Prolog

5.9K 345 10
                                    

                  

Awalnya, Keenan mengira kalau dia selamanya tidak akan memiliki teman. Keenan sudah terbiasa untuk selalu sendirian di sekolah bahkan di lingkungan rumahnya. Keenan tidak pernah membayangkan dirinya akan berada dalam sebuah hubungan pertemanan dengan seseorang, karena sifatnya yang tertutup dan pemalu. Tetapi semua itu berubah pada akhir kelas sepuluh. Dan semua berawal dari Reynand.

Reynand adalah murid yang cukup populer di sekolah. Kulitnya yang putih serta tubuhnya yang jangkung membuatnya terlihat menarik-bagi siswa perempuan- ditambah kepribadiannya yang mudah akrab dengan siapa saja. Bahkan di hari pertama MOS, Reynand sudah bisa berteman dengan lebih dari dua puluh orang. Tidak heran ketika masuk di kelas sepuluh IPS 3, hampir semua murid di kelas itu mengenal Reynand. Kecuali Keenan.

Namun suatu hari semua itu berubah. Dan semuanya berawal dari sebuah percakapan yang dimulai oleh Reynand yang duduk tepat di belakang Keenan.

"Woy, lo tau gak shampo anti ketombe yang bagus? Akhir-akhir ini kepala gue ketombean dah!" Reynand yang duduk dibelakang Keenan tiba-tiba saja menanyakan hal yang menurut Keenan tidak jelas. Dan itu membuat Keenan tidak merespon pertanyaan Reynand. Namun Reynand tidak tinggal diam. Reynand berfikir Keenan tidak mendengar jelas pertanyaannya, maka Reynand menepuk kembali bahu Keenan dan kali ini berhasil membuat Keenan memutar tubuhnya menghadap Reynand.

"Apaan?" tanya Keenan datar dan tanpa menunjukkan minat sama sekali, bahkan Reynand bisa melihat kernyitan tidak suka di wajah flat Keenan.

Reynand menyengir lebar-lebar ketika Keenan mau meresponnya, terlepas dari respon Keenan yang ogah-ogahan. Bukan lagi sebuah rahasia kalau  Keenan adalah murid introvert yang tidak memiliki teman. Cowok itu selalu kemana-mana sendirian dan menutup dirinya dari pertemanan. Dia hanya akan bicara pada orang lain jika memang keadaan sudah mendesak. Tetapi hari ini Reynand berhasil membangun percakapan dengan  Keenan.

Keenan masih memandang Reynand dengan pandangan bertanya, menanti apa yang sebenarnya ingin Reynand katakan padanya. Namun cowok berkulit putih itu justru hanya memamerkan senyuman terlalu lebarnya.  "Woy, Reynand?" panggilan Keenan berhasil menyadarkan Reynand. Reynand tidak boleh membuang kesempatan untuk membangun sebuah hubungan pertemanan dengan Keenan. Melihat keadaan Keenan selama ini yang selalu sendirian membuat hati Reynand mencelos. Bagaimana bisa ada orang yang selalu sendiri di sekolah disaat Reynand selalu dikerubungi teman-teman.

Reynand terkekeh. "Oh iya sori, gue sampe lupa. Gue denger keluarga lo punya toko herbal gitu, apa mereka jual shampoo herbal anti ketombe? Kepala gue gatel banget dah gak tau kenapa tiba-tiba ketombean,"  ucapnya sambil menggaruk kepalanya yang memang gatal.

"Kenapa gak coba shampo anti-ketombe yang biasa dijual di pasaran?" tanya Keenan datar.

Reynand menggeleng sambil sibuk menggaruk kepalanya. Untung Keenan ini cowok, kalau tidak Keenan pasti sudah ilfeel melihat kelakuan Reynand tersebut. Tetapi nampaknya cowok itu cuek-cuek saja, toh dia memang beneran gatal kok, kenapa harus malu?

"Udah coba, malah makin parah! Terus nyokap nyuruh gue beli shampo herbal, mana gue ngerti kan yak? Jadi, di toko lo ada gak?" tanya Reynand.

Keenan nampak berfikir sejenak lalu mengangguk. "Kayaknya ada."

Jawaban Keenan membuat wajah Reynand kembali sumringah. "Serius? Kalo gitu ,pulang sekolah nanti gue mampir ke toko lo ya!"

Keenan sedikit terkejut mendengar ucapan Reynand yang menggebu-gebu. Keenan sebenarnya enggan terlibat lebih jauh dengan Reynand, jadi dia berfikir untuk menuliskan saja alamat toko herbal keluarganya. Tetapi rasanya tidak sopan mengingat Reynand sepertinya memang sedang berusaha berteman dengannya dan akhirnya Keenan memutuskan untuk menganggukan kepalanya.

Itulah percakapan awal Keenan dan Reynand. Dan baik Keenan maupun Reynand tidak pernah menyangka, percakapan hari itu menjadi sejarah awal mula persahabatan mereka.

AIRPLANEWhere stories live. Discover now