Delapan

2.2K 53 16
                                    

halo! maafkan kelamaan update.

kemarin - kemarin gak dapet feel buat ngelanjutin.

lagi rame pasien juga. dan sekarang bisa menyempatkan buat lanjutin cerita.

thanks for always read it.

----



Huh kenapa dia belum juga meneleponku. Dia bilang dia akan meneleponku setiap malam. Tapi buktinya sudah tiga malam ini dia belum juga menelepon atau setidaknya mengirim pesan menanyakan kabar padaku.

"Lo kenapa melamun sendirian begini. Kayak banyak fikiran sih, mikirin apaan?" tanya Gloria menepuk pelan bahu Yana yang sedang mengaduk – aduk makan siangnya sambil melamun.

"Mikirin kenapa lo sampai sekarang belum juga punya pacar. Apa dunia ini bakal kiamat sebentar lagi ya?" sungut Yana membalas Gloria yang sering kali dipanggil Glow oleh teman - temannya.

"Sialan lo Ci. Gue nanya serius. Gue kan selalu peduli sama lo. Cerita sini ke gue apa kesedihan lo." Glow lalu menarik kursi yang ada di depan Yana dan mendaratkan bokongnya di sana.

"Gue nggak sedih, Glow. Cuma bingung doang."

"Bingung kenapa? Ada masalah apa sih lo? Apa masalahnya ribet banget?" tanya Glow yang saat ini sudah menopang wajahnya dengan tangan kiri.

"Yong Dae belum juga nelepon gue." Sahut Yana lirih sambil menunduk malu. Sangat jarang bagi seorang Liliyana Natsir menceritakan tentang hubungannya dengan Yong Dae pada teman – temannya di pelatnas.

"Sejak kapan? Tapi hubungan lo dengan dia masih baik – baik aja kan? Nggak lagi ada masalah kan?"

"Sejak gue balik dari Incheon yang jelas. Hubungan kita masih baik – baik aja. Emang sih kemarin ada masalah gitu tapi ya udah selesai."

"Positif thingking dong, Ci. Mungkin dia lagi sibuk. Lo sendiri kan yang bilang kalau dia di Korea udah melebihi aktor terkenal sibuknya. Sibuk shooting-lah, apalagi latihan." Jawab Glow dengan nada menenangkan Yana.

"Jadi nggak bisa gitu luangin waktu 5 menit aja buat sekedar nanya gimana kabar gue? Apa lagi sibuk sama pacar baru?" cibir Yana menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Sebegitu besarnya gengsi lo untuk coba nelepon dia duluan? Apa salahnya lo yang menunjukkan kalau lo juga care sama Yong Dae." Alis mata Glow bertaut menatap tajam ke arah senior yang ada di depannya ini.

"Besar kepala dia jadinya kalau gue yang ngemis – ngemis cinta ke dia Glow. Mungkin benar firasat gue kalau dia lagi asyik sama pacar barunya." Jawab Yana dengan nada memohon.

"Lo nggak akan di bilang ngemis, Ci. Kalau Cuma nelepon sekedar tanya kabar dia doang. Inget kalian pacaran udah 2 tahun. 2 tahun itu bukan waktu yang sebentar. Right?" Glow melipat tangan di dadanya.

"tapi ... okelah, gue ikutin saran lo. Nanti malem aja deh nelponnya."

"Nggak nyesel kan cerita – cerita sama gue. Akhirnya lo dapet pencerahan juga kan. Udah nggak usah cemberut. Gue yakin kok kalau lo masih satu – satunya buat pacar tampan lo itu."

"What? Masih? Apa maksud lo?" cela Yana sekenanya.

"Kalau lo gengsi – gengsi terus bisa jadi lo udah nggak jadi satu – satunya, Ci. Lo ngerti maksud gue kan? Lo tahu sendiri cewek yang naksir dia bejibun. Gue juga boleh lah daftar biar jadi pertimbangan. Ya nggak?" goda Glow lalu tertawa terbahak – bahak melihat perubahan wajah Yana yang saat ini sudah cemberut.

"Awas aja kalau berani!" Yana ikut berdiri mengejar Glow yang sudah berjalan dengan cepat meninggalkannya sambil terkekeh geli.


******


To Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang