XII

55 5 1
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 09.15 pagi, namun Mara yang masih bergelut dengan selimutnya itu entah kenapa pagi ini merasa malas untuk bangun pagi. Dia yakin ayah dan ibunya pasti sudah berangkat kerja, padahal hari ini adalah hari libur.

Tirai cream yang bertabur bunga-bunga kecil itu mulai nakal membiarkan matahari masuk melalui celahnya. Mara merasa kini tubuhnya sedang ditodong oleh pistol. Namun kali ini bukan pistol melainkan cahaya matahari.

Dengan malas ia bangun dan merapikan kamarnya sendiri sebelum ia merapikan badannya. Ia sudah terbiasa mandiri tanpa bantuan siapapun.

Kini Mara turun dengan badan bersih dan pakaian santainya, hanya celana jeans pendek dan kaos pinknya ditutup oleh jaket hitam kesayangannya.

Benar meja makan sepi, rumah-pun begitu. Hanya suara pembantunya saja yang sedang bernyanyi india di dapur. Mara duduk di meja makan, mengambil sepotong roti bakar tanpa selai dan meminum segelas jus apel yang telah disiapkan pembantunya.

Mara beranjak keluar rumah untuk memakai sepatunya, ia hendak pergi ke sebuah supermarket.

"Mau kemana non?"tanya sang pembantu. "Mau ke supermarket bi, ada yang mau bibi titip ?"jawab Mara sambil memasang sepatu kets-nya.

Sang pembantu hanya menggeleng sambil tersenyum.Dulu Mara begitu ramah pada semua orang, namun sekarang ia berubah begitu dingin pada siapa-pun terkecuali pada pembantunya itu. Ia paham betul apa yang membuat Mara menjadi begitu.

Setelah mengucapkan salam, Mara bergegas pergi menuju supermarket, mengambil keperlunnya dengan cepat dan membayarnya pula dengan cepat.

Mara tak langsung pulang kerumah, ia mampir terlebih dahulu ke taman kompleksnya. Hanya sekedar duduk dan menikmati pemandangan sekitar. Terlebih yaitu, orang lain yang sedang bermain dengan keluarganya.

Jujur ia iri. Namun ia tutupi dengan senyumannya.

"Lo Mara 'kan ?"tanya seseorang, membuat Mara terlonjak kaget.

Mara menengok ke sumber suara. Ah ternyata Dana.

"Ngapain lo disini ?"tanya Dana dengan alis terangkat sebelah.

"Gue abis ke supermarket."jawab Mara singkat, Dana hanya mengangguk. Dana melirik barang bawaan Mara.

Kayaknya cewe ini suka gambar deh... gumam Dana dalam hati.

"Mar kayaknya gue harus pulang duluan deh, soalnya gue kesini cuman mau beliin nyokap gue ini aja."ucap Dana sambil menunjukan kantong plastik yang ia bawa.

Mara tahu itu pasti isinya bakmie taman kompleks ini, Mara tahu benar bahwa bakmie itu enak sekali hingga tak heran banyak orang yang mengantri membeli.

Mara hanya mengangguk dan melambaikan tangannya saat Dana pergi.

Pergi. Satu kata yang terkadang ia takuti.

***

Thanks buat sahabat2 gue yg udh kasih support💗

Mkasih buat kalian yg udh mau baca dan vote.

Salam Vina.

SenjaWhere stories live. Discover now