#2-Pacaran Ala Neraka

Start from the beginning
                                    

"Lo pikir gue sebego apa sampai percaya sama semua cerita lo, jerk?" Cewek itu menggumam pelan.

<3 <3 <3

"Lo utang cerita!"

Sofia mengerjap dan memutar bola mata, ketika dia membuka pintu rumahnya sendiri dan menemukan sosok Lexna dengan wajah keponya langsung menyambutnya. Di belakang Lexna, Redhiza tersenyum meminta maaf atas tingkah Lexna dan menyapa Sofia.

"Ngapain kalian berdua ada di rumah gue?" tanya Sofia lelah. Dia memijat pelipis dan menjatuhkan pantat ke sofa. "Kenapa rumah gue sepi kayak kuburan begini?"

"Tadi pas kita datang, nyokap lo mau pergi. Beliau nyuruh kita buat nunggu lo di rumah dan nyuruh kita berdua buat santai." Lexna mengibaskan sebelah tangan dan menatap Sofia dengan tatapan menuntut. "Siapa cowok yang tadi di kantin bilang akan rebut lo dari Erzan? Dan sejak kapan lo pacaran sama si manusia menyebalkan kedua setelah cowok gue?"

"Jadi, lo anggap gue menyebalkan?" tanya Redhiza dengan nada geli, membuat Lexna mendengus dan melirik pacarnya itu dengan lirikan bete.

"Ngaca, please," balas Lexna, menyebabkan Redhiza tertawa dan mengacak rambut cewek itu gemas.

"Omong-omong," kata Redhiza tiba-tiba. Dia tersenyum tipis ke arah Sofia. "Kenapa lo nggak ajak Erzan masuk, Sof?"

"Hah?"

Sementara Lexna sibuk kaget dan mencerna ucapan Redhiza barusan, Sofia justru menelan ludah dan tertawa hambar. Cewek itu menarik napas panjang dan punggungnya meluruh begitu saja di sofa. "Lo liat, ya?"

"Yup."

"Dia bilang, dia nggak mau ketemu sama lo, soalnya dia capek. Apalagi kalau sampai dia ketemu sama Lexna. Nanti, Lexna bakalan ngomel-ngomel nggak jelas dan lemparin semua barang-barang ke kepalanya seperti biasa."

"Heh, kapan gue ngelakuin hal itu? Dia aja yang selalu datang di waktu nggak pas!" Lexna menoleh ke arah Redhiza. "Jadi, tadi ada Erzan?"

"Ya. Gue sempat liat mobil Innova nya di seberang rumah Sofia, tapi agak sedikit jauh dari sini. Jadi, lo sengaja jalan kaki dari situ, kan?"

"Hmm... nothing less from Redhiza Taufano Abimanyu, right?" Sofia tersenyum kecil dan menarik napas panjang. "Cowok yang tadi di kantin itu namanya Kio Brawijaya. Awalnya, gue nggak begitu kenal dia. Kita nggak sengaja dekat karena waktu itu, Kio pernah nolongin gue yang hampir ketabrak."

"Dan dia jadi suka sama lo setelah insiden itu, karena kalian mendadak jadi berkomunikasi dan cukup dekat." Redhiza menyimpulkan dan Sofia tidak membantahnya.

"Gue nggak begitu risih di awal, karena dia emang baik dan perhatian. Tapi, lama-kelamaan dia jadi sedikit... posesif. Dia marah kalau liat gue bergaul sama cowok lain. Satu hari, ada kali dia telepon gue, sms, bbm, line, wa dan segala macam lainnya dari pagi sampai malam. Dan dia selalu nanya gue lagi sama siapa, lagi ngapain, bla-bla-bla." Sofia memijat pelipisnya dan mendesah panjang. "Terus, dia bilang kalau dia suka sama gue dan gue harus jadi ceweknya."

"Harus?!" Lexna menggeram. "Dia pikir, dia itu siapa? Redhiza versi kedua, gitu?"

"Ooh, jadi lo terpaksa pacaran sama gue, Lex?" tanya Redhiza dengan nada sedemikian rupa, membuat Lexna tertawa dan berdeham. Dia berkomat-kamit tidak jelas, menyumpahi ketololannya barusan. Bukannya marah, Redhiza malah tertawa dan menggeleng.

"Makanya, pagi itu, pas dia datangin gue di kelas dan nyuruh gue jadi pacarnya—lagi, gue langsung kabur. Begitu gue liat Erzan dan Redhiza, gue langsung ngumpet di belakang Erzan. Terus, tau-tau ide gila itu hadir di otak gue dan gue tanpa sadar ngomong hal absurd begitu." Sofia mengerang panjang. "Dan sekarang gue harus terikat kontrak sama iblis! Hancur udah masa remaja gue yang bahagia dan cerah."

The Hell's ContractWhere stories live. Discover now