perkenalan

4 1 1
                                    


Pagi itu aku bangun sangat pagi, tidak seperti biasanya, bukan gayaku untuk bangun pagi, semalan tidur ku tidak nyenyak, setelah percakapan dengan papa kemarin siang, aku masih belum menemukan cara yang tepat untuk menggagal kan rencana pernikahan itu.

Triinggg

Ponselku berdering.

" hallo, siapa ni?."

" kamu gak save nomer papa?."

" oh, emang perlu aku save nomer papa, toh papa juga jarang buat hubungin aku."

" ya tapi tetap saja, kalau ada apa-apa sama kamu gimana?, kamu mau menghubungi siapa kalau bukan papa?."

" ya ampun pa, emang papa yakin bisa nolongin aku kalau terjadi apa-apa, papa ngangkat telfon dari aku aja belum tentu."

" sudah lah, papa telfon mau melanjutkan pembahasan yang kemarin."

" akhirnya, aku udah nebak pasti papa ada maunya, ngapain kalo gak ada maunya repot-repot telfon."

" kamu itu selalu berfikiran negatif, papa sayang kamu carol, papa juga khawatir sama kamu."

" udah lah pa to the point aja, aku sibuk."

" papa ingin kamu hari ini gak kemana-mana, papa punya kejutan buat kamu."

" wow ada apa ni, tumben-tumben nan papa punya kejutan."

" pokok nya papa jamin kamu bakal suka, bisa kamu dirumah saja hamemakai."

" oke, aku bisa."

" ya sudah kalau begitu papa tutup dulu telfon nya, jangan lupa makan carol, oh ya nanti kejutan nya jam sepuluh, papa minta kamu pakai baju yang bagus."

" ya."

Telfon ditutup, ada apa ini, aku curiga, tidak biasanya papa telfon, kejutan, apa maksudnya?.

Setelah selesai mandi, aku memakai pakaian bagus, ya bisa dikategorikan begitu.

" bibi, bi, bibi dimana sih."

" bibi didapur non."

Aku terkejut ketika sampai di dapur, bi inah memasak banyak sekali, dan semuanya enak-enak.

" wow bi, ngapain masak banyak banget, emang ada apa?."

" bapak yang suruh saya masak banyak non."

" ow, memang ada apa bi, kok papa nyuruh masak banyak-banyak?."

" bibi gak tau non."

Aku mulai berfikir ada apa ini, aku merasakan sesuatu yang tidak beres.

Tiiing Tooong.

Bel rumah ku berbunyi, aku berjalan menuju pintu untuk membuka kan pintu.

Krieet.

Aku terkejut, ya allah apa yang terjadi saat ini, papa membawa wanita, apakah dia wanita itu.

" halo carol, ini perkenalkan tante raya, dan ini anaknya leta." Papa memperkenalkan mereka.

Sial, sial, sial, kenapa papa bawa mereka kesini sih, wanita ini dan anak nya, muka mereka sama-sama licik.

" carol, carol, hey carol." Teriak papa Sambil mengguncang bahuku.

" iya." Jawabku.

" kenapa wajah mu terlihat pucat, kau sakit?."

Aku tidak mendengarkan perkataan papa, aku masih shock, akhirnya aku pergi meninggal kan mereka.
Papa mengejar ku, dia memanggil ku, tapi aku tidak menghiraukan nya.

" carol, carol, tunggu papa, kamu kenapa.?"

" kenapa papa bawa wanita dan anaknya itu kemari." Teriak ku.

" apa yang kamu katakan?, dia akan jadi mama mu, kenapa kamu bersikap seperti itu.?"

" mama ku cuma satu, dia bukan siapa-siapa, papa kelewatan."

" carol, kamu bisa jaga ucapan mu?."

" sudah mas, sudah tidak perlu seperti ini." Lerai wanita itu.

" anda siapa ya, kenapa anda ikut campur urusan keluarga ini?."

" carol." Teriak papa.

" apa pa?, apa, papa ingin nampar aku, mukul aku, silahkan."

" carol tenang dulu, tante dan leta kesini cuma mau menyambung silahturahmi saja."

" terserah apa yang mau anda katakan, yang jelas anda dan anak anda sudah merusak hidup keluarga saya."

" carol, kamu biaa gak sih bicara lebih sopan, dia lebih tua dari kamu."

" aku gak peduli, inget ini pa, inget kata-kata ku, sampai kapan pun aku tidak akan setuju dengan pernikahan ini, sekeras apa pun papa mencoba, aku tidak akan pernah setuju."

Aku berlari menuju kamar ku, rasanya sangat sakit melihat semu itu, ma, papa sangat keterlaluan, ma aku rindu mama.



Three Week With My SisterWhere stories live. Discover now