Part 1

17.9K 1K 25
                                    

Author

Rizky Arveansyah, seorang pria tampan berusia 30 tahun. Berwajah tegas, rambut hitam pendek yang membuatnya terlihat cool dengan rahang yang sekilas tampak di tumbuhi rambut-rambut halus terlihat maskulin dan mata cokelat pekat. Ia sangat tampan dengan tinggi kira-kira 180 cm. Status yang disandangnya seorang duda. Ia telah menikah dengan Almeera 5 tahun yang lalu dan dikarunai seorang putri cantik yang bernama Aira Noer Arveansyah. Sangat disayangkan memang pernikahan mereka berakhir disaat Aira menginjak usia 1 tahun. Bukan berakhir perceraian melainkan Almeera meninggal dunia karena kecelakaan, ia menjadi korban tabrak lari.

Sebelum Almeera di nyatakan meninggal ia mengalami koma selama berbulan-bulan. Dengan biaya rumah sakit yang cukup banyak mengharuskan Rizky menjual aset-aset berharganya dari mobil, motor dan rumahnya. Ternyata pengorbanannya sia-sia saja Almeera akhirnya meninggalkan ia untuk selama-lamanya.

Kehidupan Rizky berbalik 180 derajat, sekarang ia sudah tidak punya apa-apa lagi kecuali harta yang sangat berharga dalam hidupnya yaitu putri tercintanya. Di saat keterpurukannya itu ia ingat bahwa masih ada tanggung jawabnya sebagai ayah.

Rizky dan Aira tinggal di kontrakan kecil yang ia bayar sebesar Rp. 500.000,- setiap bulannya dan itu belum termasuk listrik dan PAM. Rizky merasa bersalah dengan keadaannya karena secara tidak langsung Aira harus menanggungnya juga. Ia tidak bisa membahagiakan Aira dengan kemewahan. Akan tetapi dengan semampunya ia berjuang untuk membahagiakan putri kecilnya dengan cara memberikan apa yang Aira mau. Terkadang Aira tidak memaksa jika Rizky tidak bisa membelikannya. Ia seperti mengerti keadaan ayahnya. Bangga sudah pasti, Rizky tidak menyangka putri kecilnya itu bisa bersikap dewasa di usianya.

Kini Aira berusia 4 tahun, ia sudah bersekolah PAUD.

"Ayah, nanti belikan Aila baju muslim Flozen ya. Teman-teman Aila membeli baju itu, katanya bagus. Aila jadi mau, yah" Ucap Aira yang masih belum bisa menyebutkan huruf 'R' dipangkuan Rizky di dalam Bus. Tidak ada tempat duduk yang kosong lagi untuk Aira.

Rizky tersenyum, "Iya, nanti ayah belikan kalau sudah gajian ya" Ia mengusap rambut Aira dengan sayang.

Aira menengok kebelakang mensejajarkan wajahnya dengan Rizky, "Benal, yah?" Tanyanya antusias di tambah dengan mata bulat yang membinar.

Rizky menatap wajah Aira, "Benar, sayang. Kita akan beli baju itu nanti tapi Aira harus sabar menunggu ayah gajian ya"

"Ayah, gajiannya kapan?"

"Ehmm... Mungkin dua minggu lagi" Jawaban Rizky membuat binar mata Aira meredup, kecewa.

"Masih lama ya, yah?" Raut wajahnya menjadi murung. Ia ingin segera membeli baju Frozen agar bisa memakainya bersama teman-temannya. Ia tidak menyangka harus menunggu lebih lama lagi.

Rizky menghela nafasnya, ia tau jika putri kecilnya kecewa. "Iya, sayang.. maafkan ayah. Kamu harus menunggu dulu sampai ayah gajian" Aira menunduk tidak menjawab.

Setelah turun dari Bus, mereka berjalan menuju sekolah Aira walaupun tidak terlalu jauh. Sepanjang jalan Aira diam saja, ia menundukan kepalanya seolah tanah lebih menarik daripada obrolan ayahnya.

Sesampainya didepan sekolah Rizky jongkok agar setara dengan tinggi tubuh Aira, "Di sekolah Aira jangan nakal, perhatikan guru yang lagi mengajar ya. Aira mau jadi anak pintarkan?" Aira hanya mengangguk. "Bekalnya juga harus dihabiskan, jangan jajan diluar dan jangan berbicara dengan orang asing" Anggukkan Aira menjadi jawabannya. "Ya sudah, ayah pergi kerja dulu. Nanti siang ayah jemput" Rizky mencium pipi Aira lalu mengusap kepalanya.

Aira masuk ke dalam kelasnya dengan perasaan sedih. Ia merasa kecewa harus menunggu sedangkan teman-temannya sudah memilikinya. Rizky berlari mengejar waktu takut terlambat kerja. Ia harus naik angkutan umum kembali untuk sampai kantornya. Pikirannya melayang jauh memikirkan Aira yang menginginkan pakaian muslim Frozen. Ia terpaksa menekan perasaannya, membuat putri kecilnya bersedih adalah penyesalan dalam hidupnya.

The LiFe (GOOGLE PLAY BOOK & DREAME/INNOVEL/MARIBACA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang