu dan menemui Hyuna. Menemui nisannya. Batu nisan itu ingin ku angkat dan ku hantam tepat dikepalaku. Aku tak tau mengapa ia pergi secepat ini. Aku merasa bersalah dan bersalah dan menyesal, sungguh menyesal.
Kupeluk batu nisan itu erat. Menangisinya dan meratapi kepergiannya. Sudah berapa lama aku tak memberinya kabar. Begitu ada waktu untuk bertemu. Kami bertemu ditempat yang salah. PU, ya bodohnya aku tak sadar kalau itu adalah Pemakaman Umum. Aku hanya sibuk menangis dan merengek, mawarku jatuh tepat dibawah nisannya. Kelopaknya hancur bertebaran menggambarkan hatiku yang juga hancur berkeping-keping. Kakaknya ternyata ikut menangis saat aku sedang menyesali perbuatanku. Aku menghadap padanya, dan sebelum aku bertanya dia sudah menjawab.

"Dia kecelakaan sebulan lalu, Suga. Dia pergi ke toko CD membeli CDmu. Albummu. Dan saat ia pulang. Ia tertabrak. Si penabrak berkata ia tiba-tiba keluar toko sambil mengangkat sebuah kertas ke atas berjalan sambil berputar-putar tanpa disadari mobil melaju kearahnya yang tak tentu kemana langkah kakinya. Ia tewas saat berada di UGD. Saat aku ke TKP, foto yang ia angkat adalah fotomu. Ia pergi tak meninggalkan apapun untukmu. Maaf Suga. Ia tak meninggalkan surat, bunga atau hadiah. Ia hanya meninggalkan nama dibatu nisannya. Dan, luka bagimu."

Hatiku memang terluka. Tapi mendengar alasan bagaimana akhirnya Hyuna tertidur membuatku menyesal seumur hidupku selama ini. Kenapa tak dari dulu aku menengoknya membuatnya bahagia. Sekarang, tak ada lagi yang dapat membenahi hatiku yang remuk. Aku tak menemukan sisa kebahagiaan darinya.
Sepanjang perjalanan pulang. Aku hanya menyesal menyesal dan menyesal. Bagaimana ini semua terjadu tanpa sepengetahuanku? Seseorang tolong jawab aku.

* HYUNA POV *

Andai SUGA tau aku masih menantikannya disini. Uang penghasilan kafe sebagian besar ku boroskan untuk membeli semua yang berharumkan BTS terutama Yoongi. Ahh SUGAku sayang.
Hari ini aku kembali ke toko CD membeli albumnya yang baru dan membeli sebuah poster SUGA. Inipun harus berebut dengan seorang remaja putri karena fotonya tinggal tersisa satu.
Aku keluar mengangkatnya keatas. Mengangkatnya seperti mengangkat seorang bayi lalu memutarnya diangkasa.
Apa SUGA tahu aku bahagia? Mungkin dia sudah tak peduli lagi.
Saat berputar aku didorong sebuah besi dan aku mencium bau anyir dimana-mana.
Aku sudah berada disebuah ruangan yang serba biru. Tanganku sudah kosong. Tak lagi memegang foto namja itu. Tiba-tiba aku ...

"Oppa. Aku masih menunggumu."

* SUGA POV *

Sepulang dari PU. Aku merasa harus masuk kamar Hyuna. Entah kenapa. Aku meminta ijin kakaknya untuk masuk kekamarnya.
Saat masuk kamarnya. Entah mengapa kakiku melangkah ke bawah kolong kasurnya. Aku menemukan harta karun. Walau belum kuambil benda itu tapi aku merasa itu untukku. Tanganku dengan sigap mengambil kertas lusuh yang sudah berupa remasan itu dan membaca diatas kasurnya.

"Rasanya seperti dipenjarakan sebuah penantian. Kau membuat ku bangga dalam penantian panjang ini Oppa! Saranghaeyo!"

Aku hanya menangis membacanya. Memeluk boneka beruang diatas kasur itu. Rasanya sama seperti aku memeluknya terakhir kali saat dihalte bus itu. Aku harus berdamai dengan diriku sendiri sekarang. Aku akan membuatnya lebih bangga lagi. Pasti! Ia tak perlu menunggunya karna ia pasti melihatku.

■□■□

Dear My ex. BoyfriendOnde histórias criam vida. Descubra agora