Cinta yang entah bagaimana caranya bisa ada dalam diriku. Audrey, mudah sekali dia berbicara dan menyakiti hatiku padahal aku sudah berusaha untuk menjaga hatinya dengan menekan perasaanku, bersusah payah untuk membuang keping-keping rasa cinta yang telah berkali-kali kucoba untuk menghancurkannya selama tahun-tahun menyiksa ini. Dia tak tahu bagaimana empat tahun yang lalu aku membuat dan mengirim surat cinta kepada jun atas nama sahabatku, menjadi penasehat cinta kedua orang itu. Hingga tiba - tiba kudengar mereka putus hubungan, Jun mendadak menjauhiku dan yang paling mengejutkan adalah saat sahabatku berkata bahwa Jun tidak pernah menyukainya dan justru menyukaiku.

            Kegilaan cinta yang kulakukan seperti kisah-kisah sinema elektronik. Kukatakan pada sahabatku bahwa aku tak mempunyai rasa apa pun untuk Jun, lalu kutanyakan padanya darimana dia mendapat pernyataan bodoh itu.

            Bukan dari Jun tapi dari Dan. Ini menyakitkanku, Dan bukan orang yang bisa dipercaya, dia big fat liar di kelas padahal aku berharap Jun benar-benar mengatakannya. Aku membohongi diriku sendiri dan sahabatku. Aku sama saja dengan Dan.

            Aku berusaha untuk tidak terlalu memikirkan perasaanku kepada Jun meski rasa sakit selalu datang melanda setiap kali kulihat dia dan kudengar bahwa dia memiliki pacar baru. Kubiarkan semua berjalan apa adanya, lagipula aku juga bukan orang yang terlalu suka menjadikan beban setiap masalah yang ada. Cinta bukan hal yang penting untuk dipikirkan juga, menurutku. Aku hanya ingin menjadi gadis berprestasi dan membanggakan kedua orang tuaku serta mempertahankan predikat juara umum   sekolahku.

            Jun menjauh, akhirnya kusadari itu. Dia bukan Jun yang kukenal dulu. Dia aneh dan tak bersahabat padaku. Tak pernah sekalipun dia menyapaku, setiap kali bertemu hanya saling menatap dengan tatapan datar tak bermakna. Aku sama sekali tak tahu kenapa dia seperti itu padaku dan bersikap biasa saja kepada teman-teman yang lain meskipun dia telah bersekolah di sekolah yang berbeda.

            Sekarang hubunganku sudah membaik dengan Jun meskipun aku masih ingin tahu kenapa dia menyiksaku selam empat tahun ini. Jantungku sering berdetak kencang membuat ku gugup setiap kali aku berada di dekatnya. Aku tahu ini sebuah kesalahan besar karena aku masih menyayangi UJun sementara ada Audrey , gadis cantik yang selalu menjadi pasangan Jun baik dalam pentas maupun di dunia nyata.

            Aku sama sekali tak bisa berbuat apa-apa untuk menghilangkan perasaan ini karena aku sendiri tak tahu bagaimana cara dia tumbuh dalam hatiku. Aku hanya ingin berada dalam keadaan yang baik untuk semua. Bisa bersahabat lagi dengan Jun sudah cukup bagiku. Aku tersenyum setiap kali melihat binar-binar  cinta di mata indah Jun saat dia bersama Audrey. Kucoba bahagia meski sakit menusuk dan mencabik-cabik hatiku.

            “Sekarang ingat kata-kataku dengan baik Hanna,” Audrey menunjuk wajahku seolah aku ini kotoran busuk yang tak pantas untuk disentuh, “jauhi Jun. selamanya lakukan itu sampai kau yakin bahwa kau telah melupakannya,”

            Apakah seperti itu kuasa seorang gadis yang telah menjadi kekasih seorang laki-laki? Aku hanya ingin kembali berteman dengan Jun, hanya itu, tidak lebih. Cukuplah biar kusimpan perasaanku sampai dia menghilang sendiri. Kenapa pula hanya aku yang dicurigai oleh Audrey? Ada banyak gadis di luar sana yang dekat dengan Jun. Aku juga bersikap biasa saja kepada Jun, sama denagn sikapku kepada anak laki-laki lain di sanggar.

            “Hanna?” sebuah suara yang sudah tak asing lagi bagiku tiba-tiba muncul dan mengusik segala pemikiran di otakkk yang mengeruhkan hatiku.

            “Jun?” dia kini berdiri di hadapanku dengan raut resah di balik senyuman yang dia berikan padaku.

            Kumainkan jemari-jemari tanganku di atas tas ransel dalam pangkuanku, mengetuk-ngetukannya tanpa menimbulkan suara berarti. Mata kami memandang jauh ke taman bunga warna-warni di hadapan kami, kupu-kupu dan kumbang berterbangan mnenambah indah panorama . wangi semerbak menggelitik hidungku ketika angin berhembus menerbangkan sari-sari bunga.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 20, 2013 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AndaiWhere stories live. Discover now