Chapter 2

973 97 0
                                    

Drabbles of SasuHina © Eternal Dream Chowz

Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto

|I don't own any chara in this fanfict. This is an unprofitable fan work. |

Pairing: Sasuke U. x Hinata H.

Genre dan Rate berubah setiap cerita.

Warning: Out of Character, Typo(s)

.

Terima kasih bagi orang-orang yang sudah ikut memberikan prompt. :)))

.

6. Roast

Sedari awal, Sasuke hanya berani duduk di sisi pintu. Kalau dilihat baik-baik, tubuh tegapnya gemetar layaknya anak ayam yang kehujanan. Wajahnya pucat dengan bibir digigit kuat menahan umpatan.

"Ayam nakal, aku akan mencabuti semua bulu anti gravitasi ini."

Sasuke menggeser tubuh, mengintip di sela lubang kunci pintu yang ditutup rapat. Dapat dilihatnya sosok gadis manis tengah memegang pisau tinggi-tinggi dan menikam seekor ayam. Membersihkan bulu-bulu ayam yang masih tersisa pada kulit ayam yang baru disembelih.

"Ah, mengingat ayam, aku jadi ingat pada Sasuke-kun."

Gadis itu berbicara santai sembari mengeluarkan organ dalam sang ayam. Sasuke menahan laju muntah yang siap dikeluarkan kapan saja. Wajahnya kini membiru. Masih dipaksa bertahan, Sasuke setia melihat tiap perkembangan dengan mata menyipit. Kali ini, Hinata mencuci daging ayam dan dengan teganya mencampakkan mereka ke dalam air mendidih.

"Fufu ... Sasuke-kun ... semoga cepat matang."

Sasuke membanting tubuh ke dinding. Membuat atensi si gadis berpindah pada suara gaduh.

Pintu dibuka dengan terburu-buru.

"Sasuke-kun--astaga! Sudah kukatakan jangan melihatku saat memasak kalau takut pada penyembelihan ayam!"

Hinata, istri dari Uchiha Sasuke menatap cemas. Suaminya yang takut pada tindak ketidakperikehewanan pada ayam sukses memejamkan mata karena memaksakan hayati untuk menonton proses penyembelihan ayam. Hinata kini menatap suaminya yang terbaring lemas di lantai. Salah sendiri nekat melihat.

Atau, Hinata yang keterlaluan ya?

.

.

7. Definisi Cinta (dari Fira Zulaika)

Cinta adalah ikatan kasih sayang. Cinta adalah omong kosong.

Ini dua argumen berbeda dari seorang gadis berambut indigo dan seorang pemuda berambut raven. Keduanya keras kepala. Sejak dipasangkan sebagai anggota sekelompok untuk membuat puisi tentang arti cinta. Keduanya berseteru.

Yang satu ingin membuat puisi manis yang penuh kepolosan, serasa ada kupu-kupu beterbangan di perut. Satu lagi sudah membuat puisi bertema dark untuk dikumpulkan, temanya tak jauh dari pengkhianatan dan keputusasaan.

Keduanya saling menatap ganas, siap menerkam. Ada percikan kilat tak kasat mata di tengah mereka. Tidak ada yang berani mengganggu mereka. Takut disambit menjadi samsak hidup. Kini keduanya berdiri berkacak pinggang di atap sekolah —tempat mereka mencari ide— jelas-jelas tak ada yang mau mengalah.

"C-cinta itu ikatan kasih sayang! Murni!"

"Bullshit. Aku tidak peduli. Yang pasti aku sudah capek mengerjakan tugas puisi itu."

Drabbles of SasuHinaWhere stories live. Discover now