Part 1: Beginning

14.5K 190 9
                                    


"Kau kubiarakan tinggal disini bersamaku bukan berati kau bisa hidup dengan sesukamu. Semua hal yang akan kau lakukan harus atas ijinku, karena kau bukan istri dari seorang pria biasa. Kau istri seorang aktor, Fabian Alexander..."

Rena merasa dirinya seperti sedang bermimpi begitu memasuki apartement mewah milik pria yang baru saja menikahinya sehari lalu. Dia bahkan tidak pernah berdoa sekalipun pada Tuhan agar berjodoh dengan seorang pria oriental sekaligus kaya raya seperti Fabian. Tunggu, berjodoh? Dan, aktor katanya? Jika tidak diberitahu, mungkin saja Rena tidak akan pernah tahu kalau suaminya ini adalah seorang aktor. Tapi,

"Aktor itu apa ya, Bi?"

Seperti baru saja mendengar suara petir yang melesak masuk ke dalam apartemennya, Fabian baru ingat kalau berbicara panjang lebar pada manusia primitif seperti Rena akan sia-sia saja. Sejak awal, memang sudah ada yang aneh dengan wanita yang ia nikahi ini, dia berbeda, sedikit...kuno? Ketinggalan jaman?

Dia ingat bagaimana pertemuan mereka terjadi dengan begitu buruk. Dimana dengan ceroboh Rena membuat baju rancangan Tom Ford yang Fabian pakai menjadi robek. Rena hanya terlalu bersemangat untuk mengembalikan kembalian 500 rupiah kepada Fabian, sampa menarik lengan baju pria itu dengan kuat hingga membuat jahitannya putus. Entah tenaga apa yang dimiliki Rena sampai bisa membuat baju Tom Ford menjadi tak berharga ketimbang uang koin 500 rupiah.

Sebenarnya itu bukan masalah besar karena masih ada yang lebih buruk daripada rancangan Tom Ford yang gagal. Masih di hari yang sama, Rena yang merasa begitu bersalah karena membuat tamu VIP mendapat kenangan buruk di cafe tempatnya bekerja, nekat mengejar mobil Fabian yang sudah berjalan untuk sebuah permintaan maaf. Sekalipun Fabian mendengarnya, pria itu memang tak berminat untuk berhenti dan membiarkan saja Rena. Sampai ketika mobilnya harus berhenti di lampu merah dan selanjutnya terdengar suara hantaman keras dari arah belakang. Dan begitu Fabian menyadarinya, sebuah sepatu dengan hak sepanjang 7 centi sudah menancap di kaca belakang yang menjadi retak seperti bekas tembakan. Jangan ditanya perbuatan siapa karena Fabian sedang mengingat bagaimana pertemuanya dengan si manusia primitif ini sejak tadi. Tentu saja, Rena.

Fabian baru akan menelepon Tama untuk menanyakan kedatangan bed pesanannya saat menyadari Rena yang ternyata sejak tadi tidak melepas kets nya. Dia bahkan sudah menginjak-injak karpet berbulu domba kesayangannya untuk duduk di sofa setelah itu.

"Hei!"

Satu gertakan Fabian sukses membuat Rena menjumbul dari tempatnya duduk.

Masih belum berhenti disana karena Rena langsung saja naik di sofa yang sukses mengejutkan Fabian karena sofa sewarna kopi susu nya kini bagai bertabur bubuk coklat.

"Apa? Kenapa? Ada apa, Bi?! Dimana tikusnya?" adalah yang keluar dari mulut Rena, membuat Fabian semakin frustasi dengan ulahnya tololnya.

Rena nyaris tersedak liurnya saat dengan tiba-tiba tanganya ditarik oleh Fabian dan dalam sekejap mata dirinya sudah berada dalam gendongan Fabian. Ah, bahkan Rena tak yakin kalau Fabian sedang menggendongnya sedangkan dia ingat bagaimana cara rekan kerjanya mengangkut karung kopi yang baru datang untuk dimasukkan ke dalam gudang. Kira-kira seperti itu keadaanya saat ini. Seperti...karung kopi? Atau beras?

"Auw!" dan dia baru ingat kalau setelah itu, mereka—para lelaki itu—melempar saja karung menjadi tumpukan—dengan kasar. Dan selajutnya karung-karung itu berlubang lalu Rena yang bertugas memunguti ceceran biji kopi di lantai. Sialan memang.

"Jangan duduk dimanapun! Berdiri dimanapun! Dan melakukan hal apa saja yang membuatku kesal karena aku sedang tidak ingin berdebat dengan siapapun hari ini."

Playfull Kiss.Where stories live. Discover now