"Halo Am!!" sapa Kak Ion bisa-bisanya dengan nada ceria.

"Halo," jawabku singkat dan nadaku jelas bete.

"Kenapa sayang? Kamu marah kenapa?" tanya kak Ion yang malah ku jawab dengan cemberut, aku tau kak Ion tidak lihat tapi biarlah, aku hanya menyalurkan rasa kesalku.

Setelah beberapa lama aku diam, "Kita vidcall yuk?" tanyanya langsung mematikan telfon dan menghubungi dengan vidcall. aku mengangkatnya, wajah kak Ion muncul disana, dengan kaos hitam dan handuk kecil yang menggantung di lehernya.

"Kenapa sayang? Jangan cemberut dong, jelasin sini," ucap kak Ion merayuku.

"Cewek yang di Ig kakak itu Chloe?" tanyaku dengan mempertahankan wajah jutek, padahal dalam hati aku ingin bertanya perihal rambutnya yang minta dikeringkan itu.

"Hmm.. Sebenarnya sihh iya," ucap kak Ion kelewat santai membuatku melotot.

"Gila kamu kak?! Beneran?!" tanyaku sedikit berteriak. Mukaku panik tapi kak Ion malah tersenyum.

"Iya sayang, kemarin aku keluar sama Frans, trus ga sengaja ketemu dia," ucapnya menjelaskan.

"Apa kak Ion bisa pulang lebih cepat? Aku nggak tahan lihat Kak Ion dekat dengan cewek lain," gerutuku sambil cemberut membuat Kak Ion senyum lagi -sakit hati adek bang! Tapi abang malah senyum² terus-.

"Ame sayang, nggak papa kok. Chloe cuman nemenin aku sama Frans nyari makan kemarin," ucap Kak Ion malah terkesan membela Chloe.

"Aku nggak suka ya Kak Ion deket-deket sama Chloe," ucapku memperingatkan.

"Dia cuman temen aku Am, hanya teman sekarang," lihat! Bahkan kak Ion mulai eyel.

"Iya Kak! Sekarang aja teman, besok-besok pacar kedua!" ucapku kesal.

"Apasih Am. Dia temenk.. "
ucapan Kak Ion terpotong karena aku mematikan telpon, tau rasanya? Sakit! Yayang belain cewek lain saat diri ini sedang kesal-kesalnya.

Kak Ion menelfonku lagi tapi tak ku angkat. Sampai akhirnya aku bosan mendengar nada dering dan aku mengangkatnya LAGI.

"apa?!" tanyaku ketus

"Kamu kok marah sihh.. Jangan marah ah, nggak gitu lagi deh, janji!" terlihat kak Ion mengacungkan jari telunjuk dan tengahnya.

"Palingan juga besok-besok lagi," kataku sewot enggan melihat wajahnya.

"Yaaa tergantung," ucap kak Ion membuatku melotot. Tuh kan! "tergantung kamu maafin aku atau nggak sayang," basi.

"Iye, di maafin," ucapku datar karna masih kesal.

"Senyum dulu dong sayang," ucapnya memohon, dan kubalas dengan senyuman yang kubuat terpaksa.

"Makin cantik aja," ucap Kak Ion tiba-tiba yang ngebuat aku blushing tanpa bisa dicegah sedikitpun.

"Cieeee.. Blushing nih pacar aku!!" ucapnya sedikit berteriak sambil menunjuk-nunjukku melalui layar hp nya membuat aku menatapnya tak suka karena meledekku.

Sambil menetralkan pipiku yang memerah aku berusaha mengalihkan topik. "Oh iya! Kak Ion kok pegang hp? Ini kan hari kamis," ucapku penuh tanya. Kak Ion dengan cepat merubah ekspresinya, ia mikir.

"Uummmm... Sebenerrnyaaa.. Kasih tau nggak ya " ucap nya jenaka, lagi?

"Kasih tau!" ucapku sambil memelototkan mata mengancam.

Ia mengusap rambutnya pelan menggunakan handuk, "Hihi, dari kemarin aku juga pegang hp kalik. Kata Om Louis boleh, nggak tau deh kenapa, mungkin karena udah mau sebulan dan tinggal pulangnya kali ya?" ucapnya terkesan seperti bertanya pada dirinya sendiri.

Can I? [END]Where stories live. Discover now