Bandara

19 2 0
                                    

Hari ini, hari keberuntungan Narumi Felicia Spenrath, gadis cantik keturunan Jerman-Manado-Jepang
Hari ini Felicia mendapatkan hadiah istimewa dari Bos di kantornya... Ia mendapatkan tiket PP Jakarta-Jepang. Sudah lama Ia tidak kembali ke Jepang, selain karena pekerjaan, juga karena biayanya.

Saat berumur 18tahun, Felicia berpindah ke Jakarta karena mengikuti Orang Tuanya yang melakukan perjalanan bisnis selama 2 tahun. Setelah itu, Orang Tuanya harus kembali ke Jepang. Karena masih harus meneruskan kuliah, Felicia memutuskan menetap di Jakarta....

Felicia merasa sudah nyaman tinggal di Jakarta, sehingga Ia memilih bekerja di Jakarta dan belum memikirkan untuk kembali ke Jepang.

Felicia menelpon Ibunya untuk memberi kabar bahagia...

"Mam... lusa aku kembali ke Jepang" ucap Felicia gembira
"Aaaa.. Narumi, Mama kangen sekali. Mama tunggu kedatangan kamu ya" balas Ibunya dengan bahasa Indonesia tetapi berlogat Jepang
"Okay Mam.. tolong beri tahu Papa ya, can't wait to see you all... Love you Mam"
"Okay my dear.. Hati-hati ya, can't wait to see you too"

Felicia menutup pembicaraan dengan Ibunya dengan senyum ceria di wajahnya.
Felicia bersiap untuk berlibur ke Jepang lusa ini.. Dan Ia juga tidak lupa memberi kabar kepada Aldo, teman baiknya selama di Jakarta tentang kabar bahagia ini.

"Apa? jadi lusa kau mau ke Jepang? tanya Aldo terkejut sambil mengaduk Kimchi Ramennya
"tenang Aldo... tenang saja, aku hanya seminggu disana"
"hmm... jadi tidak ada yang akan memasak makan siang untukku?" kata Aldo sambil merengut
"hahahaha kau perlu membeli fast food, atau apapun itu selama seminggu ini" jelas Felicia

Aldo adalah teman baik Felicia selama kuliah, mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Aldo bekerja sebagai fotografer sedangkan Felicia bekerja sebagai karyawan swasta di sebuah perusahaan. Hampir setiap hari saat jam makan siang, Aldo menghampiri Felicia. Mereka makan siang bersama, dan terkadang Aldo menjemput Felicia di kantor seusai pulang kerja.

Felicia menganggap Aldo sebagai teman sekaligus kakak yang baik, sedangkan Aldo.... menyimpan rasa suka kepada Felicia selama 3tahun terakhir.

* * *

Hari yang ditunggu Felicia. Felicia sudah berada di bandara Soekarno-Hatta, Ia sudah tak sabar ingin menghirup udara Negeri Sakura tersebut.

Felicia bergegas masuk ke pesawat ketika Ia mendengar pengumuman di Bandara.
Ketika Felicia berjalan, tak sengaja ada seorang laki-laki tampan yang terlihat terburu-buru menabarak pundaknya. Tas jinjing Felicia jatuh bersamaan dengan beberapa kertas yang dibawa laki-laki itu.

"Sorry miss.. saya benar-benar tak sengaja" ujar laki-laki itu

Felicia hanya melihat laki-laki itu dengan air muka kesal. Karena tas jinjing tersebut berisi laptop, Ia hanya berharap tak terjadi apa-apa dengan laptopnya.

"Miss...?" panggil laki-laki itu.
"okey lain kali hati-hati" Felicia menjawab singkat dan Ia langsung memutuskan meninggalkan laki-laki itu yang masih membereskan kertas-kertasnya.

* * *

Jeremy Pratama membereskan kertas-kertasnya yang berserakan di lantai. Ia menyesali dirinya karena terlalu terburu-buru, Ia merasa tak enak hati karena perempuan yang Ia tabrak sepertinya sangat tidak suka.
Jeremy berharap dapat bertemu perempuan itu dan menebus kesalahannya.

Jeremy menghela napas panjang, ketika Ia sudah berada di kursi pesawat. Ia memasang earphone untuk mendengarkan lagu, Ia memejamkan mata untuk menikmati perjalanannya ke Jepang.

* * *

Felicia merasa kesal dengan kejadian tadi, tetapi semua rasa kesalnya menghilang ketika menghirup udara Bandara Haneda, Tokyo. Ia merasa seperti kembali ke masa kecilnya...

Felicia mencari Ibunya, Ibunya berjanji akan menjemputnya. Ketika sedang memperhatikan sekelilingnya, Felicia merasa bahwa ada yang mendorongnya. Felicia terhuyung dan hampir terjatuh, syukurlah... Ada yang menopang tubuhnya.

Felicia memperhatikan laki-laki itu, Ia masih ingat wajah laki-laki itu. Ya! Laki-laki yang menubruknya di Bandara Soekarno-Hatta. Iya merasa sangat kesal, Ia langsung berdiri tegap dan tak ingin dekat dengan laki-laki itu.

"Hei... kita ketemu lagi" ucap laki-laki itu, "namaku Jeremy, kalau boleh tahu, namamu siapa?" tambahnya

Sebelum Felicia ingin menceramahi laki-laki itu.. Tiba-tiba terdengar suara wanita paruh baya memanggil namanya "Felicia....."

Felicia mencari suara itu, dan wajahnya berubah seketika. Ia menghampiri Ibunya dan langsung memeluknya. Felicia tidak menghiraukan Jeremy, laki-laki yang dianggapnya nembawa sial.

Akhirnya Felicia meninggalkan Bandara Haneda dan menuju rumahnya bersama Ibunya. Ia tak mengingat lagi tentang Jeremy yang tadi sempat memperkenalkan diri kepadanya.

* * *

Jeremy tersenyum senang, dapat bertemu perempuan itu. Sekalipun tidak bisa berkenalan langsung, setidaknya Ia tahu namanya Felicia.
Ia berharap dapat bertemunya lagi... ya, semoga harapannya dapat terkabul.

Jeremy mencari kamar hotelnya, rasanya Ia ingin cepat-cepat tidur. Ia harus bersiap untuk meeting malam ini bersama rekan kerjanya di salah satu hotel di Jepang.

Jeremy membuka handphone-nya, Ia melihat beberapa missed call dari Anna. Wanita itu masih berusaha mendapatkannya setelah setahun putus. Anna menemukan pria yang lebih baik, dan meninggalkan Jeremy begitu saja. Saat sudah putus dengan pria pilihannya, Anna berharap dapat kembali dengan Jeremy, tetapi Jeremy paham bahwa dirinya hanya dipermainkan saja.
Ia tahu, Anna ingin kembali karena Jeremy sudah sukses sekarang ini.

'Sorry... aku lagi di luar Jakarta, Anna. Ada urusan pekerjaan, maaf aku sedang tak bisa di ganggu, thanks'

Jeremy mengirimkan pesan singkat tersebut kepada Anna, berharap wanita ini tak mengganggu pekerjaannya sekarang ini.

* * *

F A T EWhere stories live. Discover now