31⟩ Epilog

2K 141 5
                                    

Beberapa bulan setelahnya...

Linneas sedang mengutak-atik dapurnya untuk sekedar membuat Cemilan malam yang akan ia makan.

Tiba-tiba saja, tangan kekar yang sangat ia kenali itu melingkar sempurna di pinggang kecilnya. Itu Niall, Kekasihnya.

"Aku sedang memasak, Niall." Kata Linneas dengan senyuman yang sudah mengembang di wajahnya.

"Kau masak apa?"

"Hanya beberapa roti lapis, Kau mau pakai saus atau tidak?" Niall menggeleng di atas pundak Linneas. dan Linneas bisa merasakan penggerakkan itu.

Ia memasukan beberapa lembar daging yang sudah ia masak tadi, dan menutup atasnya dengan roti teroles mentega.

"Linn.." Niall memanggil lalu memutar tubuh kekasihnya. "Sabtu nanti aku harus segera kembali ke California."

Linneas terdiam. Memandangi wajah gusar Lelakinya itu, "Aku mengerti," Jawabnya dengan senyum. "Lihatlah, Sekarang kekasihku sudah menjadi orang yang sibuk!"

Niall terkekeh lalu mengecup puncak kepala Linneas cepat, "Tapi aku tidak akan pernah sibuk untuk menghubungimu!"

"ya ya, Aku percaya itu!" Ujar Linneas, "Ayo habiskan makanan ini."

Niall mengangguk dan berjalan di samping Linneas sembari merangkul gadis itu.

-

"Terasa lucu jika mengingat keadaan kita sekarang.." Kata tiba-tiba Niall. Linneas yang awalnya terfokus pada film yang terputar, menjadi menoleh dan menatap Niall bingung.

"Maksudmu?" Tanya Linneas.

"Kau ingat dulu? Betapa kau sangat membenciku, bahkan sampai terbesit dibenakku ide licik untuk balas dendam padamu. Tapi, Lihat kita sekarang," Jelas Niall kemudian menatap Linneas.

Gadis itu terkekeh lalu mengeratkan pelukkanya di tubuh lelaki yang ia cinta ini, "Lucu memang, ketika aku jatuh cinta untuk pertama kali, dan ternyata pada musuhku sendiri!"

"Percayalah Linn, aku juga merasa seperti itu."

"Seperti yang mana?"

"Yang kau sebut dengan Cinta."

Gadis itu mengulum senyum untuk yang kesekian kalinya. You know, Kebiasaan gugupnya.

Dan Niall? Apa yang bisa dilakukan lelaki itu jika bukan tertawa melihat pipi Kekasihnya yang sudah sangat merona?

"Aku tidak tahu sudah berapa kali aku mengatakan ini, Tapi.." Linneas menahan, "Aku memang selalu jatuh cinta padamu."

"Without my words, you already know what my heart says." Kata Niall kemudian mengecup pipi embul gadisnya. Mengecupnya beberapa kali dengan cepat, sehingga Linneas memekik kegelian.

"Niall sudah.. Hentikan! Hahaha.." Teriak Linneas sembari mendorong tubuh Niall yang sebenarnya tidak ada efeknya sama sekali.

Aku sudah menjelaskan belum? Jika posisi Niall saat ini ada di England ?

Yep, Niall yang mendapat cuti kali ini. Dan ia juga yang berkunjung untuk mengunjungi kekasih tersayang yang telah tidak bertemu dengannya dalam beberapa bulan ini.

Mereka tampak bahagia walaupun terbentang jarak yang jauh serta perbedaan durasi waktu beberapa jam.

Bagi Niall, tidak ada satu pun alasan untuk tidak meneruskan sebuah hubungan walaupun terpisah oleh jarak. Selama masih ada pesawat dan Media komunikasi, semuannya akan tetap berjalan dengan lancar. Begitu juga dengan Linneas.

Kembali pada mereka,

Linneas tetap memeluk badan tegap Niall dengan sangat erat. Ia menenggelamkan kepalanya dibalik lengan kekar itu. Hidungnya tidak berhenti menghirup wangi tubuh Niall yang sangat ia sukai.

Sementara Niall menatap Linneas dengan heran, "Kau kenapa?!" Tanya Niall memastikan. Linneas hanya menggeleng sembari memandang wajah Niall dengan senang.

Padahal dalam benaknya, terngiang kata...

"He is my real first love." - Linneas



















Selesai:)

-chaèlsa

My First Love, Niall! ✔Where stories live. Discover now