1

2.2K 123 14
                                    


Bila hujan hadir,
Dia membawa serta kenangan-kenangan ditiap tetesnya.
Membangun fatamorgana indah, membaur ditengah jalan yang basah.
Seperti sihir . .

Sekejap kulihat bayangmu, setahun lalu.
Basah menunggu hujan, dipinggir jalan, depan cafe yang sekarang kutempati ini.
Kenangan yang bodoh!

Hujan menyusun melodi alam yang menenangkan,
Ya, seperti namaku, Melody.

Agaknya aku terlalu banyak menikmati suaranya, sehingga tertipu dengan kenyataan semu bayangmu.
Lagipula itukan sudah setahun berlalu.

Tanpa sadar jemari tanganku sudah menari diatas layar smartphone, membuat sebuah tulisan pada draft sms

("Bisakah kita bertemu, aku terlalu rindu.")

Ah, tak mungkin aku sms seperti ini, terlalu vulgar.
Dan tak mungkin wanita secantik diriku melakukannya, aku lebih memilih pasrah pada takdir.

Sejenak aku kembali ke artikel didepanku,
Tugas akhir yang makin mendekati waktunya bisa dibilang menghancurkan arti hujan itu sendiri.
Aku jadi tidak bisa terbuai hanyut oleh suara hujan kembali,
Karna tiap kenangan itu hampir sempurna, muncul bayangan lembaran demi lembaran kertas yang dicoret dosen pembimbing terselip diantara kenangan indah tadi.

Sebenarnya masih cukup waktu,
Tapi aku takut akan schedule pekerjaanku yang sangat tidak menentu.
Aku tidak mau gambling terhadap 4 minggu kedepan, karna bisa saja hari ini aku dibandung, besoknya aku sudah dijepang.

Untuk "anak" seukuran diriku, aku terlalu sibuk.

Emm, jepang ya. aku jadi punya ide agar dia menemaniku dicafe ini
Aku mengambil kembali smartphoneku dan mulai kembali mengetik,

(M: "Hei, kamu jago bahasa jepang kan? bantu aku ya, hari ini, dicafe biasanya")

Konsepnya sangat bagus,
sebuah pertanyaan, lalu sebuah pernyataan. Tidak ada celah untuk menolaknya.

Oke, aku kirim saja.

(sent to: kinal)

Tidak berapa lama handphoneku bergetar,
Ternyata balasan darinya

(Kinal: "Aku ga bisa hari ini kak") balas kinal.

Ck, apa ini? Dia menolaknya sesantai itu kata maafpun tak ada.

(M: "Alasannya? Bukankah cuma 200meter dari rumahmu")

Ya, aku butuh alasan yang jelas kinal!

"Zzzt" Bunyi getaran handphone kembali terdengar,

(Kinal: "Hujan")

Kau jangan mencoba-coba membuat aku kesal, Kinal! Itu terlalu singkat untuk sebuah balasan.

Tapi tunggu,
Memang aku siapa dia? Memaksanya mungkin ide buruk. Aku hanya akan menjatuhkan harga diriku.

(M: "Sayang sekali, ada kue spesial khusus hari ini dicafe")

Tak berapa lama handphoneku bergetar kembali,

(Kinal: "Oke, kalau reda aku kesana")

Tuh kan,
Mudah sekali dijebak dengan makanan anak ini.
Tapi kalau hujan seharian bagaimana ya? Kurasa dia bakal tetap datang. Kue di cafe ini favorit dia.
~~

Sekitar lima belas menit berlalu kinal datang memakai payungnya,
"Benar saja, makanan mengalahkan derasnya hujan. Dasar Anak kelaparan." kataku mengejek dalam hati.

"Hai kak melody" sapanya santai.

"Padahal hujan belum reda lho" balasku, mencoba terbiasa.

"Tidak apa, aku kan juga kangen kakak" katanya bercanda.

Bila Hujan HadirWhere stories live. Discover now