Wordless - Fin

1.1K 117 7
                                    

Pernah mendengar tak kenal maka tak sayang?

Semua orang sangat mempercayai pepatah di atas, termasuk lelaki berambut brunette bernama Jung Yunho. Untuk apa kita menyayangi orang yang tidak kita kenal? Sepertinya kurang kerjaan sekali. Dan sebaliknya.. mungkin karena Yunho sangat menyayangi Kim Jaejoong, pemuda berambut hitam legam dan bermata besar jernih yang merupakan kekasihnya itu hingga dia sangat mengenalnya.

Tingkah lakunya, kebiasaannya dan pikirannya.. Yunho sangat hapal semua itu. Termasuk sikap mudah marah dan ngambeknya itu.

Semua orangpun tahu bahwa Yunho adalah pria yang jarang berbicara dan terkesan cuek terhadap apapun. Jadi sungguh mengherankan bagaimana bisa Yunho mempunyai seorang kekasih yang temperamen dan keras kepala seperti Jaejoong?

Bila diibaratkan Yunho dan Jaejoong adalah batu. Batu bertemu batu itu sia-sia bukan? Malah bisa menghancurkan diri sendiri.

Apa mengharapkan Jaejoong mengalah? Jangan pernah harapkan itu.

Lalu?

Mengharapkan Yunho yang mengalah? Mungkin kalian juga akan berpikir itu tidak mungkin malah mustahil. Bagaimana bisa seorang Jung Yunho yang terkenal memliki sifat kepemimpinan mengalah demi kekasihnya? Benar-benar sangat mustahil untuk terjadi.

Tapi, jangan lupakan sebuah fakta bahwa Jaejoong adalah pria yang special. Kim Jaejoong adalah pemuda yang sangat dicintai oleh Jung Yunho. Cinta mampu membuat hal yang mustahil menjadi mungkin. Ya.. seperti kekuatan Tuhan yang bisa menciptakan semua hal di dunia ini.

Yunho tidak perlu mengubah sikapnya dengan banyak berbicara agar Jaejoong tidak marah padanya. Atau meminta maaf sebanyak-banyaknya seperti di drama yang selalu overdramatic dimana sang lelaki sampai harus berlutut di depan rumah sang kekasih, menyanyikan sebuah lagu, membawakan sebuket mawar merah dan berkata 'Maafkan aku', sangat menjijikkan.

Yunho tidak pernah melakukan itu sama sekali dan tidak akan pernah mau melakukannya.

"Pokokknya aku marah padamu Yunho-yah!" kata Jaejoong dengan wajah sinis-nya membuyarkan lamunan Yunho. Saat itu mereka sedang berbelanja bersama di sebuah supermall terbesar di Korea untuk membeli kebutuhan-kebutuhan sehari-hari mereka. Seharusnya kegiatan ini sudah terjadi 5 hari yang lalu, tapi karena Yunho ingkar janji jadinya baru sekarang mereka bisa melakukannya. Sebenarnya tidak ingkar janji.. hanya saja Yunho harus mengadakan rapat dadakan untuk sebuah masalah besar.

"Ne, terserah saja." Yunho hanya menjawab singkat dan terus mendorong troli yang baru setengah terisi oleh macam-macam barang. Sejak Yunho menjemputnya di rumah, Jaejoong sudah menunjukkan bahwa dia sedang marah karena pembatalan kegiatan yang biasa-biasa saja ini. Tapi yah.. Yunho memang harus maklum, kekasihnya ini suka ngambek karena hal-hal biasa yang justru tidak lazim untuk dibuat alasan ngambek.

"Aish. Kalimat itu lagi!" gerutu Jaejoong semakin menjadi-jadi mengetahui tanggapan Yunho mengenai kemarahannya.

"Lalu? Kau mau apa, Jaejoongie?"

"Ya aku kan sedang marah! Kau harusnya membujukku atau berusaha meminta maaf layaknya orang normal!" jawab Jaejoong sembari mengambil sekotak sereal dan menaruhnya di dalam troli.

"Yah! Normal?" Yunho memandangi wajah Jaejoong sambil menaikkan sebelah alisnya. Dari perkataan Jaejoong tadi sangat jelas mengatakan bahwa Yunho itu bukanlah orang normal.

Apa orang normal akan 'selalu' meminta maaf dan berusaha merayu kekasihnya kalau sedang marah? Apa dengan cara begitu kekasihnya akan memaafkannya dan tidak akan ngambek lagi? Oh sadarlah! 'maaf' itu hanya kata-kata yang bisa saja se-enak jidat diucapkan tanpa tahu makna sebenarnya. Merayu pun menunjukkan betapa mereka sangat pandai merangkai kata-kata omong kosong yang tidak pasti. Dan Yunho sangat tidak suka menjadi orang seperti itu.

"Iya, kau itu abnormal" balas Jaejoong yang sekarang mengambil kotak tisu berwarna putih.

"Dan kau berpacaran dengan orang abnormal" sahut Yunho dengan nada sarkastik. Jaejoong hanya mendengus kesal dan memutar kedua bola matanya. Dalam beberapa menit mereka saling diam dan tidak mulai berbicara lagi. Jaejoong melangkah pelan menjauhi Yunho dan mengambil barang-barang yang ingin dia beli kemudian kembali mendekati Yunho untuk menaruh semua barang itu ke dalam troli.

"Ayo ke kasir." ajak Jaejoong dengan nada datar dan membantu menarik troli itu menuju kasir terdekat.

Kalau Yunho bukan orang yang bisa mengucapkan kata maaf dan bisa merayu seperti kebanyakan orang.. bagaimana caranya dia bisa menghentikan Jaejoong yang ngambek itu?

"Mwo?" bola mata Jaejoong sedikit melebar ketika dia mengeluarkan barang-barang di dalam troli dan menemukan sebuah barang yang seperti-nya tidak dia ambil tadi.

Mungkinkah Yunho melakukan suatu hal yang ajaib hingga Jaejoong berhenti marah kepadanya?

"Yunho-yah?" panggil Jaejoong pelan.

"Ne?" Yunho menoleh kearah Jaejoong yang masih memegang barang itu. Ah tidak, lebih tepatnya kedua barang itu.

"Kau yang membeli ini?" tanya Jaejoong lagi.

"Ne.." Yunho menganggukkan kepalanya sekilas.

"Untuk?" tanya Jaejoong bingung. Dia memandangi wajah kekasihnya yang tidak dapat dimengerti maksudnya itu.

"Kau lupa?" tanya Yunho balik sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Lupa? Tentang apa?"

"5 hari yang lalu, aku janji apa?" pancing Yunho yang menyuruh sang kasir tetap melanjutkan pekerjaannya.

"Berbelanja.. dan.." Jaejoong terdiam sejenak, setelah dia mengingat sesuatu dia memandangi sosok Yunho yang mengawasi sang kasir dengan tatapan tidak percaya. "Makan es krim bersama.." gumam Jaejoong pelan sambil tersenyum lembut. Dia kembali mengeluarkan isi troli dan ikut mengawasi sang kasir yang hampir selesai mengecek semua barang belanjaan Jaejoong.

Bagi Jung Yunho, mengucapkan kata maaf itu memang sangat sulit dilakukannya. Terserah orang mau berkata bahwa Yunho itu orang yang kejam, egois atau apalah. Namun itu semua karena bagi Yunho kata maaf hanyalah sebuah kata yang bisa asal diucap dan sangat biasa.

"Kau masih marah?"

Lapigula kata maaf dan merayu-rayu gombal itu belum tentu ampuh untuk membuat Jaejoong tidak ngambek kepadanya. Karena Jaejoong adalah orang yang sangat special bagi Yunho.

"Ani.." Jaejoong menjawabnya dengan sebuah senyuman manis dan mengoyang-goyangkan kedua es krim di tangannya dengan ceria.

Maka cara meminta maafnya pun juga harus special bukan?

.

.

FIN
.
Terimakasih sudah membaca! ^^
vote dan commentnya ditunggu :D

Wordless [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang