Part 1

13.8K 686 32
                                    

       Gadis itu memandang sebuah makam yang bertuliskan 'Kim Jongin'. Terlihat sekali bagaimana rapuhnya gadis cantik itu. Sehelai satu lembar surat selalu diletakkannya di makam itu, dan tidak lupa berbagai bunga yang indah dan harum aromanya yang menghiasi makam itu. Gadis itu menangis tetapi anehnya dia menghitung tiap menit tangisannya. Tiga menit adalah waktu yang cukup untuk menangis. Setelah tiga menit berlalu, langkah kaki mungilnya berjalan meninggalkan area pemakaman itu.

"Agassi." seorang pria paruh baya keluar dari mobil itu dan menyambut gadis itu.

"Aku sudah memberikannya surat dan bunga, ayo pulang," ajak gadis itu dengan senyuman manisnya.

Mereka menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit, di daerah itu terdapat sebuah rumah nan megah yang memiliki tanaman bunga yang luas. Kaki mungil gadis itu memasuki rumah itu, tapi ada yang berbeda. Wajah manis dan indahnya memudar saat kakinya menyentuh lantai rumah itu. Beberapa maid menunduk sopan terhadap gadis itu.

"Uri Soojung-ah." seorang wanita paruh baya yang mengenakan baju berkualitas berjalan mendekati gadis itu sambil membuka tangannya untuk memeluk gadis itu.

"Turunkan tangan kotormu itu!" wanita itu sontak berhenti melangkah dan wajahnya yang indah berubah menjadi wajah yang sedih. Kalimat sepotong gadis itu membuat wanita itu merasa sesak di dadanya

"Apa begitu caramu berbicara dengan Eomma-mu?" saat itu pula muncul seorang pria yang umurnya tidak jauh berbeda dari wanita itu.

"Eomma? Aku tidak memiliki seorang eomma pembunuh."

"SOOJUNG."

"WAE?" Gadis itu berteriak sampai membuat seluruh maid menyaksikan perbincangan yang selalu menghiasi rumah ini. "Aku juga tidak memiliki seorang Appa pembunuh!" kalimat yang pedas itu mengalir dengan lancarnya dari bibirnya, kaki mungilnya pun berjalan meninggalkan kedua orang yang masih terpaku itu di tempatnya.

Tanpa diketahui gadis itu, air mata mengalir dari wanita itu.

"Sudah setahun dan dia masih membenci kita," ujar wanita itu disela isakannya.

"Sudahlah Yoon, aku yakin cepat atau lambat dia akan mengetahui kebenarannya. Dia hanya terbutakan oleh cinta," ucap pria itu yang berusaha menenangkan wanita itu.

"Apa Sooyeon tidak akan pulang?" tanya wanita itu kemudian. Ia tidak ingin terlarut lebih lama.

"Kau tahu sendiri Soojung melarangnya untuk menginjakkan kakinya di rumah ini," jawab pria itu.

"Aku tidak menyangka keputusan kita dapat menyebabkan semuanya menjadi kacau," ucap wanita dengan sedih.

***

Soojung memasuki kamar kesayangannya yang bernuansa putih cerah dengan langkah yang anggun. Ia kemudian melangkahkan kaki mungilnya menuju jendela kamarnya. Di jendela itu, terpampang foto seorang gadis yang tengah tertawa dengan bahagianya bersama seorang namja. Itu adalah Jung Soojung bersama kekasihnya Kim Jongin. Foto itu diambil oleh seseorang yang Soojung benci, yaitu Jung Sooyeon. Setahun yang lalu, tepat di musim dingin, kehidupan Soojung berubah karena seorang Jung Sooyeon dan kedua orang tuanya. Soojung merusak jendela itu dengan tangannya sendiri hingga beberapa pecahan kaca melukai tangan kanan indahnya.

"Agassi," panggil dua orang maid yang mendengar suara pecahan kaca segera berlari menuju Soojung dan membawa gadis itu ke sofa putih nya.

"Bersihkan kacanya!" perintah Soojung setelah lukanya diobati lalu beranjak dari sofanya dan merangkak naik ke ranjang queen size-nya.

Soojung begitu terlelap hingga tidak menyadari kepergian dua maid nya itu.

(Un)believed LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang