Coincidence (?)

3.7K 354 19
                                    

End Previous chap

"Baru berciuman saja mimisan"

Pria tampan berbibir hati itu mengusap darah yang menetes dari lubang hidung Jaejoong dengan ibu jarinya sebelum melangkah lebih lanjut dengan memasang wajah datarnya.

Lupakan Jaejoong yang kepalanya sudah mulai berasap.

"Yah, mau kemana, kembali dan ayo lawan aku, kalian semua banci tidak ada yang berani melawanku!" Jaejoong terus mengumpat sementara ketiga pemuda itu telah melangkahkan kaki jenjang mereka menjauh dari sosok Jaejoong yang murka dan junsu yang masih terbengong-bengong.

"Maaf kami tidak mau melukai wanita" ujar pria berbibir hati dari kejauhan yang masih jelas terdengar ditelinga kedua orang dibelakang mereka.

"KURANG AJAR!"

"Eung kyang kyang"

.

.

.

.

.

Ciaaaattt!

Bukkk!

Bukkk!

Bukkk!

"Hyung...kendalikanlah emosimu, percuma saja melampiaskan pada karung pasir itu, benda itu tak akan merasakan sakit juga, yang ada tangan dan tubuhmu akan pegal dan sakit."
"Yah Junsu ya, seenaknya saja kau ngomong! Aku emosi juga awalnya gara-gara membelamu! Sekarang kau santai-santai saja, kau dengar bagaimana mereka menghinaku tadi hhaa?"

BUKKK~

"Menurutku mereka tidak menghina hyung, lagipula mungkin mereka penghuni baru kampus ini, hmm cukup banyak juga ya murid baru disini."

"Mereka mengejekku sebagai wanita, apa kau kira itu bukan hinaan?"

"Hyung saja yang beranggapan seperti itu, nyatanya...hehehe."

"Nyatanya apa? Katakan."

"Eung kyang kyang...akan kukatakan dalam hati saja hyung."

"Yah! Mau kemana kau bebek! Berterimakasih saja tidak, dasar!"

"Aku tidak mau telat pelajaran Mrs Go hyung, aku takut dijadikan suami oleh perawan tua itu, hahaha...aneyong yeoppodaa"

"Bangsat kau bebek! Benar-benar sudah bosan hidup dia."

******

BUKKK!

Kepalan tangan milik namja berperawakan kurus langsing itu untuk keseian kalinya mendarat dengan keras pada karung berisi pasir yang sedari tadi dijadikannya sasaran kekesalannya didalam gedung latihan olahraga kampus mereka.

Kim Jaejoong tak henti melayangkan pukulan kedua kepalan tangannya yang berbalut sarung tinju pada benda padat yang tergantung didepannya, kekesalannya bertambah saat Junsu yang meninggalkannya dan sempat menggodanya dengan sebutan cantik, satu kata yang benar-benar membuatnya emosi serta tekanan darah tinggi.

Entah apa yang menyebabkan seorang Kim Jaejoong, kingka, pemegang sabuk hitam taekwondo di kampus Sogang Korea Selatan, kemampuan bela dirinya yang belum ada satupun mahasiswa kampus tersebut dapat menandinginya membuatnya selalu menjadi juara bertahan pada pekan olahraga mahasiswa yang diadakan setiap tahunnya dikampus mereka itu sangat tidak suka jika ada yang mengatakannya cantik.

Sepertinya ia memiliki satu kenangan buruk yang berhubungan dengan kata yang mewakilkan keindahan paras wajahnya tersebut, bahkan Kim Hyunjoong satu-satunya orang tua yang dimilkinya saja tak pernah sekalipun menyebut Jaejoong dengan sebutan cantik.

Stand By YouWhere stories live. Discover now