Sweet Introduction, Bitter Feeling

36 2 1
                                    

I still remember that time
When you hold my hand and say
"P"
It means your name
I'm happy to hear that,
Although I have known your name before.

Waktu perkenalan itu mungkin berasa berkesan bagiku, saat aku bisa lihat senyummu yang manis, walaupun saat itu aku tau, kamu lagi kecapekan setelah perjalanan yang jauh.

Seharian aku cuma bisa lihat kamu dari jauh. Dan waktu aku tau kamu lihat aku balik, aku dengan segera buang muka sekuat tenaga, sampai nyundul muka temen.

Lucu, waktu lihat kamu senyum, ketawa, dan bernyanyi.
Aku bersyukur, kita masih kesempatan buat sekedar ngobrol, bercanda, dan berbagi cerita sepanjang malam.

Hari itu tanggal 25 desember, Hari Natal.
Aku penuh semangat bangun dari tempat tidur, langsung cuci muka dan nyiapin jas buat ibadah natal.
I won't let this moment fly away.
Aku mau momen ini berkesan
Jas, celana, sepatu sudah siap
Aku pergi mandi terus sarapan.

Setelah semua siap, aku berangkat.
Dan seperti yang sudah kuduga sebelumnya, aku telat.
Aku hampir ga kebagian tempat duduk di dalam gedung gereja, tapi aku harus masuk, aku harus liat kamu pelayanan dari dekat.
Dan aku berhasil, dapat bangku di baris paling belakang, di tengah, such a perfect spot to see you.

Sehari itu, I feel so happy, aku bahagia bisa ketemu kamu.
Tapi aku sadar, setiap pertemuan selalu dibayangi perpisahan dibelakangya.
Dan sekarang aku ngerasain itu, waktu dan keadaan yang memisahkan.
Kamu harus pergi, dan kamu beneran pergi, meninggalkan satu foto kita di hapeku.
Cukup lah buat aku, buat sekedar mengingatkan aku gimana manisnya senyummu. Ah

Tapi kabar baik datang, aku dapat pin BBmu.
Pastinya aku invite.
Dan kamu accept.
Aku coba chat kamu, awalnya aku bingung mau mulai darimana, tapi makin lama aku makin tau harus bagaimana.

Kita chatting, aku sering cerita, dan minta pendapatmu.
Ga jarang kamu kasih aku pendapat yang membuka mataku. Kalau apa yang aku lakuin itu beneran ga penting. Aku juga jadi tau, kalau masih banyak hal lebih penting yang bisa aku lakukan.

Kamu juga ajar aku kontrol emosi, hal yang paling sulit aku pelajari. Walaupun susah, aku mau berusaha kok.

Banyak sekali semangat dan perubahan yang aku dapat sejak aku kenal kamu.

Dan aku sangat suka sifatmu yang ingin tahu semuanya dengan detail, yang kemudian cenderung kasih pertanyaan-pertanyaan menyudutkan yang susah untuk dijawab tidak jujur.

Kamu unik, pandai, dan menarik.
Aku nyaman dekat dengan kamu.
Tapi aku sudah pernah bilang kalau ini bukan cinta, ini cuma kekaguman seorang teman.

Tapi aku disadarkan pepatah, "cinta bisa datang dari kebiasaan."
Dan akhir-akhir ini, aku mulai dibuat bingung sama apa yang aku rasakan.
Apa aku mulai suka kamu?
Rasanya semua itu datang tanpa alasan.
Aku jatuh hati.
Tapi aku sudah berjanji kalau aku hanya boleh menganggapmu sahabat. Tidak lebih.

Dan kini, aku pergi.
Bukan karena aku sudah tidak nyaman, tapi karena perasaan ini mulai membingungkan dan berjalan keluar zona pertemanan.

Sweet Introduction, Bitter FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang