"tidak usah.. kau tak pernah bercerita pada orang lain pasti karena kau punya alasan, aku rasa alasan itu pasti sangat pribadi, aku harus menghormati hal pribadi orang lain".

"baiklah, terimakasih".

"ayo kita kembali ke kelas".

Haha.. jalan terbaik untuk menghadapi orang polos seperti Sungmin bukan dengan kebohongan tapi dengan sedikit keprihatinan, dan sedikit akting, dia pasti akan langsung tersentuh dan percaya.

Setelah sekolah selesai, hari ini aku ada jadwal latihan basket, aku sudah terpilih sebagai Kapten tim dan sekaligus ketua klub, itu artinya aku penguasa haha... lumayan juga. Sunbae kelas 2 sudah tidak wajib datang untuk latihan, hanya sesuka mereka saja, misalnya mereka ingin nostalgia atau ingin membantu pelatih. Segala hal yang menyangkut tim pelatih akan selalu membicarakannya dulu denganku.

Dongsoo saem memberikan jadwal pertandingan basket musim yang baru, diawali dengan pertandingan kualifikasi. Akan ada puluhan sekolah di kawasan Seoul dan akan diseleksi sampai 8 besar tim sekolah. Pendaftaran sudah dilakukan Dongsoo saem, pertandingan awal kualifikasi akan dilangsungkan 2 bulan lagi, jadi kami harus serius berlatih, Seoul High School terkenal dengan tim basket yang kuat dan juga tampan, jadi kami harus mempertahankan image kami.

"berkumpul!" aku berseru dengan volume yang cukup tinggi, semua yang berlatih berhenti lalu mendekat, sunbae berbaris di antara anggota klub lainnya karena sudah bukan lagi senior dalam klub. "aku baru saja mendapatkan jadwal pertandingan kualifikasi, siapapun lawan yang akan kita hadapi tidak boleh kita anggap remeh karena kita semua baru, kita harus buktikan kalau kekuatan baru yang kita miliki ini kuat, kita libas mereka! kita 'bunuh' mereka!"

"yaaa!" ucap mereka semangat.

"tapi untuk itu kita harus latihan" aku menghela nafas, "latihan yang banyak, yah begitulah, apa boleh buat" aku geleng-geleng kepala, aku sendiri membayangkannya saja malas "baiklah itu saja, silakan kembali latihan".

Semua orang bubar dari barisan dan kembali latihan.

"gaya memimpin yang eksentrik, tidak cukup bijaksana tapi lumayan berpengaruh" Siwon mendekat sambil tersenyum.

"aku bukan kau kan, aku tidak bisa berbicara dengan bijak"

"tapi kata-katamu membangkitkan semangat mereka, tidak buruk juga, kau pemimpin yang revolusioner"

"haha..."

"aku rasa dia pasti bangga padamu" Siwon melirik ke belakangku dan aku menoleh melihat Sungmin senyum melambai padaku. Senyumnya mampu mengisi energiku kembali.

"dia... ya... dia pasti bangga, sebagai teman dia pasti ikut bangga"

"ah haha... kau tidak perlu malu padaku kau tahu" dia mengedipkan mata padaku. Apa maksudnya?

"malu? tentang apa?"

"ah... ayolah... jangan berpura-pura, kalian punya hubungan yang lebih dari teman kan?"

Aku terkekeh "heh..kau pasti bercanda kan? Kami berdua laki-laki".

"memangnya kenapa? Kalian berdua tak terpisahkan, kau selalu memandangnya dengan mata bersinar dan dia selalu memperhatikan setiap gerakanmu, apa lagi yang harus kutunjukkan" Benarkah? Dia memperhatikanku?

"itu bukan alasan kalau kami ada hubungan yang lebih dari sekedar teman".

"teruslah menyangkal, kau akan tahu kalau sampai ada yang merebutnya darimu".

"siapa? perempuan? keh..semua teman dia perempuan dan aku sama selali tidak khawatir jika dia dekat dengan perempuan"

"kalau laki-laki?" Siwon mengangkat alis padaku dan aku terdiam tak bisa menjawabnya, dia terkekeh hingga lesung pipinya terlihat. Sial. Perasaanku terbaca olehnya.

FriendsWhere stories live. Discover now