Mereka menutup mata mereka.
Telinga mereka pun mendadak tuli.
Dan mulut mereka bungkam,bisu seketika.
Tak ada satu pun dari mereka yang tergerak untuk membantu kita.
Semua berubah 180° setelah hari itu. Hari dimana hujan badai dahsyat terpanjang yang harus kita hadapi hingga detik ini.
Dan lucu nya hanya keluarga kecil kita saja yang merasakan badai itu.
Aneh? Pasti itu yang ada di benak mu kini.
Biar lah!!! biar lah itu jadi tanda tanya besar mu untuk sekarang, sebab aku enggan membuka memori kilatan badai itu,bukan karena sakit nya luka yang masih menganga,tapi ini terlebih karena kau belum siap dengan itu semua,badai yang lebih dahsyat akan menerjang kita kalau sampai aku menyampaikan semua nya pada mu saat ini juga. Tentu kau tak inginkan itu bukan?
Suatu saat nanti kau dan aku akan melihatnya,kita akan berdiri disana,
ditempat dimana orang-orang itu rela jiwa dan raga mereka tercabik-cabik oleh badai sambil mengharap maaf atas apa yang telah terjadi pada kita kini. Kita akan lihat bersama-sama bagaimana mereka akan memilih meregang nyawa tuk menebus dosa dan kata maaf dari kita.
Terutama maaf dari mu,nak!!!
Jadi bersabar lah sedikit lagi,kuat kan lah hati mu,layak nya petuah-petuah serta nasehat-nasehat yang sering kau dengarkan bahwa kesabaran akan ada hasil nya,Tuhan itu tak pernah bimbang ia selalu imbang.
BINABASA MO ANG
Cuitan Ragam Rasa
RandomBagaimana menurut mu,bila ku katakan semua yang kebahagiaan yang terlihat di sini itu semu. Kamuflase belaka. Apa kau akan percaya? Atau sebaliknya mengira aku berhalusinasi.
