Bagian Satu : Sekolah Baru, Kehidupan Baru

9.2K 304 21
                                    

Juli 2010

"lo yakin, Rif mau pindah?"
"mau gimana lagi, Fir. Gue juga terpaksa. Tau sendiri kan gue disini gak bergitu keurus. Ibu gue ada di Kediri sana. Sedangkan gue di Ponorogo sini Cuma tinggal sama kakak gue yang absurd gitu."
"tapi kan. Senggaknya lo bisa tinggal di tempat gue kalo lo mau. Mama pasti seneng kalo lu tinggal disini."
"gak usah Fir. Makasih tawarannya. Lagian gue juga lagi ngejar beasiswa di salah satu sekolah di Kediri sana."
"haaah. Baiklah. Serah lo aja, Rif. Yang jelas, kalo lo pulang ke sini, jan lupa mampir ke rumah. Gue bakalan kangen berat sama lo."
"ya. Gue tau kalo gue emang ngangenin, Fir. Hahahahaha."
"njir. Najis lo. Dah sana buruan tidur."

Ya. Itulah percakapan ku dengan Firdaus malam itu. Malam itu, aku tidur di rumah Firdaus seperti biasa. Aku sering tidur disana. Salahkan saja kakak ku yang suka ngilang ntah kemana. Waktu itu, Cuma firdaus yang aku beritahu kalau aku akan pindah setelah lulus Sekolah Menengah Pertama. Kami sudah sangat dekat. Karena dari Taman Kanak - kanak kami selalu satu sekolah. Dia salah satu teman terbaikku. Aku sekolah di salah satu SMP yang cukup ternama di Ponorogo. Dan Firdaus juga kebetulan masuk ke sana.

Sebelumnya, kenalin. Nama ku Arif Surya Pambudi. Tapi orang - orang sering memanggilku 'Arif' 'Surya' 'Pampam' 'Upin'. Bahkan ada yang memanggilku 'Basir' gara - gara aku mirip bapak - bapak dari RT sebelah yang namanya Pak Basir, ato mereka juga kadang manggil 'Tungwor'. Entah apa itu artinya.

Firdaus satu - satunya teman cowok yang sangat dan paling dekat denganku. Kami tahu semua rahasia satu sama lain. Bahkan hanya dia yang tahu kalau aku sebenernya 'gay'. Ya, hanya dia yang ku beri tahu. Tapi dia tak serta merta menjauhi ku. Dia malah merangkulku. Dia yang selalu mengingatkan ku pada Tuhan. Dia yang selalu mengajakku untuk beribadah dan berdoa memohon ampun pada Tuhan. dia yang selalu mengajariku mengaji Alqur'an hingga alhamdulillah aku sudah khatam walaupun cuma sekali. Dia yang selalu mengingatkanku kalau di luar sana banyak orang yang menganggap dirinya 'NORMAL' tapi ibadahnya tak lebih baik dariku. Dia tak menghinaku. Dia tak menjauhiku. Dan itu yang membuatku bangga punya sahabat sepertinya.

Berat banget sebenernya ninggalin kota yang udah bikin aku nyaman. Ya walaupun aku juga sebenernya sering pindah - pindah ke luar kota karena ayahku. Aku sudah mengurus berkas - berkas kepindahan dari penduduk Kota Ponorogo, ke Kota Kediri. Waktu itu juga aku mengurus surat rujukan belajar dari dinas pendidikan karena itu adalah salah satu syarat kalau ingin melanjutkan ke sekolah yang aku tuju.

Aku masih inget. Waktu itu aku dan teman - temanku berkumpul. Sebenarnya, kebanyakan temanku adalah cewek. Ada juga cowok. Tapi gak begitu deket. Hanya beberapa temen cowok yang deket sama aku. Termasuk Firdaus. Aku, Firdaus, Aris, Leni, Lia, Fitri, Welas. Aku berpamitan pada mereka. Leni, Lia, Fitri, dan Welas sempat menangis saat ku pamiti. Bahkan Welas tak berhenti menitikan airmata saat mengantar kepindahannku. Karena memang dia yang paling bontot diantara kita semua.

-SKIP-

Kediri. Bukan hal yang baru saat aku pindah kesisni. Karena ini adalah tempat kelahiran ibuku. Keluarga ibuku semua ada di sini. Aku bahkan tiap tahun kesini bersama keluargaku saat merayakan Idul Fitri.

Sesampainya di Kediri, aku langsung mengurus pendaftaran di sekolah yang ibuku inginkan. Kemudian di hari berikutnya aku mengikuti serangkaian tes. Ada tes fisik, kesehatan, tes tulis, tes lisan, dan yang penting tes conversation.

Sebenarnya aku tak yakin akan masuk sekolah itu. Karena bahasa Inggris adalah kelemahanku. Aku bahkan hanya menapat nilai 7,00 pada pelajaran bahasa Inggris saat ujian nasioanal tingkat SMP dulu. Tapi ini kemauan ibuku. Jadi mau tak mau aku harus menurutinya. Karena ibuku satu - satunya yang aku punya disini.

Dan benar saja dugaanku. Aku tak lolos di tes conversation. Ibuku sempat kecewa. Tapi mau bagaimana lagi. Akirnya aku memutuskan untuk bersekolah di salah satu SMK Swasta yang juga termasuk unggulan di Kediri. Dan alhamdulillah aku diterima disana.

-----

Hari ini akan dimulai persiapan MOS. Persiapan MOS di mulai jam 1 siang. Tapi aku datang jam 2 karena aku mengalami kecelakaan saat berangkat. Aku duduk paling belakang di dalam aula. Semua berkumpul menjadi satu. Di sekolahku ini ada 6 jurusan yang dapat diambil. Ada Teknik Komputer Jaringan, Teknik Permesinan, Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Sepeda Motor, dan juga Multimedia. Dan kebetulan aku masuk di jurusan Teknik Komputer Jaringan.

Aku sangat malas mendengarkan penjelasan dari kakak osis yang berbicara panjang lebar di depan sana. Ku lirik orang - orang di sekitarku. Mereka juga sama saja denganku. tapi yang membedakan, mereka mempunyai teman untuk diajak bicara ataupn bercanda. Tapi aku? Aku tak punya sama sekali. Aku menjadi orang asing disini. Hingga mataku menangkap sosok orang yang juga sama sepertiku. Ku lihat dari seragamnya, dia termasuk salah satu murid SMP negri di Kediri. Dan banyak juga temannya yang masuk ke sini. Tapi entah kenapa dia lebih memilih untuk duduk di pojokan belakang tanpa berbaur dengan temannya.
Masih ku amati dia. Dia hanya diam. Memperhatikan depan. Aku bisa tahu pandangannya kosong. Mungkin dia merasa ada orang yang dari tadi memperhatikannya, dia lalu menoleh ke arahku. Ekspresinya datar. Benar - benar datar. Seperti dia menyimpan sejuta masalah dalam hidupnya.

Aku tersenyum ke arahnya. Kemudian dia juga terseyum. Lalu dia kembali menatap ke depan. Ku lihat bangku di sebelahnya kosong. Aku lalu pindah ke sebelahnya. Mungkin kita bisa jadi temen mulai sekarang.

"hay." Sapa ku.
"hay." Balasnya.
"kenapa gak gabung ama yang lain tuh?" tunjuk ku pada segerombol anak yang memakai seragam yang sama dengannya.
"gue males. Gue gak suka rame - rame."
"aah. Boleh kenalan? Nama gue Arif. Arif Surya Pambudi. Nama lo siapa?"
"gue Vebrian Lestyanto. Lo bisa panggil gue Vebri ato Bian. Tapi awas aja kalo lo panggil gue Tya! Gue jitak pala lo."
"hahahahahaha. Tya~" panggilku dengan suara manja.
"yaaak. Udah gue bilang jangan panggil gue Tya!! Issh." Katanya sambil jitak kepalaku.
"hehehe. Maap maap. Emm, gue panggil 'Pepi' aja ya." Balasku sambil ngelus kepala ku.
"yauda serah lo aja."
"lo ambil jurusan apa?"
"sebenernya gue disuruh masuk jurusan TSM, tapi gue males. Jadi gue ambil TKJ aja. Lo ambil apa, Rif?"
"sama. Gue juga TKJ."
"hmm.. bagus deh." Kata Vebri.

Kita ngobrol banyak saat itu. Hingga kita gak tau kalau sebentar lagi kita di suruh ke lapangan untuk pengumuman apa yang mesti di siapin untuk MOS besoknya. Aku dan Vebri keluar aula lalu berjalan menuju lapangan. Vebri berpisah denganku karena dia ingin ke kamar mandi sebentar. Sesampainya di lapangan, semua di instruksikan untuk berbaris.

"semuanya, dengerin! Baris sesuai dengan jurusannya masing - masing. Trus dengerin instruksi kakak Pembina di depannya. Jurusan Multimedia bareng kak Arfan di paling kanan saya. Selanjutnya di sebelahnya jurusan TKJ bareng kak Aini. Sebelahnya lagi jurusan TP bareng kak Imam. Terus TSM bareng kak Arya. Sebelahnya TKR bareng kak Reza. Lalu paling kanan TITL bareng kak Anggia." kata ketua pelaksanaan ospek kali ini dengan menggunakan megaphone.

Aku berjalan mengikuti instruksi kakak tingkatku yang kebetulan juga sebagai ketua pelaksana MOS ini. Aku menuju barisan. Ternyata ada lumayan banyak anak yang mengambil jurusan TKJ. Ada sekitar 120 anak. Kemudian kita di absen satu - satu lalu di bagi lagi menjadi tiga kelas. Dan alangkah senangnya aku, saat aku berada satu kelas lagi dengan Vebri. Hahahaha. Jodoh emang gak kemana. :D

Saat di barisan, oleh kakak Pembina dikasih tau apa yang bakalan di lakuin saat MOS besok, barang apa yang perlu dibawa, dan tempat pelaksanaan MOS nya. Aku Cuma manggut - manggut dan sok paham. Padahal aku gak dengerin apa yang di omongin kak Aini.
Setelah selesai, aku mendekati Vebri.

"Pep, rumah lu mana? Gue nebeng yah. Gue tadi kesini naek ojek."
"rumah gue di Kayen Kidul. Tau kan?"
"ngghh.. kagak.. hahahahaha.."
"iiisssh. Apa sih yang lu tau rif."
"hehehehe. Maap deh, ya. gue kan orang baru di sini. Baru juga beberapa hari disini."
"iya iya. Lo tau Ngasem? Itu lurus aja sampek mentok bener - bener mentok. Baru kalo uda ketemu pertigaan belok kanan, trus belok kiri. Cari rumah warna coklat. situ rumah gue. Rumah lu mana?" katanya jelasin letak rumahnya.
"gue mah cuma Ngasem situ. Hahahaha. Yey. Berarti kita searah." Aku kegirangan.
"iya. Yauda. Ayo balik. Gue uda males lama - lama disini."
"siap bos."

Kemudian kita ke parkiran sekolah, sambil nungguin Vebri ambil motor, aku nunggu di depan parkiran. Lalu gak berapa lama Vebri dateng.

"buru naik."
"iya." aku naik ke motor Vebri.
Entah sengaja atau nggak, dia langsung melajukan motornya kenceng banget. Otomatis aku meluk dia biar gak jatuh, dan dia Cuma ketawa - ketawa. Aku sempet jitak helmnya dan dia mengaduh kesakitan. Kemudian pas di jalan, kita ngobrol lagi panjang lebar ngalor ngidul dan ketawa - ketawa gara - gara obrolan gaje kita.
.
.
TBC

Bikin cerita baru nih. Ada yang minat gak ya, kalo gak minat mau aku apus aja. Tapi liat dulu gimana responnya. :)

Pacar Sebangku [RePublish/ Dalam Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang