Blue Notices

17.5K 2.3K 228
                                    


"Blue Notices? Siapa?"

Gwen menghela nafas panjang dan menyandarkan bahunya di sandaran kursi. Matanya menerawang jauh keluar jendela yang menampilkan udara penat Jakarta.

"Entahlah. Mungkin semacam sosok mantan kekasih yang paling nggak mau kita temui, No."

Nuno mengedikkan bahunya pelan, blue notices yang baru dikirim oleh interpol Singapura itu tentu bukan sesuatu yang main-main. Mereka mengindikasikan bahwa peledakan bom di sekitar Orchard road adalah perbuatan Cavendish, buronan internasional yang sangat susah dilacak keberadaannya. Dan Cavendish disinyalir adalah warga negara Indonesia. Nuno tahu betul, kasus terorisme seperti ini adalah yang paling sensitif untuk dibahas.

"Semua juga pasti ngerasa gitu kalo tau Cavendish adalah WNI, Gwen."

"Ini beda No. Gue takut memulainya."

Kenyataan kidal, jenius dan perkiraan merupakan keturunan Indo-Jepang mengganggu Gwen begitu hebat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenyataan kidal, jenius dan perkiraan merupakan keturunan Indo-Jepang mengganggu Gwen begitu hebat. Semalaman ia mengutak-atik komputernya dan ia tak menemukan apa-apa. Di atas nakas masih setia terpajang fotonya bersama Zilan, mantan kekasihnya si jenius lemot. Meski sudah berlalu, rasa dihatinya tetaplah hanya satu, untuk si jenius kidal yang tak bisa mengikat tali sepatu.

"Orang Indonesia asli mah sedikit yang kidal Gwen. Cuma susahnya itu lho. Dia licin banget, kayak belut. Gue nggak bisa bayangin gimana mukanya orang jenius. Mirip-mirip Einstein kali ya?"

"Cavendish itu bisa aja perempuan 'kan No?"

"Jenis kelamin emang belom dikonfirmasi sih. Kita tunggu data susulan dari interpol Singapura ya. Sejauh ini, apa yang di dapet?"

"NOL."

Gwen melempar id card nya ke atas meja. Wajah cantiknya nampak lelah meski ia baru setengah hari bekerja. Pikirannya terus dipenuhi tentang Zilan akhir-akhir ini. Fakta bahwa keduanya tak pernah bertemu setelah berpisah enam tahun yang lalu cukup membuatnya merasa rindu. Rindu yang teramat sangat pada si kidal yang tak pernah kalah bermain catur.
"Mungkin dia udah bisa makan pake tangan kanan."

"Ya?" Nuno menoleh Gwen bingung. Pasalnya gadis di sampingnya baru saja bergumam aneh dan di luar pokok bahasan.

"Apa?" Gwen balik bertanya bingung.

"Barusan lo ngomong kanan-kanan. Gue kira ngajakin ngomong gue."

"Ah, maaf. Enggak, gue cuma mikirin kasusnya Cavendish ini," elak Gwen membuat alasan.

"Nama samaran yang manis untuk seorang pelaku terorisme ya, Gwen." Nuno tertawa geli sambil mengamati data di komputer Gwen.

"Ya. Manis banget kalo dia itu cewek No. Tapi kenapa orientasi gue mengatakan dia cowok ya?"

"Karna kadang mindset kita udah tercetak rapi bahwa pelaku terorisme itu pasti cowok."

"Dia masih seumuran kita tapi udah pinter aja mengguncang dunia," Gwen kembali menoleh jendela, di awan sana, ia membayangkan tampan wajah Zilan yang begitu dirindunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The One That Got Away (NV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang