Tanpa judul bagian 1

3.6K 429 35
                                    

Aku yang terluka, kau yang merasakan sakit.

Kau yang terluka, aku yang merasakan sakit.

Kita dilahirkan di hari yang sama, dengan wajah yang berbeda satu sama lain.

Tetapi satu jiwa.

.

.

.

Seoul, when they were in five years old.

Choi Minho tampak memperhatikan dengan seksama potret kedua namja yang kini tertempel pada buku absennya. Siswa baru dari Tokyo, cucu dari mantan Perdana Menteri di Jepang. Mata kodok Minho bergerak pelan, kembali meneliti di mana letak kemiripan keduanya.

Mereka kembar. Tapi berbeda.

  "Minho Sam! Dia menangis lagi!"

Minho terkejut. Ia menoleh dan menatap salah satu muridnya yang berambut ikal. Namja bermata kodok itu segera berlari menyusul muridnya menuju lapangan sekolah. Tidak mengacuhkan buku absen miliknya yang masih tergeletak dengan posisi terbuka di atas meja. Memperlihatkan potret dua namja yang tertempel rapi di sana.

Dengan wajah angkuh tanpa senyum.

Jung Jaejoong dan Jung Yunho.

  "Appoooo~!"

Suara jeritan namja mungil berwajah cantik itu terdengar lantang. Minho melihat Jaejoong sedang duduk di tengah lapangan taman kanak-kanak seraya memeluk lututnya. Wajah gembulnya tampak memerah sedih. Pipinya basah akan air mata.

Kemudian Minho menoleh, menatap sang kembaran, Jung Yunho, yang berdiri tetap pada posisinya. Namja bermata musang itu hanya diam memandangi kembarannya. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi sakit sedikit pun. Walau lutut kanannya berdarah.

Minho segera menggendong Jaejoong dan membawanya ke ruang kesehatan seraya berteriak meminta Yunho agar namja itu mengikutinya.

Tapi Yunho bergeming. Ia masih memperhatikan Jaejoong yang berada dalam gendongan gurunya. Jaejoong mendengus kesal. Namja cantik itu memicingkan mata bulatnya yang basah menatap Yunho dari balik pundak Minho. Ia mengulurkan lengan mungilnya dan menggigit keras lengannya hingga memercikkan darah.

  "AAAHHHH!!"

DEG.

Minho menoleh, melihat Yunho yang kini menjerit kesakitan memeluk lengannya. Wajah kecilnya tampak memerah menahan sakit.

  "Hihihi~"

Namja bermata kodok itu merinding. Ia merasakan Jaejoong kecil kini terkikik di lehernya.


-------


Seoul, now they are in seventeen years old.

Suara alunan musik beat terdengar dari kamar namja cantik itu. Tampak Jung Jaejoong yang sedang mengangguk-anggukkan kepalanya seraya melantunkan lirik lagu. Jemarinya bergerak lincah mengerjakan soal-soal latihan untuk pekerjaan rumahnya. Saat musik berakhir, namja cantik itu menghembuskan nafas panjang.

Ia mematikan I-pod-nya dan bersandar pada kursi belajar yang dapat berputar itu. Menengadahkan kepalanya ke atas, hingga membuat poni almond-nya menjuntai ke belakang. Kedua mata bulatnya tampak bergerak pelan memandangi langit-langit kamarnya. Tapi beberapa detik kemudian ia melompat dari kursi dan memakai sandal tidurnya dan berlari menuju pintu.

HEART MIND SOULΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα