Chapter 1

2.2K 121 5
                                    

Chapter 1-10 untuk umum. Chapter 11 sampai seterusnya private untuk followers.

Di tengah ingar-bingar suara musik dan gelakan tawa

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Di tengah ingar-bingar suara musik dan gelakan tawa. Banyak orang-orang di setiap sudut diskotek diwarnai aroma maksiat, menghelakan napas penuh dosa menuju jurang kenistaan. Kerlap-kerlip lampu diskotik yang semakin mendukung suasana mereka pada waktu dini hari ini. Pria dan wanita yang bergoyang saling merapatkan badan mereka menikmati alunan musik yang terdengar di telinga mereka. Tidak sedikit juga dari mereka meminum minuman haram dalam Islam dan memakai obat-obatan terlarang. Asap rokok yang juga tidak dapat terhitung lagi berapa banyaknya terperangkap dalam ruangan dingin tertutup ini.

Di sisi diskotek terlihat Salu yang sedang asik sekali jojing bersama pacar dan sahabatnya, Gery dan Karin. Di tengah keasikannya itu, ia merasa ada hal yang mengganggu dirinya. Ponsel yang sedang ia genggam tidak berhenti untuk berdering.

"Kenapa, Baby?" Gery yang melihat mimik wajah pacarnya itu langsung menanyakan apa yang sedang terjadi.

"Kak Juna telpon, Beb." Salu mendengus khawatir ketika melihat layar poselnya tertulis nama Kak Juna yang sedang memanggil.

"Kakak sialan mu itu selalu saja mengganggu kita." Tak ayal Gery pun juga sangat kesal dengan Juna. Ia berpikir Juna tidak menyukainya dan selalu saja mengganggu waktu dirinya dengan Salu, adiknya itu. "Sudahlah Baby, matikan saja handphone mu. Jangan hirauan kakak sialan itu."

Tidak lama deringan ponsel itu berhenti, Salu langsung menonaktifkan ponselnya tersebut menuruti perintah pacarnya lalu melemparkannya ke sofa merah marun yang berada di dekatnya. Dan ia pun melanjutkan keasikannya itu yang sempat terganggu.

"Ger, Sa.. Gue ke toilet dulu ya. " Karin yang tiba-tiba saja ingin ke toilet, membuat Salu merasa heran. Gak biasanya ia menunda jojingnya hanya untuk ke toilet padahal ia belum minum sama sekali, pikir Salu.

"Hhh. Anak itu. paling hanya ingin bermain-main dengan pacar baru nya. Segala sok ijin ke toilet." Ucap Gery sambil melontarkan senyum yang berbau keiblisan. "Udahlah, gak usah diliatin. Apa kamu mau seperti Karin?" Goda Gery dengan senyum nakal dan tatapan kotor yang menyelimuti mata Gery sudah tidak bisa ditutupi lagi. Ia memang laki-laki playboy kelas kakap. Sudah banyak model dan aktris wanita Ibu kota yang sudah ia tiduri karna modal ketampanannya. Salu pun mengetahui hal itu. Bodohnya, Salu masih saja mau menerima Gery sebagai pacarnya dengan iming-iming berjanji tidak akan seperti itu lagi.

"No baby, Kak Juna bisa marah. " dengan santai Salu menjawab perkataan Gery. Tentu saja Gery sangat kesal dengan jawaban Salu. "Shit! Sedikit-sedikit ia bicara kakak kembar sialannya itu. Lihat saja, kamu akan menjadi milikku malam ini Salu." Geram Gery dalam hati

Aktris serta model bermata hazel ini sebenarnya masih sangat polos. Kehidupan artisnyalah yang mendorong dirinya menjadi terlena akan kemewahan yang ia punya. Hidup bebas tanpa aturan, meski sesekali Kak Juna pun selalu mengingatkannya. Seperti itulah, ada beberapa peringatan dari Kak Juna yang Salu dengarkan dan ada juga yang ia abaikan.

Padatnya jadwal syuting, rekaman dan pemotretan membuat Salu merasa lelah dan terkadang bosan. Jika ia mendapatkan libur satu hari saja, ia langsung tidak berpikir dua kali untuk menghabiskan waktu di dalam diskotek ini bersama pacar dan sahabatnya itu.

***

Sosok laki-laki tegap, tinggi, berbadan besar, terlihat dada dan wajahnya yang berbulu, memakai kaos abu-abu dengan corak sedikit di depannya. Tidak lepas juga dengan kacamata hitam dan topinya. Ia yang terlihat di depan rumahnya sedang mengutak-atik ponselnya dan sesekali menempelkannya ke telinga. Seperti orang yang sedang menelpon namun tidak terjawab.

Juna baru saja turun dari mobilnya, ia baru pulang hang out bersama teman-temannya

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Juna baru saja turun dari mobilnya, ia baru pulang hang out bersama teman-temannya. Namun pikiran khawatirnya muncul karna di dalam bagasi rumahnha ia tidak melihat mobil sport adik tercintanya itu. "Pasti Salu belum pulang. Anak ini selalu saja!" Bicaranya sendiri sambil mencoba menghubungi adiknya. Sempat beberapa kali tersambung namun setelah itu nomernya tidak aktif.

"Salu pasti sedang bersama laki-laki keparat itu. Hhhsssh! " Dengusan kesal sangat terdengar dari mulut Juna, tangannya mengepal keras seakan ingin meninju seseorang. Entah apa yang membuat Juna saat ini sangat kesal dengan Gery. Pasti Juna memiliki alasan lain kenapa ia tidak menyukai Gery, pacar adik kembar tercintanya itu.

***

Malam ini sudah banyak sekali Salu meminum minuman haram, sudah pasti itu karna paksaan Gery. Sekali lagi tatapan nakal dan kotor Gery tertuju pada tubuh ideal Salu yang sedang lemas tak bedaya karna minuman haram yang memabukkan itu.

"Kamu akan menjadi miliku, Salu. Dan aku akan singkirkan kakak kembar sialanmu itu." Senyum ironi yang terlihat di wajah Gery itu kini semakin menjadi-jadi.

"Baby... tolong... tambahkan lagi... minuman nikmat ini... Sayang.." Ucap Salu dengan keadaan yang sangat mabuk. Ia sudah sangat tidak sadar dan tidak bisa mengontrol dirinya. Bahkan untuk berdiri pun ia sendiri tidak berdaya. Lalu Gery menopang tubuh ideal Salu, melingkarkan lengan Salu ke lehernya dan berjalan perlahan menuju.. Oh tidak! Gery benar-benar ingin meniduri Salu. Ia menopang Salu menuju kamar yang sudah di pesannya dalam diskotek ini.

Namun, hal itu mungkin hanya ada dalam benak angan kotor Gery saja. Tiba-tiba dari belakang ada seseorang menarik tangannya yang membuat Salu terlepas dan tersungkur di lantai dalam keadaan setengah pingsan. Dan kemudian seseorang itu langsung meluncurkan kepalan tangan kerasnya menuju wajah Gery. Seketika ia terdorong keras ke belakang dan tidak sedikit sudut bibirnya mengalirkan darah. Hanya dengan satu kali tonjokan, Gery sudah tidak mampu lagi untuk berdiri dan membalasnya. Lalu kemudian ia pergi meninggalkan Salu dengan seseorang itu.

Setelah meninju wajah Gery, dengan cepat Juna pun mendekati Salu yang sudah hampir pingsan karna minuman itu, namun ketika ia akan menopang Salu tiba-tiba suara penanda darurat berbunyi menandakan adanya sebuah bahaya. Hal itu bisa saja kebakaran, keributan, atau mungkin aparat kepolisian yang ingin menggerebek diskotek. Semua orang yang berada di dalam diskotek lari berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri.

Dengan segera Juna langsung menggendong Salu keluar dari diskotek. Desak para pengunjung dikotek yang ingin keluar sangat mengganggu nya yang sedang menggendong Salu. Namun hal itu tidak membuat Juna menyerah demi mengeluarkan dirinya dan Salu dari tempat ini.

***

Assalamualaikum, bari bagian pertama segitu dulu yak :3

Biasakan kalau habis baca itu vote&komen ya cantik, ya ganteng. Biar aku semangat ngelanjutinnya:)

Salam cintah,
Ridh Prilya :*

Mendadak Syar'iKde žijí příběhy. Začni objevovat