Part 17: Sorry (1)

Start from the beginning
                                    

Aku lihat Sungmin berjalan menuju kelas sementara murid lain masih di luaran, beberapa dari mereka yang berasal dari klub basket menyapaku jadi Sungmin pasti dengar kalau aku ada di belakangnya, dia berjalan makin cepat.

"Sungmin..."

Dia sudah masuk kelas dan aku menyusulnya, aku duduk di bangku meskipun bel belum berbunyi. Aku duduk menghadap bangku Sungmin dan memandanginya, berharap dia akan menoleh tapi dia cuek, dia mengabaikanku sepenuhnya. Sampai sonsaengnim datang dia tidak mau menoleh padaku, aku menyerah untuk saat ini.

Selesai sekolah aku mengikuti Sungmin keluar, dia ada klub botani dan aku sebenarnya tidak ada latihan tapi aku tidak pulang, aku mau menunggui Sungmin sampai selesai nanti. Dia masuk dalam rumah kaca yang terdapat di belakang samping gedung sekolah, aku tidak pernah menemani Sungmin kegiatan klub botani jadi aku masih asing.

Sungmin memakai jas putih seperti seorang ilmuwan pengamat tumbuhan, dia memeriksa tumbuhan dalam pot dan memegang sebuah catatan, entah apa yang dia catat. Dia jalan menyusuri deretan pot dan aku mengikutinya jalan, begitu seriusnya aku sampai aku menabrak sesuatu. Oww.. jidatku... sakit, dasar tiang kurang ajar! Kenapa tidak bilang kau berdiri disini.. aku pukul tiang itu tapi justru telapak tanganku yang sakit. Aku lihat Sungmin berbalik dan dia pergi mengamati tanaman yang lain. Aku rasa aku hanya bisa duduk menunggunya disini.

1,5 jam kegiatan klub Botani berlangsung dan Sungmin akhirnya keluar, aku sudah hampir mati kebosanan, itulah makanya aku tidak pernah menemani Sungmin saat kegiatan klub ini karena harinya tidak bersamaan dengan klub basket. Tapi aku rasa, aku sudah egois sementara Sungmin selalu menemaniku di klub basket. Aku tahan tangan Sungmin saat dia melewatiku dengan cuek.

"lepaskan tanganku" ucapnya dingin, aku tak berani melawan jadi aku lepas tangannya, dia jalan dan aku mengikutinya.

"kau harus dengarkan penjelasanku dulu, kami tidak melakukan apa-apa, aku hanya pergi minum kopi dengannya"

"meninggalkan acara makan dengan timmu hanya untuk minum kopi dengan seorang perempuan, aku rasa perempuan itu cukup spesial" dia tidak berhenti dan terus berjalan "kita putus saja"

"apa??" aku tak bisa percaya dengan apa yang aku dengar, aku baru saja berpacaran dengannya selama 10 hari, ini adalah pengalaman pacaran pertamaku, aku tidak mau semua berakhir sesingkat ini. "kau... berhenti dan bicara denganku baik-baik jika kau mau memutuskanku" aku tarik tangannya agar dia berbalik dan dia terhentak ke dadaku. Dia mendongak memandangku. Kami ada di depan gedung basket yang sepi, aku tidak tahu kenapa kami bisa sampai disini.

"kita putus" ucapnya lagi membuat telingaku sakit mendengarnya.

"aku tidak mau" aku tatap dia dan berucap dengan tegas.

"kenapa kau mempersulitku huh? bukankah kau bisa bebas dan bisa kencan dengan siapapun jika kau tidak terikat denganku? aku tidak mau menghalangimu untuk bersenang-senang, kau boleh berkencan kau boleh bercinta dengan perempuan manapun, aku tahu kau memang seperti itu" dia dorong dadaku setengah hati.

"aku tidak ada perasaan apa-apa lagi padanya, yang kami lakukan hanya mengobrol" aku terpejam "aku memang sempat lupa kalau aku sudah punya pacar saat dia akhirnya mau mendekatiku setelah 3 tahun aku mengejarnya"

"kau lupa kalau kau sudah punya pacar hanya setelah beberapa detik kepergianku? kau memang brengsek" Sungmin mendorong dengan sepenuh tenaga kali ini dan dia terlepas dariku lalu berbalik pergi.

"aku menyesal" aku mengejarnya lagi "aku bahkan menolaknya saat dia mau mengajakku kencan karena aku tidak mau menghianatimu seperti janjiku padamu" dia berhenti "aku benar-benar menyesal karena aku sempat melupakan hubungan kita, aku... hanya... terlena sesaat... tapi begitu aku ingat aku langsung mengatakan padanya kalau aku sudah punya pacar, aku menyukai orang lain dan dia mundur.. percayalah padaku"

FriendsWhere stories live. Discover now