Part 4

93 19 9
                                    

Aku mengendarai mobilku dijalanan yang nampak ramai dengan beberapa mobil yang berlalu lalang, tujuanku sekarang adalah Distrik 5. Aku tidak menyangka jika aku akan meminta bantuannya untuk memilihkan pakaian yang bagus untuk Maura. Yah kupikir Tako bisa memberikan pakaian yang cukup bagus dari pada ini, dan juga aku ingin melihat dan mendengar kenapa perusahaan pakaian Tako bisa sampai kalah dalam sebuah persaingan.

Aku melirik Maura yang melihat keluar jendela. Kemudian secara tidak sengaja tangannya menyentuh tombol yang menurunkan kaca jendela. 'Teeeet Teeet' Maura menekannya bolak-balik sehingga kacanya turun kemudian naik lagi begitu seterusnya.

'ini menyebalkan' batinku. Aku melihat Maura begitu senang, entah kenapa aku yang ingin memarahinya harus memikir ulang kembali untuk memarahinya.

"Hahaha, Master, anginnya mengenai rambutku," Ucap Maura melihat kearahku sambil tersenyum. Rambutnya yang bewarna kecoklatan dan bergelombang meliuk-liuk mengikuti arahan angin. Aku akui dia sangat cantik.

Setelah dia mengatakan itu, dia memainkan tombol jendela itu lagi. yah sekarang aku mulai marah.

"Maura, Hentikan! itu menyebalkan." Aku mematikan fungsi dari tombol jendela Maura dan hanya menurunkan kaca Jendela mobil setengahnya. Maura mendongak keluar dari kaca mobil.

"Waa....!" Maura berteriak kesenangan.

Melihat apa yang dilakukan Maura aku langsung menghentikan laju mobilku, dan menarik kepala Maura masuk kedalam mobil. "Maura," geramku.

"Master?" tanya Maura bingung.

Aku tidak tega memarahi Maura. "Huh..." aku menghela nafas. " Maura, dengarkan aku, jika kau bersama denganku, kau harus diam dan duduk dengan tenang. Apa kau mau kepalamu itu putus ha?!" tanyaku dingin dan mulai mengendarai kembali mobilku.

Aku melirik Maura dengan ekor mataku, dia sudah mulai tenang dan tidak banyak gerak lagi. akhirnya aku bisa tenang.

"Master, itu apa?" tanya Maura sambil menunjuk tempat bermain yang kami lewati.

"Itu adalah Zeraph Park."

"Master, apa itu Zerpak?" Maura menatapku dengan keingin-tahuannya.

"Tempat bermain."

"Master, apakah itu seperti makanan?" tanyanya lagi.

"Tidak."

"Master, kalau tidak lalu itu apa?" tanya Maura lagi.

'Dia banyak tanya' batinku mulai capek untuk menjawab pertanyaannya.

"Master, Master Master," Maura bertingkah layaknya anak kecil.

"Maura, aku akan membawamu kesana jadi diamlah." Itulah kata-kata yang berhasil kukeluarkan.

"Baiklah Master." Maura memberikan pose hormat kepadaku. Melihat hal itu aku hanya bisa tersenyum kearahnya. Senyum yang tipis.

Kurang lebih 3 jam lamanya kami berkendara, akhirnya sampai juga disebuah perusahaan pakaian Tako. Aku langsung memarkirkan mobilku di tempat yang telah disediakan.

"Maura, Ayo keluar." Ucapku dingin dan berjalan ke pintu masuk perusahaan Tako. Dua orang satpam yang berpostur tegap dan sangar menyambut kedatanganku. Satpam itu membukakan pintunya untukku dan aku melenggang masuk. Ya, mereka sudah tahu siapa aku, karena ini bukan pertama kalinya aku kesini.

"Master, tunggu." Suara Maura yang terdengar jauh dibelakangku. dan ternyata dua satpam itu tidak membolehkan Maura masuk dan malah menggodanya.

Aku memanggil Maura. "Maura, ayo cepat." Ucapku, kedua satpam itu melihatku dan kemudian membiarkan Maura mengikutiku dari belakang. Disepanjang mata memandang yang terpampang adalah berbagai pakaian yang dibuat oleh perusahaan Tako.

DevilaxWhere stories live. Discover now