i. celana aja bisa mini, kenapa jubah enggak?

47.2K 6.3K 1.3K
                                    

Hai, aku Arsa. Dan omong-omong, aku penyihir.

Enggak, aku enggak pernah make jubah hitam panjang-panjang dan bawa-bawa tongkat yang ujungnya bisa nyala. Itu enggak zaman banget.

Karena sekarang dunia kita ini udah terciprat sama westernisasi, dan terkena dampak globalisasi, jadi aku bikin tren baru.

Jubah mini.

Celana aja bisa mini. Kenapa jubah enggak bisa?

Jadi jubahnya ini tuh kayak jubah biasa, tapi bagian lengannya enggak selebar jubah, dan bagian bawahnya cuma sampai bagian perut.

Dan satu lagi fakta kerennya, jubah ini dibeli Mama di ITC.

Yang artinya, orang-orang jadi enggak bakal curiga kalau aku penyihir. Karena jubah ini mirip cardigan.

Aku emang keren.

Dan soal tongkat, aku enggak mau pakai tongkat yang panjang ramping dan gampang patah gitu. Kan repot kalau harus beli-beli ulang. Lagian tongkat sihir kayak gitu kan cuma bisa nyala ujungnya doang.

Jadi, aku punya alternatif lain. Gara-gara benda ini, aku enggak bakal dikira penyihir. Dan gara-gara ini juga, aku kelihatan normal.

Yah, enggak sepenuhnya juga, sih. Kadang ada beberapa teman yang nyeletuk, "Woy Arsa! Lo ngapain bawa-bawa senter mulu, dah?"

Kalau udah kayak gini, biasanya aku bakal matiin senter (mereka bahkan enggak nyadar kalau aku enggak mencet tombol apa pun dan senternya mati), terus dalam hati berharap biar teman-temanku itu tahu kalau senter ini bukan senter sembarangan.

Senter ini bisa digunain kayak tongkat sihir pada umumnya. Jadi bisa aja aku acungin senter ke mereka terus neriakkin mantra biar mereka semua berubah jadi kudanil.

Mampus.

Tapi kata Papa, aku enggak boleh buang-buang tenaga cuma buat yang enggak penting. Jadi ya terserah mereka deh mau ngomong apa.

Gara-gara aku ngalah dan enggak ngubah teman-temanku jadi kudanil, mereka manggil aku Arsa si Tukang Senter.

Aku juga bingung kenapa mereka manggil aku kayak gitu. Emang tukang senter bawa-bawa senter mulu? Itu kan sama aja kayak mereka bilang dokter ke mana-mana bawa mayat!

Tapi ya udahlah. Lagi pula, teman-temanku enggak buruk-buruk amat. Yah, seenggaknya, sejauh ini, mereka baik-baik aja.

Tapi kalau ada yang macem-macem, siap-siap aja.[]


| 04 Maret 2016 |

Just a Little SpellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang