1. A. FXCK ME.

8.3K 401 12
                                    

Jinhwan's POV.

Aku sudah menjalin hubungan dengan Kim Hanbin selama 2 Tahun. Dia menyatakan perasaannya saat kami masih di High School, dengan kikuknya lelaki itu mengatakan "Saranghae." di atap sekolah dengan modal coklat yang ia buat sendiri. Padahal aku seniornya, berani sekali dia menembakku dengan cara simpel itu. Manisnya.

Tapi, karena- yah. Aku juga sudah terlanjur menyayanginya, so, why not?

Cukup dengan ceritaku tentang acara menyatakan perasaan. Sekarang, kami sudah mulai dewasa dengan umur 21 dan 19. Dia masuk univ. yang sama denganku, dan kami juga selalu pulang bersama.

Namun, karena sekarang ia sudah lulus High School dan sudah legal melakukan hal dewasaㅡ jika kalian mengerti, sepertinya ia menginginkannya. Yup, seks.

Entah, apakah aku yang terlalu dewasa atau apa- tapi sepertinya dia menahan hasratnya padaku. Jiwon pernah berbicara kepadaku,

"Dia sebenarnya mau, hyung, hanya dia tak mau melihatmu kesakitan."

Lalu,

"Pacarmu terlalu sering menonton blue film yang partnernya bereaksi berlebihan. Kau mengerti-"

Huh. Sebenarnya aku tidak suka jika aku harus memulai duluan, apalagi ini tentang seks. Tapi lelaki manisku terlalu bodoh untuk menyadari bahwa aku lebih dewasa darinya.

Jinhwan's POV, end.

Hanbin mempunyai beberapa berkas yang harus di kumpulkan kepada sang dosen, jadi ia tidak bisa pulang bersama Jinhwan. Dan ia berjanji akan menginap di apartemen Jinhwan, mumpung besok sudah mulai libur.

Berkas pentingnya sudah sampai di tangan milik pembimbingnya dengan selamat. Saat ia melirik jam, ternyata sudah jam 5 sore. Menunggu dosen tuanya itu hal yang menyebalkan. "Hyung, kau di apartemenmu, 'kan?" Hanbin menelpon kekasih mungilnya untuk memastikan.

"Tentu saja. Kau akan kemari sekarang?"

Hanbin otomatis mengangguk semangat, "Yeah, hyung! Tunggu aku."

"Hmm, aku tunggu, Hanbin-ah. Cepat kemari!"

Setelah percakapan pelepas rindu itu selesai, Hanbin langsung menarik kunci mobilnya dari saku dan berlari ke arah parkiran. Mengemudi dengan tenang sambil membayangkan cuddling dengan hyung mungilnya. Yup, hanya sebatas cuddle.

Sampai lah Hanbin di apartemen milik Jinhwan, ia mengetik kata sandinya dengan enteng, karena sudah hafal di luar kepala. Lalu masuk sembari mengucapkan sapaan 'Hyung, aku datang!' dengan lantang.

"Kim Hanbin ini bukan hutan jadi tolong jangan berteriak." Yang ditegur hanya nyengir kuda tanpa dosa. Jinhwan menghela nafasnya kecil, sudah tau sifat kekanakan pacarnya.

"Pergi mandi. Aku akan menunggumu di ruang makan." Titah Jinhwan yang langsung disetujui Hanbin, "Ayayay, Captain!"

Setelah itu, mereka makan malam bersama dengan ributㅡ walaupun hanya berdua. Seperti,
"Makan sayurnya, Kim."
"Tidak mau, hyung. Tidak enak."
"Jadi, kau bilang masakanku tidak enak?"

Dan dilanjutkan dengan perdebatan kecil yang pasti ujung-ujungnya Hanbin mengalah. Itu karena sebenarnya, ia yang salah.

Selesai makan, Hanbin bagian mencuci piringnya dan Jinhwan sudah masuk kamar duluan. Ia mencuci piring dengan kecepatan ekstra namun tetap bersihㅡ tipikal suami yang baik. Setelah selesai dengan tugas negaranya, ia menyusul Jinhwan ke kamarnya.

Dari pintu, ia melihat Jinhwan duduk sedang memainkan handphonenya di pinggir ranjangnya. Hanbin mulai memeluk leher belakang Jinhwan dengan manja. Mencium pipi gembul milik sang kekasih. "Hyung, aku merindukanmu. Dan sekarang kau sibuk dengan handphonemu? Itu kejam. Apa kau tak merindukanku?"

Yang ditanya terkekeh pelan, menyimpan ponselnya di meja nakas. "Apakah aku harus merindukanmu? Wleek. " Jawabnya sambil mehrong lucu.

Melihat aegyo itu, Hanbin langsung mencium bibir plum Jinhwan. Awalnya hanya menempelkan kedua bibir mereka, namun ntah kenapa Jinhwan membuka mulutnya. Lidah dari bibir tebal Hanbin masuk untuk memerangi milik Jinhwan.

Jinhwan mulai memeluk leher Hanbin, lalu memutar badan mungilnya hingga mereka saling berhadapan, memperdalam ciuman intim mereka.

"Hanbin-ah," Jinhwan tau, pasti setelah ini Hanbin menyudahinya dan minta untuk tidur. Tapi, ia tidak mau tidur untuk malam ini.

Yang lebih tua mendorong kekasihnya, lalu menindih dengan badan mereka yang menempel atas-bawah. Ciuman itu masih berlanjut sampai Jinhwan sendiri yang melepasnya, karena ia tak punya pasokan oksigen lagi.

Benang saliva keduanya menjuntai saat Jinhwan menarik kepalanya ke atas. "Kau kalah, hyung?"

"Aku baru tahu, my boyfie is a good kisser." Bisik Jinhwan tepat ditelinga Hanbin, sembari melingkarkan kaki pendeknya di paha kanan Hanbin.

Sejujurnya, Hanbin sudah dalam limitnya. Ia sangat-sangat
-sangat terangsang, karena ulah kekasih mungilnya malam ini.

"Hyung-"
"Apa, hmm?" Ia kembali menindih utuh badan si bangirnya. "Kau menggodaku?"
Dan Jinhwan lagi-lagi, ia memainkan jarinya diatas dada bidang milik Hanbin, "Kenapa? Kau merasa tergoda?"

Hanbin meneguk ludahnya kasar, sial, adiknya dibawah sekarang mulai tegang. "Hyung aku tidak mau sesuatu terjadi karenakuㅡ"

"Hmm? Seperti apa contohnya?" And finally, Kim Jinhwan duduk diatas junior 'suci' Hanbin. Tidak terlalu 'suci'-(dia pernah main sendiri.) but believe me, that holy for real.

Jinhwan memiringkan kepalanya, bertanya sesuatu. "Kau tidak mau menjawab pertanyaanku?" Ia mulai menggoyang-goyangkan badannyaㅡ merajuk, "Ayo jawab ayo!"

Benar-benar, Kim Hanbin sudah melewati limitnya. Kejantanannya sudah menegang sempurna karena bergesekan dengan pantat sintal milik Jinhwan.

"For God sake, i'll do the thing that you wanna know, hyung." Bisik Hanbin pelan, lalu ia membalikkan posisiㅡ Hanbin di atas dan Jinhwan dibawah.

Jinhwan memasang muka menantangnya, "Really? You can do 'that' ?" Dan Jinhwan benar-benar membuat Hanbin merasa mendapat lampu hijau yang pertama. Dimulai dengan seringaian panas yang dilanjut dengan kegiatan panasnya.

To Be Continue.

HAHAHAHAHAHA. Omo. Idk. Aku nulis apa????? But yeah, I miss BinHwan. Wdyt? Lanjut atau tidak? Kalau mau lanjut, tolong give me support (votes and comments) > < if no? I will delete soon. Kkk~ jja!

Fxck Me - ON HOLD.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang