Lenyap

7 1 0
                                    

Sekuat apapun seseorang, pasti memerlukan waktu untuk merenung. Setiap kali orang kuat meluangkan waktu untuk merenung, pasti mereka tidak mengizinkan seorangpun mengetahui kalau mereka sedang bersedih. Sekuat apapun seseorang, pasti memiliki kenangan yang buruk.

Sekuat apapun orang, pasti memiliki dosa yang tak bisa dihapus.

Aku sudah memikirkan hal itu berkali-kali. Aku tahu bahwa dosa yang amat besar tak bisa dihapus, namun aku datang ke sini dengan tujuan menghapus dosaku. Pada awal mula permainanku di sini, aku bukanlah pemain yang hebat. Aku selalu mengambil misi yang mudah dan pemain lain mengejekku.

Aku terus-menerus mengambil misi dengan tujuan bisa menambah level lebih cepat. Setelah aku berhasil menjadi pemain terkuat si satu lantai, aku mengubah penampilanku dengan topeng dan jubah hitam.

Sesuatu yang menemaniku dalam perjalanan untuk mencari kekuatan itu hanyalah tekadku. Aku belum punya tim, aku tidak punya partner, aku hanya punya orang-orang yang membenciku, baik di dunia nyata maupun di dalam game.

Biasanya aku tidak mempedulikan orang-orang yang seperti itu, namun sesekali aku menyesali perbuatanku. Aku menginginkan seseorang yang bisa membantuku menjadi orang yang pantas dihormati, bukan dibenci.

Seseorang itu sudah kutemukan.

Para pemain yang dipilih untuk menjadi anggota The Investigators dikumpulkan di ruang yang sebelumnya kami masuki saat GM memindahkan kami. Di depan kami semua ada Surt, dan di atas kami ada GM yang sedang melayang-layang.

"Kawan-kawan," ucap GM yang sedang melayang "aku sudah melacak dan mengurung hacker yang nekad mengotak-atik game yang kumiliki."

Kami semua, yang sudah dikumpulkan GM di sini, merasakan sesuatu yang aneh. GM yang bisa menghapus karakter pengganggu di dalam game hanya bisa mengurung hacker. Lalu, apa yang akan kami lakukan setelah ini pun kami tidak tahu.

"Aku tahu itu membuat kalian kebingungan." Dia berhenti sejenak "aku mengurung hacker dan menjadikannya salah satu boss di dalam game ini. kalian sudah berada di lantai 97 dan seharusnya masih ada 3 lantai untuk kalian yang ingin menyelesaikan game ini, namun aku sudah meningkatkan tartarus menjadi 250 lantai, dan mulai dari lantai 101 sampai 200, aku sudah menempatkan titan secara acak. Aku membuat 24 titan yang semuanya merupakan versi baru. Jadi ini bukanlah ancaman lagi untuk kalian, ini adalah bagian dari game. Kalian harus mengalahkan 24 titan yang ada, dan melawan hacker di lantai 201."

Suasana jadi hening. Aku merasakan ketakutan yang luar biasa, mungkin para pemain lain juga begitu. 100 lantai di tartarus sudah cukup mematikan, tapi si GM malah menambah 150 lantai lagi. Bukan cuma itu, dia menciptakan 24 titan yang sudah diperbarui Dia orang gila.

Si GM pun menghilang. Dia memang menyebalkan, menghilang begitu saja setelah memberikan informasi mengerikan seperti itu.

"Baiklah," Surt mulai berbicara diantara kami yang sedang ketakutan. "dengan begini, Investigators akan lebih ditantang. Aku mau kita memecah kelompok ini menjadi beberapa kelompok. Aku akan mengaturnya secara acak dan berusaha menempatkan healer, archer dan warrior dengan komposisi yang pas."

Sementara sedang menunggu Surt mengatur anggota tim, aku berusaha mencari Veresia diantara kerumunan.

"Kau takut?" tanyaku kepada Veres.

"Aku tidak tahu apakah ini takut atau tegang." Jawabnya dengan suara yang terdengar seperti orang takut.

"Emang beda takut dengan tegang apa?"

"Pokoknya beda." dia lalu melangkah menjauh dariku. Entah firasatku benar atau tidak, sepertinya dia akan menangis.

"Baiklah, penghitungan selesai!" Surt membuat kami semua terkejut. Dia memberikan data dari kelompok yang dia buat. Dia membuat 12 kelompok dengan 12 pemimpin:

ENDLESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang