lanjutan ke 3

638 27 0
                                    

--ooo--

Ketika di pergi, aneh, kemudian ada muncul perasaan bersalah karena sudah bersikap judes kepadanya. Pastilah dia sedih. Pastilah dia kesel. Aku juga pasti akan merasakan hal yang sama kalau diperlakukan orang seperti aku kepadanya.
Sesampainya di rumah, si bibi memberi aku surat. Itu surat yang terbungkus dalam amplop warna ungu.
Itu surat dari halik!
Ku baca suratnya, sambil terus kepikiran soal Ali yang mungkin hari ini sudah kecewa dengan sikap ku.
Apa salahnya dia, prilly? Mengapa hari ini kau begitu, padahal baru kemaren kau tersenyum kepadanya dan sedikit terhibur oleh surat undangan yang dia berikan kepadamu?.
Maaf. Aku simpan surat halik, surat yang penuh kata-kata mendayu berisi soal cinta dan rindu itu.
Kata-kata indah yang dijiplak dari buku kahlil gibran dan puisi-puisi yang dia ambil dari majalah remaja tanpa ia cantumkan sumbernya agar aku menyangka itu adalah karyanya. Dia pikir, aku tidak pernah membaca puisi dan kata-kata itu sebelumnya.
Ah, halik kurang asyik! Mksudku, mungkin aku merasa bosan dengan halik yang itu-itu melulu. Monoton dan juga bisa!

--ooo--

Si bibi mengetuk pintu, manggil-manggil, menyuruhku untuk makan. Aku keluar dari kamar dengan isi kepala yang mulai dikacaukan oleh pikiran tentang omongan Ali di angkot itu: flashback➡ ( "prilly, kamu cantik. Tapi, aku belum mencintaimu. Enggak tau kalau sore. Tunggu saja." )
Kata-kata aneh yang terus nempel di kepalaku bahkan sampai malam harinya. Kata-kata itu, ketika aku ingat lagi berhasil membuat aku kecewa sendirian dikamar, dan teriak dalam hati, seolah-olah aku tujukan di Ali: "mau cinta, mau enggak. Dengar, ya, hai, kamu yang namanya Aliando. Terseraaahhh! Itu urusanmu! Emang gua pikirinnnn!?"
Tapi aku sejyum habis itu.
Setelah sholat isya, akh dapat telepon dari halik . Dia bicara lama sekali. Aku sebentar yak? Tapi, aku merasa itu lama sekali.
Dan kata halik, dia mau kejakarta, nanti, minggu depan.
"Lu seneng?"halik nanya apakah aku senang jika dia ke jakarta menemuiku?
Kujawab: "iya"
Memang, harusnya aku senang, halik.
Oke, kalau begitu. Baiklah, aku akan berusaha untuk senang. Insyaallah.
Doain.

--ooo--

Itu hari selasa, aku dapat surat dari Ali. Entah bagaimana dia bisa nitip suratnya ke mila.
Isi suratnya pendek:
"Pemberitahuan, sejak sore kemaren, aku sudab mencintaimu - Aliando!"
Aku langsung terkesiap membacanya. Lalu dengan cepat, kututup surat itu.
Aku jadi malu sensiri rasanya, dan aku berharap mila tidak sudah membacanya,tapi kayanya belum deh, karena surat itu dimasukkan ke dalam amplop yang tertutup.
Aku hanya khawatir orang-orang akan tau apa isinya. Lalu dengan cepat kumasukkan surat itu kedalam tas, seolah dengan itu bisa kujejalkan sampai masuk sedalam mungkin.
Dia, menurutku, hari itu, harus bertanggung jawab, karena sudah berhasil menggangu konsentrasi belajar ku.

Maaf kan aku jika cerbung ini gak jelas.

Jngan baper yak. Ini hanya cerbung. Bukan asli koo -__-

Dilan Versi AlprilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang