Sang Putri

167 5 0
                                    

Sekarang Tobio berada dekat mata air yang ditepinya terdapat pohon beringin dan mangga. Maka ia pun duduk di perakaran pohon mangga dan segera mengupas kulit jeruk mandarin itu.

Tiba-tiba muncul dari jeruk itu,muncul gadis muda bergaun panjang warna oranye yang senada dengan rambutnya. Kulitnya putih bersih seperti meat bun. Matanya coklat seperti isi meat bun. Seperti yang diharapkannya. Mungkin sedikit lebih banyak daripada yang ia inginkan.

"Ano..tolong ambilkan aku air. Kalau tidak aku akan mati kehausan.." pintanya. Tobio dengan sikap kebangsawanannya segera menciduk air dari mata air. Tapi Tobio terlambat. Gadis itu telah mati dan menjadi abu.

Dengan gelisah,ia mengupas kulit jeruk kedua. Muncul lagi wanita idamannya dengan gaun yang sedikit tidak menutupi kaki indah miliknya. Tapi lebih sempurna dari yang pertama. Dan Gadis itu meminta air dari mata air itu.

Tobio cepat-cepat mengambil air sekali lagi. Tapi ia terlambat.

"Kalau diingat, yang diminta itu air dari mata air ini kan? " gumamnya. Maka ia pun mengupas jeruk itu sambil berdiri. Setelah muncul gadis idamannya yang kini menggunakan gaun pendek yang bahkan tidak menutupi lututnya,dengan segera Tobio menggendongnya dan melemparnya menuju mata air itu. Dan gadis itu tersenyum.

"Uh..Arigatou.. " ucapnya sambil menatap Tobio. Tobio hanya bisa tersenyum kikuk.

"Maafkan aku,bajumu jadi basah.." ucap Tobio. Tapi jujur, Tobio suka pemandangan didepannya. Baju wanita itu menjadi memperlihatkan lekuk tubuhnya. #plak!

"Tak apa,aku bisa mengeringkannya.".Seketika tubuh gadis itu mengering. Bahkan bajunya juga.

"Atashi namae wa Hinata Shouyou desu! " ucap gadis itu

"Atashi namae wa Kageyama Tobio desu" balas Tobio

Tobio berpikir, ia harus membawa pulang gadis itu. Tapi ia tak bawa kuda. Maka ia menepuk bahu gadis itu.

"Hinata, naiklah pohon mangga ini. Tinggalkan tanda kalau kau menuruni pohon ini. Apapun darimu. Kalau sudah menaiki lagi-"

"Buang penandanya? " tanya Hinata membaca pikiran Tobio.

"Betul."jawab Tobio.

"Oke, apapun itu.."ucap Hinata menyetujui kesepakatan yang dibuat oleh Tobio.
.
.
.
.
Beberapa orang telah melewati danau tanpa menyentuh pohon mangga di pinggir danau. Yah, tidak semua.

Dari arah Barat, terdapat seorang gadis yang ehm..biasa biasa saja (ditambah tingkat kenarsisannya yang tinggi) memasuki wilayah danau. Ditangannya terdapat kendi kosong untuk mengambil air.

Oikawa Tooru namanya. Dia adalah pembantu rumah seorang saudagar kaya. Hari ini ia diperintahkan untuk mengambil air.

Ketika ia mengambil air,ia melihat bayangan cantik dari pantulan air. Ia pun berpikir bahwa ia adalah gadis yang sangat cantik yang tidak seharusnya menjadi pesuruh. Maka ia menghempaskan kendi itu hingga pecah dan segera pulang.

Ketika dia ditanya,ia menjawab dengan sangat percaya diri. Maka ia pun mendapatkan makian dari saudagar majikannya.

Untuk kedua kalinya ia melihat lagi bayangan cantik dari pantulan air danau. Untuk kedua kalinya ia menghempaskan kendi itu dan untuk kedua kalinya pula ia mendapat makian dari majikannya.

Hingga terjadi berulang-ulang sehingga Hinata pun tak sampai hati untuk tidak menegurnya. Tooru pun naik pitam.

"Kenapa tidak dari tadi..!? Aku telah menerima makian dari majikanku dan di siksa olehnya." ucapan Tooru pun menjeda.

Sambil menatap Hinata terus Tooru melanjutkan"Tapi kau benar benar tampak seperti bidadari surga..."

Dari mana datangnya, muncul rencana jahat. Tooru pun membujuknya untuk turun.

Semula,Hinata tak mau turun dari pohon mangga itu. Ia takut pada Tooru. Ia dapat memprediksikan kalau ia jauh lebih pendek dari Tooru. Tapi Tooru terus membujuknya untuk turun.

"Ayolah,chibi-chan.. Biarkan aku menyisir rambutmu. Kujamin kau pasti lebih cantik setelah kusisir." bujukan Tooru membuat Hinata turun setelah memberi tanda hitam pada cabang pohon mangga yang terdekat.

Ketika Hinata mempersilahkan Tooru menyisiri rambutnya,Tooru mengelus dan menyisirnya lembut. Namun, dengan segera Tooru membunuh Hinata dengan menusuk telinga kanan Hinata dengan potongan kendi yang telah dihempasnya sebelumnya.

Hinata jatuh tergeletak dan mengeluarkan setetes darah. Dari darahnya, muncul gagak hitam dan segera terbang menjauhi Tooru dan meninggalkan Tooru sendiri.

Dari kejauhan terdengar suara derap kereta kuda. Tooru kaget dan segera menaiki pohon beringin dengan sangat terburu buru. Dan derap kereta kuda itu berhenti dan menjadi langkah kaki Tobio. Toorupun turun dengan dibantu Tobio,sang Pangeran tampan.

Namun,Tobio kaget. Putri idamannya berubah. Dengan penuh rasa heran, pangeran itupun bertanya pada Tooru.

"Hinata..? Apa yang terjadi pada rambut soremu ?" Tooru pun tersenyum kecil dan menjawab.

"Oh,pangeran... Rambut indahku terpanggang sinar matahari yang panas hari ini. Maka rambutku pun berubah menjadi coklat tua seperti ini... ". Tobio pun kembali bertanya.

"Hinata.. Apa yang terjadi pada kulit putih milikmu..? Oh..! Apa pula yang terjadi pada suara indahmu? Apa yang terjadi pada pakaian indahmu..?"

"Oh Pangeran,kulitku yang putih terpanggang sinar matahari. Maka kulitku akan menjadi seperti ini. Suaraku menghilang karena terlalu sering bernyanyi untuk menghibur diri hingga menjadi serak seperti ini. Oh Pangeran,tadi ada seorang wanita yang ingin bertukar pakaian denganku. Jadi aku malah mendapat baju kumal ini. "Jawab Tooru. Tobio memicingkan matanya.

"Hinata.. Lalu mengapa kau menempati pohon beringin ini? Bukankah kau kusuruh di pohon mangga..? Dan kenapa kau tak menghilangkan bekas penanda di pohon mangga itu? "Tanya Kageyama penuh selidik. Tooru terkejut. Tapi dengan penuh kepercayaan,Tooru pun terpaksa mengelabuhi Tobio.

"Akh.. sebab aku seperti ini aku terpaksa pindah di pohon beringin yang rimbun ini. Wah.. aku lupa membuang penandanya" ucap Tooru. Mau tak mau,Tobio mempercayai ucapan Tooru padanya. Tobiopun menggandeng tangan Tooru dan mengajaknya menuju istana kerajaan Karasuno.
.
.
To be continue

Ya.. Putri Jeruk sudah dilanjut..! Terimakasih atas vote dari para pembaca.

Putri JerukWhere stories live. Discover now