"Vin aku..."

"Aku tau kamu nggak bahagia jadi hentikanlah sebelum kamu menghancurkan dirimu sendiri" Kevin memotong ucapanku dengan tajam dan aku menghela nafas.

Kevin benar, suamiku bahkan tidak pernah menyentuhku, tapi tadi apa yang aku lihat? Oh astaga dia bahkan begitu saja menyentuh adikku. Dan ditengah lamunanku tiba-tiba saja Kevin memelukku tapi kenapa sekarang jantungku malah berdetak tak karuan?

Ya Tuhan jangan gila Mila, ini bukan apa-apa, aku mencintai suamiku dan Kevin sahabatku.

"Vin"

"Diamlah!" Suaranya terdengar tegas dan aku sangat tidak suka kalau dia sudah mulai memerintah seenaknya, walau bagaimanapun aku ini istri orang, apa yang akan orang lain katakan kalau melihat Kevin memelukku seperti ini.

"Aku ingin pulang"

"Pulang saja ke rumahku"

Aku mengerjapkan mataku, apa dia bilang? Pulang saja ke rumahku? Oh astaga Kevin memang sudah tidak waras.

"Aku nggak bisa"

"Bisa" Ucapnya tajam.

Aku mendesah pasrah. Aku bingung kenapa aku tidak bisa melawannya saat berdebat?

"Tapi..."

"Nggak ada tapi dan berhentilah mendebatku!" Kevin menatapku tajam dan detik berikutanya dia menarik tanganku, merengkuhku mendekatkanku pada tubuhnya seakan dia tidak rela air hujan menyentuh tubuhku.

Tapi ngomong-ngomong apa suamiku masih bercinta dengan adikku? Hm sudahlah apa peduliku. Lagipula apa salahnya kalau aku ikut dengan Kevin, dari pada aku pulang ke rumah yang didalamnya ada suami dan juga adikku.

"Masuklah" Kevin membukakan pintu mobil untukku, dia memang selalu bersikap manis walau terkadang aku merasa dia berlebihan.

"Terimakasih"

Kevin tersenyum. Dia mengelus puncak kepalaku. Entah kenapa sekarang aku merasa ada ribuan volt listrik yang menyengatku secara tiba-tiba. Okay ini berlebihan, padahal aku sendiri tidak pernah merasakan tersengat listrik. Oh ya ampun jangan sampai. Aku bergidik ngeri.

Pria didepanku ini sangat tampan tapi kenapa aku baru menyadarinya. Aish... Bodoh, apa yang kamu pikirkan Mila? Ingatlah Kevin hanya sahabatmu dan kamu sudah menikah.

Menggelikan aku berdebat dengan batinku sendiri dan itu nampak bodoh hingga tanpa sadar Kevin sudah menutup pintu mobilnya dan aku lihat pria itu sudah masuk kedalam mobil dan duduk manis dibalik kursi kemudi.

"Jangan melihatku seperti itu nanti jatuh cinta loh!" Sindirnya sambil tersenyum. Dia mengelus pipiku, membuatku gagal fokus dan bukannya membantah ucapannya aku malah memandangi wajahnya seperti orang bodoh. Ayolah Mila, bukannya kamu sangat mencintai suamimu tapi kenapa sekarang kamu malah terpesona pada Kevin!!

Aku bertengkar lagi dengan batinku, ya ampun lama-lama aku bisa benar-benar gila, gila karena suamiku yang berselingkuh dengan adikku dan gila karena pesona Kevin yang kusadari mulai mempengaruhi hatiku.

"Sampai kapan kita diam? Kenapa nggak jalankan mobilnya?" Akhirnya aku bisa menguasai diriku untuk bicara dan aku sangat senang karena kini Kevinlah yang salting.

"Okay maafkan aku, kamu benar-benar membuatku nggak bisa berhenti memandangimu"

Dan itu sukses membuat mataku membelalak tajam, bibirku bahkan menganga, untung saja tidak lebar jadi lalat tidak akan masuk... Aish bicara apa aku ini, kembali fokus.

Kevin tersenyum geli padaku dan aku mendengus kesal tapi soal ucapannya tadi aku sangat terkejut, dia tidak salah bilang kan? Aku memang selalu merasakan perhatian Kevin berlebihan tapi aku tidak yakin kalau Kevin ada hati padaku.

Pilihan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang