Ff Oneshoot Akdha-Parijat-Joja

you make my life complete

Dan hanya ada 6 mahasiswi yg tinggal di asrama milik mrs sheringham, dan mengenai pemilik asrama ini dia seorang janda separuh baya, semua anak"nya telah menikah dan hidup di kota lain. Karena merasa kesepian akhirnya mrs. Sheringham memutuskan untuk menyewakan rumahnya pada mahasiswi oxford university sejak 10 tahun yg lalu, dan aku sudah tinggal di asrama ini kurang lebih 6 tahun lamanya. Karena itulah aku sangat dekat dengan mrs. Sheringham.

"bagaimana kabarmu jodha?.. Kau sudah menyelesaikan kuliahmu?.. Kalo iya bukankah sekarang waktunya kau untuk kembali ke india?". Bibi gulbadan membuka perbincangan kami.

mengingat india dan mengingat kampung halamanku membuatku tersadar cepat atau lambat aku harus kembali ke negara asalku. Tapi apa yg aku rasakan sekarang adalah keengganan untuk kembali kesana.

"bagaimana kabar ibu dan ayah?.. Dan juga maan?.. Mereka sehatkan?"
ku tanyakan kondisi keluargaku di india.

"yah mereka baik-baik saja jodha.. Tak kekurangan satu apapun.. Begitu juga adikmu maan." jawab bibi.

"ya syukurah kalo mereka sehat."

"kau tidak rindu pada mereka jodha?"
pertanyaan bibi gulbadan membuatku terdiam.. Sejenak aku bingung bagaimana menjawab pertanyaan bibi.. Yah aku memang rindu pada ibu dan ayah juga maan adikku.. Tapi jauh di lubuk hatiku yg terdalam ada rasa sakit yg masih kurasakan hingga saat ini.

" ya bi.. Aku merindukan mereka." ucapku pelan. Hanya untuk meyakinkan bibi gulbdan kalo aku baik-baik saja.

"bibi paham dengan perasaanmu yg sebenarnya jodha.. Ingat.. Bibi yg mengasuhmu sejak kau lahir.. Hingga bibi sudah menganggapmu seperti putri kandung bibi.. Karena itulah bibi tau apa yg tengah kau rasakan sekaipun kau tidak memberitahukannya pda bibi."
bibi gulbadan mengucapkannya dengan menggengam tanganku lembut. Tangan yg selalu siap menyambut uluran tanganku dikala sedih ataupun bahagia.

"bibi.."
aku tak sanggup melanjutkan ucapanku..

"bibi tau kau terluka dengan perlakuan orangtuamu.. Bibi tak akan memaksamu jika kau tidak ingin pulang jodha.. Kau sudah dewasa sekarang.. Kau berhak memilih jalan hidupmu.. Tapi bibi hanya meminta satu hal.. Sekalipun orangtuamu mengacuhknmu jangan pernah menyimpan kebencian ataupun amarah pada mereka jodha.. Dan bibi yakin suatu saat nanti mereka akan memelukmu layaknya putri kesayangan mereka."
ucapan bibi gulbadan membuatku sedikit tenang. Aku beruntung karena tuhan mengirimkan bibi gulbadan di tengah keluarga kami. Setidaknya aku masih mendapat kasih sayang
dari eorng wanita yg menganggapku sebagai anak kandungnya sekalipun aku tidak terlahir dari rahimnya.
kami mulai mengganti topik pembicaraan kami ke hal lain..

Hingga bibi gulbadan bertanya tentang pria tambatan hatiku.
aku tidak menjawabnya karena malu walopun yah aku memang bukan berstatus single. Tapi aku hanya belum yakin dengan perjalanan cinta kami.

"bibi.. Jika saatnya tiba dimana aku yakin dengan kesungguhannya.. Bibi akan menjadi orang pertama yg akan ku beritahu mengenai pernikahanku."
bibi mengangguk senang mendengarnya dan mendo'akan semoga hubungan cintaku berakhir bahagia. Dan itu juga menjadi harapanku.

"jodhaaa.." seseorang berseru memanggilku dan kulihat di depan sana tengah berdiri seorang pria dalam balutan jaket tebl warna biru tua dari posturnya yg tak terlalu tinggi aku bisa menebak siapa gerangan sesosok pria di depanku itu.

segera kupercepat langkahku menuju kearah pria itu berdiri. Salju yg turun semalam membuat jalanan menjadi agak licin, jadi aku harus hati-hati melangkah bisa" aku tergelincir dan terjatuh.. Bisa malu aku. Apalagi jika insiden itu terjadi tepat di depan pria yg sabar menunggu kedatanganku di tengah cuaca dingin pagi itu. Hari itu dia bermaksud mengajakku berkencan. Di cuaca kota london yg mencapai 10 derajat celcius tentunya membuat semua orang lebih memilih menarik selimut dan melanjutkan mimpi indah mereka, lagipula ini hari libur. Tapi bagi kami hari libur waktunya bertemu satu sama lain dan menghabiskan waktu dengan orang terkasih.