From Venus To Leo

372 44 80
                                    

Ketika tulisan menjadi media terakhir untuk menyampaikan perasaan, akankah perasaan tersebut dapat tersampaikan?

.
.
.

Leo duduk bersandar di kepala ranjangnya sambil mengamati sebuah buku novel dengan lekat.

Novel berjudul From Venus To Leo karya StarVenus itu entah mengapa menarik perhatiannya. Padahal saat ia ke toko buku tadi, dia hanya berencana untuk membeli sebuah majalah bisnis.

Mungkin karena nama 'Leo' yang ada di judul novel itulah yang membuat Leo tertarik membaca buku tersebut.

Pintu kamar Leo terbuka dan menampakkan seorang gadis yang sedang berjalan menghampiri Leo duduk di ranjang.

"Aku tadi ke toko buku membeli sebuah novel." ujar Libra -saudara kembar Leo-.

Leo menatap Libra dengan heran. Biasanya saat Libra membeli sebuah novel, dia tidak pernah mengatakan hal itu kepada Leo. Meski Leo adalah saudaranya.

"Ini," Libra mengangkat buku yang baru dibelinya di hadapan Leo.

Leo mengangkat buku novel yang juga baru saja ia beli ke hadapan Libra. "Buku yang sama." ujar Leo.

Libra menggut-manggut mengerti. Kemudian dia duduk di samping Leo dan mulai membuka novel itu. Leo pun melakukan hal yang sama.

Mereka berdua pun mulai menenggelamkan diri ke dalam kisah sang penulis.

.
.
.
From Venus To Leo
.
.
.
By: MiftaHeartfillia
.
.
.

Venus mengintip dari balik pintu ruang musik. Mengamati dengan penuh kekaguman kepada seorang pria yang sedang bermain gitar sambil menyanyi dengan merdunya.

"Kau mengintip lagi?" suara seseorang mengejutkan Venus. Venus menoleh dan melihat Virgo sahabatnya sedang berkacak pinggang menatapnya.

Venus nyengir tak berdosa. Menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Kau tahu kan aku tidak pantas untuk berbicara dengannya." lirih Venus menunduk.

Virgo mengelus lengan Venus dengan pelan. Memberi Venus kekuatan untuk tidak menangis. "Kita pergi sekarang?" tanya Virgo tersenyum kecil.

Venus mengangguk mengiyakan. Sebelum melangkah pergi mengikuti Virgo, Venus menoleh dan melihat pria di dalam ruang musik itu sekali lagi. "Sampai jumpa, Leo." bisik Venus pelan.

***

Venus berjalan di belakang sekolahnya sambil melirik sekitar, mencari kalungnya yang dibuang kakak kelas di sana.

Halaman belakang sekolah itu sangatlah sepi, karena banyak kabar yang mengatakan bahwa tempat itu sangat horror. Membuat murid-murid Floris Highschool tidak berani menginjakkan kaki di halaman tersebut.

"Kau tidak bisa melakukan itu!"

Sayup-sayup Venus mendengar sebuah suara. Venus merinding membayangkan itu adalah suara hantu.

"Aku bisa melakukan apapun."

Terdengar suara lagi, namun kali ini itu adalah suara seorang pria, bukan suara wanita seperti tadi. Venus mengernyit saat dia merasa kenal dengan suara itu.

From Venus To Leo [END 1/1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang