Bab 18 - Before For After

20.1K 705 6
                                    

Warning: typo bertebaran!

***

Sejak saat itu ia membenci Hendra dan Bila. Ia selalu mengacuhkan Bila ketika mereka di kelas. Dulu ia duduk sebangku di kelas tetapi sekarang Hana duduk dengan Hendri. Cowok yang tak kalah kerennya dengan Hendra.

Hana sebenarnya tau bahwa Hendri menyukai dirinya, tapi ia tak pernah mencintai Hendri, karena ia menganggap Hendri adalah temannya. Hanya temannya.

Berbeda dengan Hendra, ia sangat mencintai Hendra. Bahkan ia pernah mengancam Bila agar memutuskan Hendra. Bila selalu takut kepadanya. Makanya Bila selalu mengucapkan kata - katanya yang tak disukai oleh Hendra.

"Aku ingin kita putus"

Kata - kata itulah yang selalu diucapkan Bila. Jika ditanya apa alasannya. Bila selalu menjawab bahwa dia tak ingin menyakiti hati Hana. Tapi Hana selalu menyakiti hatinya.

Hana egois? Tentu, ia harus egois. Bukankah jika kita mencintai seseorang kita harus egois, agar mendapatkannya.

Rasa egois dan benci itu terbawa sampai Hana besar. Ia meremas kuat undangan yang ia dapatkan. Pernikahan yang membuatnya hancur. Ia sakit hati kepada sahabatnya itu. Sahabatnya benar - benar tega.

"Kenapa undangannya di remas seperti itu?" Tanya Hendri dengan kedua tangannya yang membawa 2 cangkir kopi.

"Bukan urusanmu!" Jawab Hana ketus. Hendri hanya bisa menghela nafasnya jika sudah seperti ini.

"Sini coba ku lihat. Aku penasaran sekali" Hana pun memberikan undangan itu.

Hendri mulai membaca dan membolak - balikkan undangan. Di sana tertulis kan

Happy Wedding....

Hendra Julio

&

Bila Jelita

Hendri pun sekarang menjadi tau apa penyebab Hana menjadi semarah ini.

***

Sudah lama sekali Hendra, Hendri dan Bila masuk tapi tak memberikan aba - aba kepadanya untuk masuk ke dalam. Apa terjadi sesuatu? Hans merasakan firasat yang tak enak.

Ia menoleh ke arah dimana Salsa duduk sambil memangku Aira.

"Lama sekali, apakah mereka berdebat dengan mama Hana?" Tanya Salsa.

"Mungkin. Mama mungkin sedang marah - marah tak mengizinkan mereka masuk" balas Hans.

"Apa kita masuk saja?" Sambung Hans.

"Baiklah, itu lebih baik daripada penasaran di sini" jawab Salsa lalu ia turun dari mobil Hans. Ia mengandeng tangan mungil Aira. Hans pun merangkul Salsa.

Sesampainya mereka di depan pintu masuk, mereka sudah diperlihatkan perdebatan mereka.

Tak sengaja mata Hana menatap putra tercintanya sudah di depan. Ia pun berjalan cepat kearah Hans.

"Hans, kamu dari mama saja?" Tanya Hana ketika sudah sampai di depan Hans.

"Izinkan kami masuk dulu ma, baru Hans akan jelaskan" ucap Hans.

Hana menggelengkan kepalanya.

"Gak Hans"

"Kenapa? Mereka sekarang adalah keluargaku" jelas Hans.

"Tapi mama membenci mereka" kata Hana mengebuh.

"Hana sadarlah, kau tak boleh seperti ini, kau tak boleh egois seperti ini. Itu semua bukan salah mereka, itu semua adalah kesalahan kita juga" kali ini yang menjelaskan adalah Hendri.

"Sudah cukup Dri, jangan pernah membahas itu lagi" kata Hana sambil memejamkan matanya.

"Kami tidak akan mengungkit masa lalu jika kau tak mengungkitnya juga"jelas Hendri.

Salsa yang menatap itu berubah menjadi sedih. Kejadian masa lalu kedua orang tuanya dan juga kedua orang tua suaminya itu mungkin sangat pahit sekali penuh dengan lika - liku.

Salsa pun ingin memeluk tubuh mungil putrinya. Tapi waktu ia menarik tangan Aira hanya udara yang ia tarik. Salsa mulai gelagapan. Ia takut Aira hilang diculik.

"Ada apa sayang?" Tanya Hans yang melihat istrinya sedang panik mencari sesuatu.

"Ai hilang Hans" balas Salsa yang membuat Hans menjadi panik.

Ketika ia Akan membantu Salsa mencari suara putri kecilnya terdengar sangat dekat.

"Nenek" itu suara putri kecilnya. Salsa dan Hans pun menatap Aira yang dengan beraninya memegang tangan Hana.

"Nenek aku Ai, apa nenek tak ingin memelukku?" Tanya Aira sambil merentangkan tangannya.

Hana pun menatap gadis kecil yang berdiri di depannya sambil merentangkan tangannya dan tersenyum.

Hana suka sekali dengan senyum Aira. Senyum Aira sangat manis sekali, sama seperti senyum Bila.

Tiba - tiba kenangan masa lalu kembali terbayang di pikirannya. Mulai dari yang menyakitkan sampai yang menyenangkan.

Tiba - tiba Hana memeluk Aira.

"Ai cucu nenek!" Seru Hana sambil menangis. Ia sekarang sadar. Semua masalah itu berawal dari obsesinya kepada Hendra. Obsesi yang membuat banyak orang bersedih.

Mereka semua yang melihat Hana memeluk Aira pun terharu. Karena awalnya Hana sangat menolak kehadiran Aira. Tapi karena Aira ia sadar bahwa ia bertingkah egois sangat keterlaluan tanpa memikirkan apa akibatnya.

Masa lalu hanya bisa kita jadikan sebuah pelajar di masa depan. Masa lalu hanya bisa kita kenang di hati kita.

-END-

=Before for After=

Updated : 14 Mei 2016

Akhirnya selesai juga cerita ini. Cerita yang umurnya hampir 1 tahun.

Maaf jika ada kesalahan dan kalimat nya. Maaf karena tidak membalas komentar kalian satu persatu. Maaf kalau balas komentar biasanya dengan nada kasar.

Tapi tanpa kalian semua cerita ini tidak ada apa - apanya.

Terima kasih buat yang udah vote, terima kasih buat yang udah komen, terima kasih buat yang udah follow, terima kasih buat yang cuma jadi silent reader.

Jangan lupa vote dan comment yang banyak ya.

Makasih.

*sorry klu gak nyambung

Before for AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang