Langkah 1: Mimpi

14.6K 1K 424
                                    

Keajaiban di balik bantal.

Setahu Azayn, ada beberapa hal yang nggak bisa dilawan soal mimpinya. Dia pernah bangun dari tidur dengan celana basah. Ada jejak-jejak putih bau amis menempel di sana. Padahal Azayn nggak mesum. Dia hanya seorang cowok yang lagi puber. Bunda bilang, cowok puber ditandai dengan mimpi basah. Azayn nyengir, bangga. Akhirnya dia diakui. Sebagai cowok sejati. Dia berhasil mimpi sebagai cowok, dengan embel-embel "basah". Besok dia harus pamer pada mas-mas mesum tetangga. Mas ganteng yang mengoloknya, bilang kalau Azayn itu manis mirip cewek dan pasti burungnya hanya hiasan. Tapi lihat sekarang! Burungnya bisa terbang! Azayn mau pamer.

Ya ampun, Tim cuma mampu mendesah ketika bangun, kasurnya dalam keadaan basah. Mimpi ihik-ihik tadi malam ama botita berbadan semok, sukses mengecrutkan buih putih kental dari anunya yang gagah berani. Ketika membereskan sprei dan selimut, Tim tersenyum geli. Mimpi indah ini bisa Tim alami tiga hari sekali. Membuatnya bangga dengan kejantanan yang selalu lepas kendali. Dia kan cowo. Dan laki bisa dijuluki laki sejati kalo udah bisa ngecrutin gulungan putih ketika mimpi. Nggak kaya Azayn si tetangga abnormal itu. Tim curiga, jangan-jangan Azayn cuma casingnya aja yang cowo, paling onderdilnya berbentuk V. Dia heran, kok ada cowo 18 tahun tapi imutnya kek gitu. Dan menurut sarkasme Tim yang absurd, dengan tubuh seimut itu, anunya Azayn pasti juga ornamen tempelan. Oh, pemuda bertubuh bongsor itu ketawa nista pagi-pagi.

"Mas Tiiimm....!! Azayn mimpi basaaaaahhh!!" Cowok kerdil nan mungil itu menjerit kencang. Jendela kamar mas Tim terbuka, menampakkan wajah ngantuk nan erotis kebanggaannya. Azayn sudah berpose di jendela dengan wajah bangga. Dia melambaikan kolor hitamnya dengan raut nggak tahu malu. Mungkin nanti ada tetangga yang menggrebeknya kalau teriak pagi-pagi. Mas Tim melongo di sana, lalu mesem mesum mirip om-om botak yang suka ngomong, "Sini sama om!". Azayn menepuk 'adik kecil'nya bangga. Dia cowok sejati, dan mas Tim harus mengakui itu.

Sudut bibir tebal Tim berkedut. Dia bersedekap. Bersandar pada kusen. Rambutnya acak-acakan baru bangun tidur. Ilernya mengering di sudut bibir yang lain. Kemudian dia ngupil, balik menjerit, "Halah paling itu juga pipis lo. Lo kan sering ngompol. Buktinya pas kemping kemarin lo ngompol. Lain kali kalo mau bobok pake softex. Dih mimpi basah? Gue nggak percaya." Lalu dia menyeringai.

Azayn merengut nggak terima. Matanya melotot dramatis, memprotes tingkah menyebalkan mas Tim. Si manis masih bete. Demi membuktikan kalau di celana itu murni bekas mimpinya semalam, si manis mengendus celananya. Setelah itu dia tersenyum puas sembari berteriak kencang dengan wajah meyakinkan, "Tapi baunya amis kayak bau putih telur! Pasti ini produksi telurku, mas!". Tim sukses ngakak sampai sekarat sekarang.

"Atau jangan-jangan itu kencingnya kucing ngondek lo yang selalu nyolong telor ceplok gue. Lo mimpi basah? Ya ampun, anu lo emang bisa ngecrutin mani? Anu kecil kek kelingking kucing ngondek itu? Lo bercanda?" Tim kembali ngakak. Megangi perut. Liur netes-netes. Apalagi ngelihat si curut yang masih megangin kolor item itu tengah cemberut. Tawa Tim membahana. Paginya begitu luar biasa.

"Mas Tim kayaknya ahli banget sama pengeluaran mani. Pasti boros!" Karena sudah nggak bisa membalas olokan mas Tim yang maha mesum itu, Azayn nyerah. Kepalanya tertunduk, menyesali nasibnya sendiri. Beberapa detik setelah itu dia merogoh sesuatu dalam sempaknya. Lalu dengan bangga dia bicara, "Nggak sekecil kelingking kucing ngondek, kok mas! Gedean dikit...."

Tim butuh oksigen. Tubuhnya kaku akibat kebanyakan tawa. "Iya, bukan kelingkingnya. Tapi jempolnya!" Dan dia masih ngakak. Sampe pintu kamar dijeblak terbuka. Mak datang dengan daster dan gelungan rol rambut. Mak marah. Menghampiri Tim yang sekarat. Lalu menjewer telinga Tim tanpa ampun. "Pagi-pagi main treak-treak, asma mbah kambuh noh. Cepat kasih makan ayam. Atau sangu lu Mak sunat!"

Di seberang jendela sana, Azayn salto bahagia. Setelah ini dia harus mencium tangan Mak mas Tim bolak-balik. Atas kedatangan dan pelajaran jasmani beliau terhadap mas Tim. Dalam hati Azayn berdoa. Doa mau makan.

Mendaki AbsurdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang