Chapter 4

6.6K 276 0
                                    


"Lo bukannya kapten basket Atventy?" Valeryn mengernyitkan dahinya.

"Iya, lo Valeryn Adrinata kan Ketua Dance Venthas kan?"Ferro menatap Ryn.

"Jangan sebut nama belakang gue.. oh ya lo kan musuh sekolah gue?"

"Gue gak masalah ya .. kapten basket lo aja yang cari masalah"

"Emangnya ka Ferly cari masalah apa?"

"Lo mau tau banget apa?"Ferro menaikan satu alisnya.

"Terserah lo deh kalo gamau kasih tau gue.."Kesal Ryn dan beralih ke handphonenya.

"Lo gitu aja ngambek.. oke gue kasih tau"Ucap Ferro mengambil handphone Ryn.

"Eett.. handphone gue?"

Ferro terlihat mengetik sesuatu disana.. setelah selesai ia mengembalikan hanphone ryn..

"lo utang 2 penjelasan ke gue!"Ucap Ryn sebal.

"Nanti malem gue sms lo .. sekarang gue ada urusan jadi penjelasannya di tunda dulu .. bye" Ucap Ferro , menaikkan satu alisnya yang membuat kaum hawa manapun terpesona dan pergi membawa helm dan jaketnya.

"Oh oke.. ryn ini masih sore dan lo harus kemana lagii.."ryn melihat handphonenya dan mendapat ide..

***

ia sangat lega .. mengapa ia bisa lupa kalau ia mempunyai appartement .. saat ini ia sudah berada di appartemennya,dan merebahkan tubuhnya di atas sofa ruang tamu..Saat ia memejamkan matanya perlahan ada yang menarik lengannya.

"Aww..~"Ringis ryn .

"Belum puas  apa kamu malu maluin kami? kenapa tadi bolos sekolah?Mau jadi apa kamu .. kamu perempuan.. pulang malam , bolos sekolah , berantem , kamu belum puas udah ngerubah hidup kami?" Marah seorang perempuan lebih tua darinya dan membentak.

Mata Ryn berkaca kaca dan air matanya tak dapat terbendung lagi.. ia tidak memiliki kata kata untuk saat ini .. ia bungkam dan tidak ingin berbicara hanya ingin sendiri dan menangis .. ia butuh sandaran malam ini..

                             ****
'BUGH'

"Brengsek..Arghh"

Ferro benar benar sudah kacau .. wajahnya lebam dan bercak darah memenuhi seragam sekolahnya,Sementara lawannya hanya memandang Ferro yang tidak berdaya itu .. Ferro menggunakan sedikit tenaganya untuk mengangkat telfonnya yang berdering sejak tadi.


**Calling**

'Ferr...gue butuh lo hiks..'

'Ke appart gue ferr.. alamatnya udah gue sms ke nomor lo'

'Hiks.. gue mohon secepatnya

•°•°•°•°•°•

Suara bel itu menyadarkan ryn dari tangisnya dan ia membukakan pintu ..

'Bruk'

"Ferro.."

Ferro datang ke appartemennya dengan keadaan wajah babak belur dan tangis ryn semakin menjadi.

"Ferr lo kenapa .. Ferr "

Ryn menahan tubuh kekar Ferro yang lunglai .. ia membawa Ferro ke sofa ruang tamu.

"Gue obatin ya.."
Ryn memegang luka lebam di pipi Ferro.

"Shh~"

Ryn membawa kotak obatnya dan sebuah baskom kecil .. ia mengompres dan mengobati luka Ferro dengan teliti.

"Lo kenapa .. bisa jadi gini ?"

"Cuma berantem kecil dan biasa ryn"Suaranya serak.

"Kecil?biasa?apanya..lo hampir sekarat Ferr..ini ulah siapa?" ryn tidak tahu mengapa ia bisa langsung seakrab ini dengan Ferro .. padahal jelas jelas ia musuh dari sekolahnya dan baru mengenalnya secara langsung .. walau ia sudah tahu namanya tetaoi baru tadi Pagi ia menemui Ferro .. di makam.
"Ryn.. makasih udah mau perduli sama gue" ucap Ferro dan air matanya tak dapat terbendung lagi... Apa ?Ferro?Ferro menangis di hadapan ryn?

"Sama sama Ferr..mulai sekarang gue akan selalu ada untuk lo.." ucap ryn

"Lo tau?baru ini gue nemuin orang yang perduli banget sama gue selain kakak gue" ucap Ferro

"Kakak lo?"

"Jadi...Waktu itu gue jatoh dari motor dan kakak gue yang obatin gue .. waktu sakit kakak gue yang selalu ada di samping gue.. dan sampai kejadian 2 tahun lalu gue hampir ketabrak mobil dan kak veryn yang yang nyelamatin gue dan akhirnya dia yang ketabrak mobil itu.. dia meninggal dan orang tua gue selalu nyalahin gue atas meninggalnya kakak gue dulu.. " Ferro menjelaskan dengan suara Seraknya.

"Andai kakak gue sama kaya kakak lo.." tangis ryn meledak .. ia mendekap tubuh Ferro dan menangis di dada Ferro.Ferro mengelus rambut ryn.

"Lo boleh luapin semua kekesalanlo disini.. ceritain semuanya ke gue.."

"Hiks.. gue benci semua keluarga gue .. keluarga gue gak ada yang sayang sama gue ..hiks"

"kalau lo gak mau cerita sekarang,gue janji akan selalu ada disamping lo.. ryn lo bisa cerita kapan aja lo siap.." ucap Ferro tulus dan menangkup kedua pipi ryn kemudian menghapus air matanya."Senyum    dong nanti cantiknya ilang"Lanjutnya.

"Ferro.."pipi ryn memerah dan ryn tersenyum.

***
Acara tangis menangis sudah selesai.. kini mereka tengah duduk berdampingan di sebuah sofa dan menonton tv .. namun entah mereka lebih tertarik mengobrol daripada melirik tv itu.

"jadi wajah lo kenapa bisa lebam gitu?"Ucap ryn menekan bagian yang lebam.

Ferro meringis."Argh..Jadi gue....
Ferro menceritakan dari awal sampai akhir.

"Jadi kak Ferly sama geng nya ngeroyok lo? alasannya gara gara dia ngelihat gue sama lo di Starbucks ?"ryn mengernyit .. kenapa kak Ferly bisa marah?

"mungkin dia ada perasaan sama lo?"

"Perasaan?"

"Semacam cinta? mungkin"

"Okeoke.. jadi besok kan libur lo mau kemana?"
"Ke tempat biasa gue nongkrong bareng sama anak basket Atventy.. lo besok kemana?"

"Gue mau ikut lo aja .."

"Serius?"

"Iya serius"

"yaudah.."

***

Comment and Vote please.. jangan jadi Dark Readers😂

ValerynWhere stories live. Discover now