Norman jijik melihat adegan sadis tersebut, perlahan memalingkan wajahnya dengan ekspresi ingin muntah. Disamping itu, ia merasa takut Beowulf tidak mengenalinya lagi dan malah menyerangnya. Jaan sedang kerasukan dan ia bisa melakukan apapun tanpa mengingat apapun.

Norman mencabut pisau es yang menancap di dadanya. Darah mengucur dari sana. Darah kental. Rupanya dinginnya pisau es tadi sempat membekukan pendarahannya sehingga setelah dicabut, tidak terlalu banyak darah yang keluar.

Jiwa-jiwa para penjaga es yang terbantai itu meraung kesakitan memekakkan telinga batin Kyla. Kyla terbangun membuka matanya, berdiri perlahan dari pelukan Zhuge yang sedang menggendongnya keluar dungeon.

Zhuge menurunkan Kyla dari gendongannya dengan hati-hati. Mata Kyla dengan lembut menatapnya. Bukan tatapan Kyla yang biasanya. Biasanya Kyla langsung menatap langsung ke dalam mata lawan bicaranya dengan polos. Kali ini begitu lembut dan sangat dewasa.

Saat Kyla menoleh pada Zhuge yang terus mengikutinya dengan ragu, Kyla tersenyum dengan senyum yang tidak biasa padanya. Ia terlihat berbeda dan lain. Namun senyum itu mampu membuat pemuda itu percaya padanya dan membiarkannya pergi.

Rahela dengan tubuh Kyla berjalan menuju ruangan tengah dimana Beowulf dalam tubuh Jaan sedang membantai para penjaga dan Ice Queen. Kini Ice Queen telah terbebas dari tombak es dan pedang yang memakunya di dinding.

Ice Queen kini ketakutan dan melarikan diri. Namun Beowulf mengejarnya dengan beringas. Beowulf bisa melompat tinggi sekali dan tolakannya sangat jauh. Ia bisa mengejar kecepatan Ice Queen yang terbang bagai lalat raksasa.

Akhirnya, Beowulf berhasil menangkap Ice Queen dan menghujamkan pedang Einherjar untuk menembus jantungnya tanpa keraguan sedikitpun.

Mendadak terjadi perubahan aura dalam tubuh Ice Queen. Seakan ada jiwa lain yang merasuk ke dalam tubuhnya, Ice Queen menangkap Einherjar hanya dengan menggunakan satu tangannya saja.

Belum pernah ada yang bisa menangkap kibasan pedangnya mudah ini. Musuhnya menjadi sangat, sangat kuat.

Perlahan Ice Queen berdiri dan menghempaskan Einherjar, membuat Beowulf mundur beberapa meter.  Beowulf mengibaskan pedangnya ke depan tubuhnya menantang Ice Queen yang tampaknya juga kerasukan sesuatu.

Ice Queen sendiri sudah berdiri dan merentangkan kedua tangannya. Perlahan-lahan karbondioksida beku muncul di tangannya, membentuk dua bilah pedang es yang berasap deras.

Ice Queen menjadi lebih tenang dan terkendali sekarang.

Keheningan merasuk diantara mereka yang saling berhadap-hadapan kini. Tidak ada satupun dari mereka yang bergerak, mata mereka mengawasi lawan mereka dengan lekat.

Setitik es di atap Ice Castle mencair dan jatuh ke lantai….

Saat itulah Ice Queen dan Beowulf maju menerjang satu sama lain.

Crakk!!

Hantaman pedang pertama diantara mereka terjadi. Ice Queen melawan dengan dua pedang, berputar sambil mengayunkan pedangnya menghajar Beowulf yang terus menangkis dengan gerakan sirkular.

Keduanya sama kuat. Sebuah tusukan kuat dari Ice Queen berhasil dihindari Beowulf yang berputar ke belakang sambil menghajar kepala Ice Queen. Ice Queen sudah mengantisipasinya dan menunduk. Ia melompat ke tembok dan bertolak dari sana untuk menyerang Beowulf yang kembali menangkisnya.

Ice Queen melompat ke ujung ruangan di depan tangga, mendarat sambil menghadap Beowulf yang maju menerjangnya.

Crankk!!

Ayunan pedang Beowulf hanya menghajar tangga kosong saat Ice Queen sudah melompat ke atas tangga, naik ke lantai dua. Beowulf melompat ke pegangan tangga dengan lincah untuk mengejar Ice Queen. Mereka saling menyerang dan menangkis di atas pegangan beranda. Ketinggian tidak lagi menjadi faktor pemecah konsentrasi mereka. Jatuh tidak lagi jadi perhatian mereka. Hanya ada nyawa mereka untuk dipertahankan, dan nyawa musuh untuk diambil sebelum mereka yang kehilangan nyawa itu.

Force : The Guardian (draft version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang