~Mimpi~

12.7K 387 4
                                    

Mata Prilly membulat sempurna, ketika ia merasakan tepukan di pipi kanannya.

"Non! Cepet bangun! Masa tidur pakai baju seragam gini, gak panas apa?"
Perempuan hampir setengah abad itu, terus menepuk-nepuk pipi Prilly yang kelihatan sangat menikmati tidurnya.

"Bibi?" Tanya Prilly dengan suara serak, badannya dipenuhi keringat. Ia menggeliat mengubah posisinya menjadi tengkurap.
Sungguh ia kesal dengan si bibi yang seenaknya membangunkannya, dan saat tidur tadi, apa itu? Ia bermimpi berhubungan intim dengan kakak kelas ganteng itu. Sungguh wanita manapun yang merasakan mimpi panas itu tak akan rela menghentikannya, apalagi Prilly yang menyukai kakak ganteng itu. Ingat!! Menyukai, karna si Ali itu gantengnya gak ketulungan, bukan berarti mencintai.

"Non, cepet bangun! Mandi, makan. Habis itu baru tidur lagi!"
Perintah bibi sama sekali tidak Prilly dengarkan. Ia ingin tidur kembali, siapa tau mimpi indah dan panas itu bisa terjadi lagi. Tapi harapan Prilly seolah-olah melayang hilang, setelah tadi ia melototkan matanya, karna terkejut atas ulah bibi, sekarang mata melotot itu seolah permanen dan tidak bisa lagi terpejam.

Dengan gusar Prilly duduk dan bersandar kekepala ranjang. Mata sayunya yang memerah melihat sekujur tubuhnya. Benar kata bibi, Prilly masih mengenakan seragam sekolah lengkap dengan kaos kaki hitam sepanjang lutut dan sepatunya. Ia memandang bibi dan beranjak dari ranjang menuju kamar mandi, membiarkan bibi yang sedang membereskan tempat tidurnya.

~~~~~~~~~~~~

"Bella, panggilin abang kamu dikamarnya. Suruh makan malam!" suruh sang mama.

"Iya, ma," jawab Bella, sambil berjalan menuju kamar kakaknya.

Bella membuka pintu kamar kakanya, tapi tidak ada orang didalam sana. Ia memasuki kamar bernuansa hitam merah itu, menuju kamar mandi yang pintunya tertutup, Bella mengetuknya, tak ada suara apa-apa didalam sana. Pasti kakaknya tidak ada dikamar. Bella memutuskan untuk keluar kamar, ia tahu, kakaknya pasti ada di sana, ditempat favoritnya.

"Tuh, kan. Abang disini. Sana gih! Disuruh Mamam mamam!"

Bella menggeleng gelengkan kepalanya, melihat kelakuan abangnya yang kekanak-kanakan. Ia melihat abangnya sedang bermain air dikolam ikan. Anehnya lagi, ia seperti orang gila, tertawa sendiri ketika melihat ikan-ikan menggigit tangannya yang memegang umpan didalam air.

Ketika mendengar suara Bella, kakaknya itu menengok dan langsung berdiri menghampiri Bella dan mengacak-acak rambutnya.

"Alay banget sih lo! Abang gak ngerti bahasa alien lo itu," kata Ali sambil masuk kedalam rumah.

"Abang!!!!!!!!!!!"

~~~~~~~~~~~~~

Prilly Pov

Kenapa gue selalu kepikiran kakak ganteng itu sih? Dan kenapa gue bisa mimpi gila kaya begitu? Kenapa lagi gue mau mimpi itu terjadi lagi? Omj... Rasa bibir si Ali itu tuh, kayak ada manis-manisnya gitu. Dan apa yang gue lihat kemaren, burungnya itu loh, behhh gede kayak remot TV. Oke kayaknya gue mulai tergila-gila sama si doi, tapi gue bukan cinta tapi cuma suka karna dia itu ganteng, siapa sih yang gak mau cowok ganteng, dan dia itu.... Hmmmm..hmm..... Ya gitulah.

~~~~~~~~~~~~~

Ali Pov

Aku memasuki kamar adikku, Bella. Dia tak memperdulikan kehadiranku, dia malah memperhatikan layar handphone nya sambil tersenyum tidak jelas.

"Bell!" Aku memanggil namanya, dan dibalasnya dengan tatapan sinis.

"Apasih, bang! Ganggu orang pacaran aja!" katanya.

Aku hanya memutar bola mataku malas.

"Abang cuma mau nanya, tadi gue ketemu sama cewe, rambutnya sebahu, pipinya tembem, tas warna ungu, pake sepatu hitam garis-garis coklat. Kayaknya seumuran kamu, dia anak baru?" tanyaku.

Seketika Bella melongo mendengar ucapanku. Aneh memang, aku terkenal sebagai manusia anti pacar diselolahku, aku tak pernah merespon ketika wanita - wanita centil itu mendekatiku. Tapi seketika aku penasaran dengan gadis mungil itu, bagaimana tidak dia telah meracuni otakku sampai-sampai...

"Cewe yang mana sih bang? Abangkan gak peduli sama yang namanya cewek kecuali sama mama. Eh.... Tapi tunggu, anak baru kan?" tanya Bella, yang kujawab dengan anggukan.

"Apa abang ketemu sama dia, tu cewe pake jepit rambut burung merak di samping poninya?" dan lagi kujawab dengan anggukan.

"Aih.....Ahayyyy... Cie-cie... Ehem-ehem... Uhukk-uhuukk... Uahhhaaahaha.."

Dasar Bella! Kenapa sih dia?

"Ciee.. Abang yang udah fallinlove hihi," lanjutnya.

"Sekarang jawab, siapa nama cewek itu?!" kataku sedikit memaksa. Jika orang ini adalah murid disekolahku, kupastikan dia sudah kehilangan nafasnya. Tapi dia adikku tidak mungkin aku melakukan hal itu, hal yang sering kulakukan kepada orang-orang yang suka mengacau kegiatanku, aku tidak peduli itu lelaki atau wanita. Tapi jika aku ingat kejadian disekolah tadi siang, seharusnya aku sudah mencekik leher wanita imut itu. Tapi, hatiku seketika luluh melihat wajah imut ketakutannya.
Aku lebih memilih meninggalkannya daripada aku harus...

"Hayoo!!! Abang pasti mikirin Prilly kan? Ngaku bang! Ngaku!" kata Bella sambil menjambak-jambak rambutku. Dengan kesal kulepaskan tangannya dari rambutku.

"Prilly?" tanyaku.

"Iya namanya Prilly," kata Bella kembali fokus kelayar handphonenya.

Setelah itu, aku memutuskan kembali kekamarku, apalagi ini sudah jam 10 malam saatnya untuk istirahat untuk menghadapi hari esok yang sangat membosankan. Tapi untuk saat ini atau juga sampai seterusnya hari esok dan esoknya lah yang akan kutunggu, karna kehadiran gadis cantik nan imut itu membuat aku ingin selalu melihat wajah manisnya dan tanpa kusadari aku terlelap.

~~~~~~~~~~~

Prilly berjalan dikoridor sekolah sambil bercanda dengan Bella, tanpa ia sadari, mata elang itu berkilat saking marahnya.
Pemilik mata itu marah, karna yang ia tahu, Prilly itu miliknya selamanya, jangan ada satupun mata lain yang memperhatikannya dengan tatapan benci apalagi dengan tatapan MEMUJA.

Rata-rata lelaki disana menatap Prilly dengan tatapan liar. Prilly bagaikan seekor sapi gemuk yang berada diantara ribuan singa lapar yang siap menerkamnya dengan penuh nafsu.

Pemilik mata itu semakin menatap tajam kearah Prilly yang membelokan arah kearah toilet. Sipemilik mata tajam yang sering disebut Ali itu berlari menuju toilet wanita, ketika ia masuk, seluruh wanita yang sedang berdandan di kaca wastafel pun berteriak kegirangan. Tapi itu hanya sesaat, sebelum Ali menatap marah mereka semua. Dengan sekali hentakan kaki cewe-cewe centil itu pun berlari keluar dengan mimik ketakutan.

Dengan sekali tendangan, pintu toilet itu pun terbuka. Hingga membuat penghuni didalamnya berteriak kaget.

Prilly memandang marah kepada orang yang dengan lancangnya membuka paksa pintu penutup toilet. Prilly sedang membenarkan bajunya, baju seragamnya belum terkancing semua, hingga memperlihatkan bra putihnya dan perut rata dan mulusnya kepada Ali yang sedang memperhatikannya.
Seketika raut wajah Prilly yang semula marah menjadi senyum menawan.

Ali ikut memasuki ruang kecil berbentuk kotak itu, ia memeluk pinggang Prilly, merapatkan tubuhnya dengan gadis itu hingga dada mereka menempel rapat.
Tangan Prilly Ali kalungkan di lehernya. Tangan Ali yang tadinya bertengger di pinggang Prilly kini mulai melepas seragam Prilly hingga Prilly hanya menggunakan bra putih dan rok pendeknya.

Bibir Ali menempel di bahu mulus Prilly menggigit sekaligus menghisapnya hingga berbekas warna merah.
Kegiatan menggairahkan itu pun terus berlanjut hingga seseorang itu sadar bahwa itu hanyalah..........

*****************************

MimpiWhere stories live. Discover now