D I F F E R E N T : "Are you okay, Hinata?"

7.7K 312 20
                                    

Author Pov.

Dua bulan kemudian..

Pagi hari di kota Konoha...

"Nghh.... hoam..." sepasang mata biru seindah batu saffir itu tampak perlahan-lahan tampil setelah semalaman bersembunyi dibalik kelopak maniknya. Tangan kekarnya masih setia memeluk tubuh ramping sosok wanita yang setiap malam selalu menemani tidurnya.

Entah sudah berapa kali pria itu mencumbui wanitanya setelah peresmian pernikahan mereka berlangsung sekitar 2 bulan yang lalu. Apa lagi tadi malam benar-benar membuat ranjangnya begitu panas membakar hasrat sepasang suami istri itu, membuatnya semakin ingin lagi dan lagi.

Sudahlah, itu privasi mereka. Kita tak perlu tau kan?

Pria itu tersenyum tatkala istrinya masih mendengkur halus dalam pelukannya.

Perlahan dia mencium pipinya, dan berbisik lembut ditelinga istrinya, "Ohayou, Hinata-hime.."

Wanita yang disebut Hinata itu menggeliat geli, hembusan nafas Naruto benar-benar ampuh membangunkan wanita itu.

"Nghh... Naruto-kun? Kau sudah bangun?" tuturnya sambil mengusap kedua maniknya lembut.

Sang suami malah semakin mengeratkan pelukannya tanpa menggubris pertanyaan istrinya. Suasana pagi yang masih terasa dingin membuat Naruto malas untuk memijakkan kakinya ke lantai. Dia lebih memilih kembali tidur bersama Hinata.

"Anata~ jangan bermalas-malasan! Kau harus ke kantor hari ini. Lagipula tubuhku terasa amat lengket, aku ingin mandi"

Naruto tersenyum dengan matanya yang malah tertutup, "Aku ingin menghabiskan waktuku bersamamu, Hime,"

Hinata sedikit memberontak karena tangan Naruto tak mau lepas dari tubuhnya, "Kalau begitu biarkan aku mandi dan menyiapkan sarapan untuk kita, Naruto-kun. Jadi ku mohon lepaskan!"

Naruto membuka matanya, lalu mencengkram kuat kedua tangan mungil Hinata. Wanitanya ditarik paksa lalu diposisikan dibawahnya, seakan pria itu ingin menerkam mangsanya.

"Jangan mandi dulu Hime, aku ingin menggarap kebunku lagi pagi ini.." Naruto menyeringai mesum pada Hinata.

Blushhh!

Wajah sang istri berubah merah seperti tomat kesukaan Sasuke (?). Itu membuat Naruto semakin gemas.

"Pak tua mesum!" serunya dengan nada tak suka.

"Ayolah Hime, sekali lagi..." pinta Naruto.

"Mou, Naruto-kun. Kau harus ke kantor,"

Naruto berubah cemberut, cengkraman tangannya dilepaskan lalu dia terduduk ditepi ranjang.

Hinata merasa bersalah dengan perkataannya tadi, akhirnya dia bangkit dan ikut duduk disamping Naruto.

"Kau marah padaku?" tanya Hinata.

Naruto tak menjawab, dia malah semakin menggembungkan pipinya dengan bibir sedikit maju dan mengkerut. Lucu sekali..

Tiba-tiba Hinata mendekat ke arah Naruto dan...

Cup~

Satu kecupan lembut mendarat dipipi tirus sang suami, rasanya begitu hangat dan sedikit basah.

Naruto berubah merona, tangan kekarnya menyentuh pipi yang sempat Hinata kecup lalu menatap ke arah istrinya seolah tak percaya.

Hinata menyengir, "Aku mandi dulu ya, nanti ku buatkan sarapan yang spesial untukmu. Jangan marah lagi,"

Wanita itu bangkit dan berlari kecil ke arah pintu kamar mandi dan meninggalkan Naruto membatu disana.

.

[ 3 ] DIFFERENT [ Epilogue ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang