3

2.6K 251 58
                                    

Pagi-pagi sekali Beby sudah membuka matanya lalu langsung berjalan ke arah dapur hendak membuat sarapan. Namun karena ia tidak tahu bahan-bahan makanan ada dimana serta tidak tahu bagaimana cara memasak dan tangannya dalam keadaan di perban, jadi Beby memutuskan untuk membuat segelas susu saja dan membuat roti panggang yang memang bahan-bahannya sudah terletak di atas pantry.

Naomi menghirup wangi roti panggang dengan mata terpejam. Ia membuka matanya lalu melirik ke sampingnya. Kosong. Naomi melipat selimut serta membuka gorden. Setelah merapikan kamarnya, Naomi langsung berjalan ke arah dapur. Terlihat punggung Beby yang sedang sibuk melakukan sesuatu.

Naomi berjalan mendekat ke arah Beby sambil menguncir tinggi rambutnya asal-asalan. "Lagi apa?"

"Astaga...." pekik Beby kaget. "Eh, Naomi."

"Buat sarapan?" tanya Naomi yang di jawab anggukan oleh Beby. "Tapi maaf...aku cuma bisa bikin ini."

"Oh, iya nggak apa-apa kok. Yaudah, aku bangunin Sinka dulu." ucap Naomi lalu segera melangkahkan kakinya menuju kamar Sinka.

Beby menatap punggung Naomi lalu kembali fokus pada telur ceploknya. Tadi Beby iseng membuka kulkas dan ternyata banyak telur. Jadi Beby memutuskan untuk membuat roti isitelur.

"Sinka Dudut bangun yuk." ucap Naomi sambil menepuk pipi Sinka.

"5 menit lagi Ci." jawab Sinka lalu memutar tubuhnya memunggungi Sinka.

Lampu bohlam muncul di atas kepala Naomi. "Eh, Kakak ganteng lho yang buat sarapan."

Sinka langsung duduk bersila di atas kasur. "Masa?"

Naomi mengangguk. "Iya, serius."

Sinka menyibakan selimutnya lalu berlari keluar dan tentunya untuk ke dapur. Sedangkan Naomi membereskan kasur Sinka.

"Wah ternyata Ci Omi nggak bohong. Kakak ganteng seriusan masak?" tanya Sinka sambil duduk dikursi tinggi.

Beby menoleh lalu langsung memberikan satu piring dan susu lalu menopang dagunya di atas meja pantry. "Di coba, enak apa nggak."

Sinka mengangguk lalu langsung memotong roti isinya dan memasukannya ke dalam mulutnya. "Enak!"

"Ah Dudut mah semua makanan di bilang enak." sahut Naomi yang baru saja kembali ke dapur.

"Nah, ini buat Naomi." ucap Beby sambil memberikan satu piring yang sudah terletak roti isi dengan emoticon senyum di atasnya. "Saus kok Mi, tenang aja. Aman." lanjut Beby setelah melihat reaksi heran Naomi.

"Kok Ci Omi ada senyum-senyumnya aku nggak?" ujar Sinka sambil mengerucutkan bibirnya. "Ah Kak Beby mah gitu."

Beby tertawa kecil lalu memberikan satu piring lagi pada Sinka. "Padahal ini punya aku. Ya gak apa-apa lah."

Sinka langsung memekik kesenangan. Naomi yang melihat itu langsung menahan tangan Sinka yang hendak memotong roti dengan pisaunya. "No way, ini punya Kak Beby. Kamu udahan. Sana mandi biar bisa cepet-cepet berangkat ke sekolah."

Sinka memberengut. "Dih, Kak Beby yang ngasih. Kenapa Ci Omi yang ngatur. Woo." ucap Sinka menjulurkan lidahnya lalu mengangkat piringnya dan berlari entah kemana.

Beby tertawa kecil lalu ikut duduk di kursi tinggi tepat di depan Naomi. "Nggak apa-apa kok Mi. Aku masih bisa bikin lagi. Makan tuh, nanti dingin."

Naomi mengangguk lalu mulai memakan sarapannya dalam diam. Naomi memotong kecil rotinya lalu mengarahkannya ke mulut Beby. Beby yang melihat itu mengerutkan keningnya heran.

"Buka mulutnya."

Buka mulutnya.

Beby mengingat kata-kata itu. Beby mengingat ada seseorang yang sebelumnya mengucapkan kata-kata itu. Mendadak kepala Beby menjadi sakit kembali. Beby memegangi kepalanya sambil memejamkan matanya menahan rasa sakit di kepalanya.

Back to me, please [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang